Part 7 - December Holiday!

Start from the beginning
                                    

"Lo tau? Pakaian balet lo bikin gue gemes," kata Jayden sambil terus mendekat. "Lo mau apa?" June sudah ketakutan setengah mati. Jayden terus mendekat. Matanya menatap mata June dengan intens. Saat persis di depan wajahnya, Jayden berhenti. "Gue mau lo," lalu ia mencium June.

"Mmmppffhh!" June berusaha mendorong Jayden, tapi dia tau semuanya useless. "Lepasin gue, Aaakkhh!!" desahan nikmat keluar dari mulut June. Jayden sudah mencium rahang June dan lehernya.

"Huwaaahhh!" badan Jayden tiba-tiba tertarik.

June kaget dan langsung membuka mata. Di lihatnyalah Thomas sedang menggendong Jayden dengan kedua tangannya, dan menjatuhkan tubuh Jayden ke lantai karpet tersebut.

"June? Lo gak apa-apa, kan?" tanya Thomas bingung. June langsung sadar. "Mau apa lo ke sini? Ganggu hidup gue lagi, hah? Gak puas lo nyakitin hati gue dan sekarang lo mau ambil satu-satunya orang yang gue sayang?" June datang ke samping Jayden lalu berlutut di samping Jayden yang sedang kesakitan.

"Jade? Lo gak apa-apa, kan? Sakit ya?" tanya June panik. Jayden hanya mengangguk pelan. "Dimana?" June mencari-cari luka Jayden. Jayden menunjuk ke arah sikunya. June mengangkat pelan tangan Jayden dan menciumnya ringan. Sebenarnya, punggung Jayden yang sakit, tapi ia tidak mau membuat June khawatir.

"Mana lagi?" June bertanya. Jayden hanya menggeleng. "Mana lagi?!" kali ini June meninggikan suaranya. Dengan pasrah, Jayden membalikkan badannya dan menunjuk punggungnya. June mengangkat punggungnya dan astaga!!! Biru! Setelah itu Jayden juga menunjuk ke arah kakinya.

"Ayo Jayden!" kata June sambil membopoh Jayden keluar dari SDC. "Lo liatin ya. Kalo sampai Jayden kenapa-kenapa, lo yang pertama kali gue incer," kata June sambil menunjuk ke arah wajah Thomas. "Pamela! Gue mau pulang!" kata June lalu ia keluar.

"Taksi!" June memanggil taksi berwarna kuning itu. "Pak, kita ke rumah sakit sekarang," kata June dan taksi itu langsung melaju cepat.

**

"Keluarga Jayden?" tanya dokter Andi. "Saya temannya. Bagaimana kondisinya, dok?" tanya June panik. "Tidak ada luka parah, hanya mata kakinya saja yang sedikit keseleo. Kalo di rawat sekitar 2 minggu juga sembuh," kata dokter itu. Terlihat kelegaan di wajah June. "Anda sudah boleh menengoknya," kata dokter itu lalu pergi meninggalkan June.

"Jade?" panggil June. Jayden masih terbaring di ranjang rumah sakit itu. "Eh, June. Makasih ya," kata Jayden dengan suara parau. "Anytime," kata June sambil berdiri di samping ranjang Jayden.

"Emm. I have a favor," kata Jayden tiba-tiba. "Tell me. I will do the best to make it happen," kata June sambil tersenyum. "Menarilah."

What? Nari? Di rumah sakit kayak gini? Tanpa lagu?!! "Buka hp gue. Ada banyak pilihan lagu. Lo pilih aja," kata Jayden seakan bisa mendengar isi pikiran June. June memutar lagu Save and Sound by Taylor Swift.

Menari. Kekesalan, kekhawatiran, dan kebencian June seakan menguap begitu saja. "Gimana? Udah enakan?" tanya Jayden saat lagu selesai. June mengangguk. "Ayo pulang. Gue anterin," kata June lalu membopoh Jayden keluar dari rumah sakit.

******

Christmas, Christmas time is near

Time for toys and time for cheer

We'be been good, but we can't last

Hurry Christmas, hurry fast

Want a plane that loops the loop

Me, I want a hula hoop

We can hardly stand the wait

Please Christmas, don't be late 

Months of LoveWhere stories live. Discover now