Sehun sejurus kemudian menatap Tao sengit. Ia sangat kesal dengan sindiran sahabatnya ini.

"Darimana kau tahu soal itu? Apakah Luhan memberitahukanmu?" Selidik Sehun.

"Babo! Luhan Hyung tak memberitahukanku namun aku tahu sendiri. Sebab aku menemukan boneka yang sama, yang kau miliki di ruang kerjanya. Lebih tepatnya kasur yang ada diruang kerjanya. Luhan hyung bilang, ia tak bisa tidur tanpa boneka itu. Dengan kata lain kau dan dia sama. Mau sampai kapan kau menghindarinya? Soal ayahmu, sebaiknya kau memaafkan beliau. Bagaimanapun juga ia adalah ayahmu Hun." Ujar Tao.

Sehun diam, sebenarnya ia juga merindukan Luhan, namun karena termakan oleh rasa gengsi jadinya ia enggan. Bukan hanya itu saja penghambatnya, melainkan dirinya masih belum siap untuk bertemu dengan sang appa.

Sehun belum siap jika bertemu dengan sosok yang membuatnya jungkir balik.

"Hun, ayolah.. temani aku jalan-jalan ne ?? Kali ini kau tidak akan menyesal. Aku kasihan padamu, kau pasti suntuk makanya kau temani aku jalan-jalan oke!" Bujuk Tao.

Sehun tidak bisa menolak ajakan sahabat manjanya ini. Satu fakta lagi, Tao tidak bisa pergi seorang diri. Walaupun dia sangat ahli dalam beladiri, namun Tao ini sangat penakut. Serta ia bagai anak kecil, jika ditinggal dijamin akan hilang. Oleh sebab itu Sehunlah orang yang dipercaya oleh tuan Huang, ayah Tao untuk menjaga Tao.

Sehun pada akhirnya mau menuruti ajakan Tao. Ia juga tidak ingin Tao mengalami kejadian yang buruk. Jika sampai itu terjadi dirinyalah yang akan repot. Sebab Tuan Huang mempercayakan Tao padanya.

Setelah Sehun setuju, Tao sang namja panda itu dalam hati merasa senang. Diam diam ia mengeluarkan smirknya.

.
.
.
.
.

Luhan tengah murung, pasalnya kekasihnya seminggu ini sulit dihubungi. Ia merasa bersalah namun juga merasa-kalau dirinya harus menyatukan kembali keluarga yang telah lama berpisah.

Kris yang daritadi berada diruang kerja Luhan merasa tak dianggap. Dirinya bagai obat nyamuk, selama dirinya disana Luhan mendiamkannya. Ia tahu bahwa Luhan tengah galau yang diakibatkan oleh namja albino bernama Sehun.

"Berhentilah seperti strikaan yang berjalan Lu.. kau membuat mataku sakit." Sindir Kris.

"Diamlah Kris. Aku sedang memikirkan bagaimana meminta maaf pada Sehun. Pria itu benar-benar marah padaku." Balasnya.

"Hms, bukannya aku ingin ikut campur masalah kalian. Tapi aku paham bagaimana perasaan Sehun. Sehun, ya.. anak itu pasti terguncang setelah bertemu dengan ayahnya kembali. Bayang-bayang masalalu yang sangat tak mengenakan itu pastilah muncul." Ujar pemuda yang suka disamakan oleh angry bird ini.

"Tapi mau sampai kapan ia terus begini? Memendam dendam terhadap ayahnya sendiri. Bagaimanapun juga beliau adalah ayahnya. Sebejat-bejatnya beliau tetap dirinya adalah anak kandungnya. Darah beliau ada didalam tubuh Sehun. Aku hanya tak ingin kelak Sehun menyesal dengan perbuatannya. Aku tahu tuan Oh Yunho sudah banyak berubah. Dirinya telah menebus kesalahannya, dan saat ini beliau mendapatkan ganjarannya, ditahan didalam penjara. Dan yang ia inginkan adalah pengampunan dari istri serta anaknya sebelum semua terlambat." Terang Luhan.

.
.
.
.

"Uhuk-uhuk-uhuk!"

"Kau tak apa-apa ahjushi." Tanya salah satu rekan didalam selnya.

"Ah tidak apa-apa. Aku baik-baik saja. Lebih baik kau kembalilah tidur. Aku tahu kau pasti lelah. Maafkan ahjushi membangunkanmu." Ujar Oh Yunho.

"Aku lihat akhir-akhir ini ahjushi sering sekali batuk dan juga pucat. Apa ahjushi sakit?"

"Sudah, kau jangan cemas. Ahjushi baik-baik saja. Dengan istirahat besok sudah sembuh." Terangnya.

"Baiklah, aku kembali tidur lagi. Ahjushi tidurlah, besok kita akan bekerja lagi." Balasnya.

"Ne..."

Sosok paruh baya itu menatap kearah lubang vertilasi dengan tatapan nanar. Ia paham bahwa usianya tidak akan lama. Pandangannya menerawang menatap langit hitam diluar sana.

"Sehun... istriku.. mianhae.. aku sungguh berdosa pada kalian. Selama ini aku menelantarkan kalian, inilah karma, hukuman yang aku dapatkan karena telah menelantarkan kalian. Aku minta maaf istriku dan juga anakku Sehun... aku sungguh menyesel. Jika Tuhan bermurah hati, izinkanlah aku bertemu dengan kalian untuk meminta maaf dengan tulus. Aku adalah ayah serta suami yang tidak bertanggungjawab. Aku menyesal atas segala dosa-dosaku. Tuhan, ampuni aku yang adalah orang berdosa ini. Izinkan aku bertemu dengan mereka, walaupun itu yang terakhir kalinya. Inilah permintaan terakhirku Tuhan..

TBC.

Aigoo... masih TBC. Udah pada bosan pasti ya? Critanya bulet kayak gangsingan. Namun tenang.. gk lama lagi bakalan end kok. Tinggal beberapa chap lagi. Tenang readersduel. Hihihi... nyengir.

Oke terimakasih yang sudah memberikan suara dan komennya.

Oke sampai bertemu di next chap. Bye bye pyong!

LOOP (HUNHAN)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن