Chapter 14A

9.6K 572 63
                                    

Taman kampus ini dikelilingi oleh rerumputan dan pepohonan. Untuk masuk ke dalamnya para mahasiswa haruslah melewati deretan pohon yang membentuk lorong serta jalan setapak yang terbuat dari bebatuan. Banyak sekali orang yang menyukai tempat ini. Bukan hanya para mahasiswanya, melainkan orang awam pun terkadang turut hadir untuk menikmati suasana nyaman ini, terutama pada akhir pekan.

Dari banyak deretan bangku piknik yang terletak di tengah taman kampus tersebut berkumpul dua orang pemuda dengan satu orang gadis. Dua orang pemuda itu berparas menawan dan modis, berbanding terbalik dengan sosok gadis di hadapan mereka yang lebih menyukai mengenakan kacamata dan tenggelam di dalam buku-buku, dibandingkan bermain dengan teman-teman seumurnya. Untung saja, kedua pemuda yang notabene sahabatnya selalu setia menemaninya. Jika tidak, entahlah siapa lagi yang mau menemani gadis pendiam tersebut.

"Jadi, ini bentuk persamaannya," ujar sang wanita di tengah-tengah suasana sore. Inilah kebiasaannya dikala senggang, menemani teman-temannya belajar. "Setelah itu, kalian hanya perlu menuliskannya dalam bentuk matematis," ujarnya selagi mencorat-coret kertas di hadapannya.

"Oh, baiklah aku mengerti," dua pemuda itu menggaruk kepala mereka dengan ujung pena kemudian mengangguk-anggukan kepala. Demi Tuhan, memang sahabat mereka ini terlalu pintar untuk diikuti pemikirannya. Tidak salah jika dia menjadi anak kesayangan dosen.

Kushina tersenyum lega dikala sahabat-sahabatnya mengerti. Sudah tiga kali dia mencoba menjelaskan dan akhirnya sahabat-sahabatnya bisa menerima penjelasan kalkulusnya. Kushina tidak mau Fugaku dan Minato harus mengulang mata kuliah tersebut untuk ketiga kalinya. "Fuga-chan, apakah kau mengerti?" tanya Kushina. Kemudian dia menatap Minato. "Lalu, bagaimana denganmu Minato-chan?"

Minato menatap wanita di hadapannya. "Ah, ng... sebentar!" ia mencoba mencerna jawaban soal-soal di hadapannya sebelum matanya terfokus pada sosok gadis yang baru saja memasuki taman dan melambaikan tangan padanya. "MIROKU!" teriak Minato, bersemangat.

"Minato-chan!" teriakan manis dari gadis itu terdengar hingga ke telinga Kushina. Ketiga mahasiswa itupun dapat mendengar derap langkah laki gadis pemakai hak tinggi tersebut.

Tanpa pikir panjang Minato beranjak dari tempat duduknya, menghampiri gadis tersebut.

Seketika konsentrasi Kushina untuk belajar menjadi buyar. Kedua matanya melirik ke arah Minato, mencuri pandang interaksi Minato dan Miroku. Double M. Namanya saja nyaris mirip. Kushina mendesah lelah, tidak sadar ada sosok yang sejak tadi memperhatikannya. Kenapa dia harus terganggu dengan sosok gadis itu? Bukankah Kushina sudah berjanji pada dirinya sendiri agar tidak memiliki perasaan pada Minato, dan menerima semua gadis yang akan menjadi pasangan Minato. Yeah, teman Minato bukankah temannya juga? Tetapi, rasa kesal tidak kunjung bisa hilang dibenak Kushina.

"Malam ini, apakah kita jadi jalan?" samar-samar Kushina dapat menangkap suara Miroku.

Kushina melihat jika kedua tangan Minato kini melingkar di pinggang Miroku dengan mesra. Kedua muda-mudi itu saling berhadap-hadapan dengan jarak sangat intim. Sesekali kedua pasangan mesra dan membuat iri siapapun yang melihat itu berbisik dan saling tersenyum bersama.

"Tentu saja," jawab Minato sembari merapihkan rambut Miroku yang menghalangi pipi gadis itu.

"Kushi-chan?" Fugaku menyadarkan Kushina yang melamun. "KUSHI-CHAN!" seru Fugaku, ketika Kushina tidak kunjung menjawab dirinya.

Kushina menatap Fugaku dengan malas. "Hm?" gumamnya.

"Apakah kau baik-baik saja?" tanya Fugaku sembari menatap ke arah Minato dan Miroku yang masih sibuk bermesra-mesraan.

"Untuk apa kau bertanya hal bodoh seperti itu? Tentu saja aku baik-baik saja," bohong Kushina. Bagaimana dia bisa baik-baik saja, ketika hatinya terasa perih, wajahnya pucat, dan tangannya terkepal kuat hingga memucat, menahan rasa kesal.

Wow, because You are Naughty-Naughty! [WIP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang