Bagian 3||Kilas Balik II

160 16 0
                                    

Desember 2006

Terik matahari begitu menyengat. Membuat kulit Sira seperti akan melepuh jika tetap bertahan di tengah lapangan bola voli. Dia baru saja mengikuti pelajaran olahraga yang berakhir sekitar lima menit yang lalu.

Sira berlari menuju kelasnya yang tidak terlalu jauh dari lapangan. Setelah sampai di depan kelas, dia melihat banyak orang yang berkumpul di depan kelas. Sira berjalan melewati mereka tanpa peduli apa yang terjadi di sana.

Namun, langkah kakinya terhenti ketika melihat sosok yang dia kenali berdiri di antara mereka. Lannov. Sahabatnya itu sedang menunduk dengan satu tangan di wajah. Lannov mendongak saat Sira memegang bahunya. Darah segar mengalir dari hidung Lannov. Cukup banyak.

"Apa yang terjadi sama kamu?" tanya Sira. Dia tidak bisa menutupi kekhawatirannya.

Satu per satu orang yang mengelilingi mereka beranjak pergi. Menyisakan Sira dan Lannov.

Sira tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Sebenarnya, dia takut melihat darah.

"Aku baik-baik saja, Sira. Kamu tidak perlu khawatir."

"Baik-baik saja? Jangan mengada-ada. Kamu terluka!" ucap Sira marah.

"Sira, jangan khawatir. Ini cuma berdarah sedikit." jawab Lannov berusaha meyakinkan Sira.

"Aku bersihkan darahnya, ya?" Sira tahu, seharusnya itu sudah dilakukannya sejak tadi.

Sira membersihkan darah yang terus mengalir dari hidung Lannov. Dia membersihkannya dengan hati-hati dan penuh rasa.

Sira tidak sanggup melihat Lannov terluka seperti ini. Apalagi melihat Lannov menangis. Jika Lannov terluka, Sira juga ikut merasakannya. Luka Lannov adalah lukanya juga.

Sepanjang perjalanan pulang, Sira terus bertanya kepada Lannov. Tentang siapa yang memukulnya. Percuma saja, Lannov terus mengelak.

Akhirnya, Lannov mau menceritakan semuanya setelah Sira paksa terus menerus. Ternyata, Lannov dipukul oleh teman sekelasnya. Namun, Sira tidak tahu apa alasannya. "Itu masalah lelaki," jawab Lannov saat Sira bertanya.

Sira akan terus mengingat pria yang memukul Lannov, seumur hidup.

Setelah pulang sekolah, Sira mengganti seragam sekolah dengan pakaian santai. Dia sudah tidak sabar ingin bermain dengan Lannov. Biasanya, mereka menghabiskan waktu dengan bermain sepeda, masak-masakkan, petak umpet, kelereng dan lainnya. Jika hari sudah menjelang sore, Sira dan Lannov bermain sepeda mengelilingi kompleks perumahan. Lannov mengendarai sepeda dan Sira berdiri di belakangnya.

Jika Lannov ingin mengajak Sira bermain, Lannov memukul tong sampah yang ada di halaman rumah gadis itu menggunakan kayu atau batu. Dengan begitu, Lannov akan mudah memanggil Sira.

Tong!!!

Ketika mendengar suara yang dihasilkan oleh tong sampah itu, Sira bisa menebak siapa yang memanggilnya.

Lain halnya dengan kak Amanda, dia juga sahabat Sira. Kak Amanda lebih tua satu tahun dari Sira. Meskipun begitu, mereka tetap berteman baik. Kak Amanda sering mengajak Sira ke rumahnya untuk ngedance dengan lagu-lagu Agnes Mo.

Kak Amanda memanggil Sira dengan cara bertepuk tangan dari teras rumahnya yang juga berada di seberang rumah Sira. Terkadang Sira tidak bisa mendengar tepuk tangan dari kak Amanda. Jadi, dengan terpaksa kak Amanda langsung mendatangi Sira ke rumah.

Sira segera berlari menemui Lannov di depan rumah, setelah tong sampahnya berbunyi.

"Main sepeda, yuk!" seru Lannov dengan semangat.

"Ayo!" ucap Sira dengan tak kalah semangat dari Lannov.

"Nov, aku punya sesuatu untuk kamu," ucap Sira. Dia mengeluarkan sesuatu dari saku celana, dan memberikannya kepada Lannov. Sira membeli dua pin saat pulang sekolah tadi. Pin yang bertuliskan huruf S dan L. Dia memberikan Lannov pin bertuliskan huruf S.

"Kamu pakai, ya. Simpan baik-baik," ucap Sira.

Sira dan Lannov memakai pin itu di baju masing-masing.

Sira naik ke sepeda Lannov, dan memegang bahunya. mereka bermain sepeda di sebuah taman yang tidak jauh dari kompleks perumahan kami.

Sira bahagia melihat Lannov bahagia. Mudah sekali membuat Sira bahagia. Bermain dan bercanda bersama Lannov. Sudah cukup baginya.

●●●

Waktu Tak Pernah SalahWhere stories live. Discover now