VS 2 | Flash

2.7K 286 17
                                    

"Selamat pagi warga bumi~ Flash datang!" seru sosok yang kini berada di antara awan. Itu makhluk bersayap putih yang kini tengah menghirup udara pagi bumi. Rasanya hangat sekaligus menyegarkan. Kemudian, ia mendarat di dahan pohon yang cukup besar. Lalu berpikir sejenak.

"Sekarang ... harus kemana?" gumamnya sambil menatap sekeliling.

Pandangan yang semula tertuju pada bangunan-bangunan kini teralihkan. Ia menatap seorang gadis yang tengah berjalan sambil menggerutu. Itu Helen.

"Apa-apaan, sih? Cuma gara-gara naik bensin dikit pake demo segala. Bisa kan minta baik-baik tambahin ongkos," katanya dengan wajah ditekuk. "Ditambah jalur muter dan gak nyampe. Rese!"

Flash yang mendengarnya hanya tertawa. Entah karena apa, ia memutuskan terbang mendekati gadis itu. Lagi pula, manusia tak mungkin bisa melihatnya. Kecuali, manusia yang menjadi tujuannya datang ke bumi. Ah, sejujurnya ia belum tahu rupa gadis yang menjadi tanggung-jawabnya kali ini.

Katakan saja ia ceroboh, tapi pasti menyenangkan kala mencarinya sendiri saat tiba di bumi. Bisa saja gadis ini yang jadi tugasnya, bukan?

"Fly down!" ucapnya seraya melompat turun dari dahan tempat ia hinggap seperti burung tadi. Membuatnya berada di hadapan Helen seketika.

Di luar dugaan. Saat ia turun tepat di hadapan gadis itu. Ia malah memberikan reaksi seolah melihat sesuatu. Dan ternyata benar, ia melihat keberadaan Flash.

"Lo apa-apaan sih pake lompat-lompat dari dahan segala, nyari mati?!" bentaknya membuat Flash meringis ngeri. "Ini juga pake acara cosu segala. Pagi-pagi lagi."

Dia orangnya? batin Flash.

Helen tak sadar. Tepatnya belum sadar saat orang-orang yang ada di sekitarnya saling berbisik bahwa dirinya kurang waras. Oke, ada yang salah pada dirinya. Atau teriakkannya yang terlalu kencang?

"Minggir, jangan muncul lagi!" titah Helen kemudian melanjutkan jalannya.

Tap... Tap... Tap...

Langkahnya semakin cepat karena sadar kalau sebentar lagi upacara bendera akan dimulai. Helen tak mau kena hukum berdiri di tempat paling panas sekolahnya. Namun, seseorang yang terus mengikutinya di belakang membuatnya terganggu. Kini kesabarannya habis. Ia tak peduli mau dibilang waras atau tidak. Karena sudah jelas kalau ada makhluk tak kasat mata yang kini menyeret sayapnya di belakangnya.

"Stop!" sembur Helen dan lagi-lagi membuat Flash meringis. "Berhenti ikutin gue!"

Makhluk yang tampaknya seperti seorang laki-laki itu lalu memasang wajah innocent. Untuk alasan apapun, ini sangat menyebalkan.

"Lagian, nagapin lo masih ngintilin gue?" tanya Helen sebelum memijat kepalanya yang entah kenapa terasa berat.

"Sleting tasmu kebuka," jawabnya sukses membuat gadis itu melongo bak ayam tetelo. Oke, lupakan yang terakhir.

Helen menghela napas. Kemudian berkata lembut, "Kenapa nggak bilang dari tadi?" Baru membetulkan tasnya yang ternyata lupa ditutup.

"Kau yang mengusirku."

Helen menundukkan kepalanya. Iya juga sih, pikirnya dalam hati, tapi .... "Ya gimana gue nggak ngusir kalo lo sendiri penampilannya aneh kayak gitu dan ya, cuma gue yang bisa liat lo..., bukan?" Helen bertanya ragu-ragu.

Flash menganggukan kepalanya. "Kau istimewa."

Helen malah tertawa garing menanggapinya. Oke, bahasanya susngguh menggelikan. Jujur saja.

"Carikan tempat sepi sekarang kalau kau tak mau kena masalah," perintahnya membuat Helen bingung.

Tidak jelas apa maksud dan masalahnya apa. Namun, karena tak mau apa yang dikatakan si makhluk itu terjadi, Helen langsung berjalan menuju gang sepi yang sebenarnya tembus ke sekolahnya. Tentu saja Flash mengikutinya di belakang.

Love Life an Enemy Couple [END]Where stories live. Discover now