3

10.9K 693 34
                                    

Anna mendaratkan tubuhnya di kasur empuknya. Mengingat kejadian tadi, kejadian di mana ia terjelembab mencium tanah, apalagi pas dirinya bersetuhan dengan Andi, ngak tau ada ke ajaiban dari mana dan yang ke berapa jantungnya dag-dig-dug ser...

Mustahil ia fikir, bagaimana bisa ia melupakan lelaki itu secepat ini, bagaimana bisa ia menyukai lelaki yang notabennya musuh bebuyutannya. Padahal mereka bersahabat dari dulu, tetapi ke egoisan manusia bisa mengubah segalanya kan? Begitu juga dengan cinta. Yang bisa mengubah segalanya.

Ia terduduk di kasurnya, menyenderkan tubuhnya di dinding. Hatinya kembali sakit ketika mengingat kejadian ajaib itu. Di mana semuanya berubah 180°. Tak Anna sangka semuanya bisa terjadi.

Dan sekarang, di mana lelaki itu? Di mana lelaki yang ia cintai sejak dulu? Apa lelaki itu masih mengingatnya? Apa lelaki itu masih merindukannya? Apa lelaki itu masih berprasaan sama dengan Anna? Entahlah, Anna tidak tahu itu. Ia hanya bisa menunggu, menunggu, dan menunggu, walau ia tahu, menunggu itu membosankan.

Suara merdu milik Adele membuyarkan lamunannya, matanya tertuju pada ponsel yang berkedip di sebelahnya. Mata Anna yang bulat seperti tahu bulat, semakin membulat. Seperti menerima telefon dari Valak--hantu the conjuring 2 yang sedang populer sekarang--matanya nyaris keluar ketika melihat nama lelaki itu tertera di ponselnya. Entah bagaimana bisa lelaki itu telah merusak keperawanan ponsel Anna.
Pasalnya ponsel Anna tak pernah di pegang oleh siapa pun terkecuali dirinya.

Tangannya bergetar untuk menggeser layar sentuhnya, untuk menghubungkan panggilan itu.

''Heh! Lo apain ponsel gue sampai ada nama lo di sana?'' Anna langsung menyerocos. Tetapi di sambungan sana, hanya terdengar suara kekehan.

''Kenapa memangnya? Salah?''

''Ya jelas salah lah! Ponsel gue udah ngak perawan nih lo pegang!''

''Apa pemiliknya juga ngak perawan?''

Anna memelototkan matanya. Dirinya paling membenci seseorang yang berbicara frontal kepadanya, apalagi seorang lelaki.

''Dasar cowok brengsek! Liat aja lo nanti!''

Tut... tut... tut...

Anna memutuskan panggilannya. Lebih baik dari pada darahnya harus naik ketika menghadapi lelaki autis itu. Omong-omong soal Valak, ia salah satu fansnya. Semenjak ia menonton film bioskop terkenal itu, entah mengapa hatinya menyukai si hantu Valak. Tampangnya memang nyeremin, tapi menurutnya hantu itu lucu. Menggemaskan.

Seperti saat ini, dirinya telah memandang foto Valak di ponselnya, sambil tersenyum-senyum sendiri. Masa iya gue suka sama Valak?

***

''Eh, fans gue!''

Anna terus berjalan, dalam jalannya itu dahinya mengernyit, siapa yang disebut dengan fans?

Tetapi, selang beberapa detik seseorang telah menepuk pundaknya. ''Gue manggil lo, dodol!''

Anna terkejut, ia memutar kepalanya ke belakang. Melihat siapa yang sudah memanggilnya dodol. Omong-omong soal dodol, Anna juga penggemar dodol.

''Heh, berani banget lo manggil gue dodol?'' Anna berkacak pinggang setelah mengetahui orangnya. Musuh bebuyutannya.

Dia tersenyum seringai, ''Bukannya lo penggemar dodol?''

In Your Side | CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang