TUNTUTAN MENGEJUTKAN

7.8K 710 34
                                    

Suasana tegang menyelimuti pagi ini. Al dan Felic kebetulan sama-sama day off. Zahra dan Rakha duduk di kursi dengan raut wajah yang tegang dan khawatir. Al selalu berada di samping Felic, ia dekap bidadari burung besinya menyalurkan kekuatan dan kenyamanan agar perasaannya lebih tenang. Sedangkan Andrian dengan resah dan gelisah mondar-mandir di depan pintu lebar dengan lampu menyala merah di atasnya.

"Ali, tolong duduklah. Semua akan baik-baik Saja," pinta Rhaka dalam hati gelisah memikirkan putrinya yang sedang berjuang di dalam.

"Maaf, Pa." Andrian segera duduk di samping Felic yang sedang bersender di dada Al.

Andrian melirik dengan ekor matanya. Melihat kemesraan yang selalu diperlihatkan Al dan Felic membuat hatinya semakin bergemuruh dan panas. Apa dia cembur? Entahlah tapi memang itu yang Andrian rasakan.

"Ini salah aku, Say. Karena aku tidak jujur sama Mama dan Papa sejak awal. Andai aku tidak menuruti permintaan Kak Bella, ini tidak akan terjadi," sesal Felic terdengar bergetar menahan tangisnya.

"Ssssssttt." Al meletakan jari telunjuknya di bibir tipis Felic. "Kamu jangan salahin diri sendiri ya? Mungkin ini sudah takdir-Nya untuk Bella. Kamu sudah cukup baik selalu ada buat dia."

Al berusaha menenangkan dan meredam perasaan bersalah Felic.

"Tapi ...." Belum Felic selesai berbicara Rakha menyautnya.

"Benar kata Al. Kamu jangan merasa bersalah, Sayang. Kami tahu dan mengerti mengapa Bella merahasiakan ini dari kami. Mungkin dia tidak ingin melihat Mama dan Papa sedih dan mengkhawatirkan keadaannya. Kamu juga sudah menjadi adik yang baik dan terima kasih sudah menjaga kakakmu selama ini, karena Papa dan Mama yang tidak mengetahui hal ini." Rakha menggenggam tangan Felic memberinya dukungan.

Felic berdiri dan bersimpu di kaki Zahra dan Rakha.

"Maafin Ily Ma, Pa. Ily janji akan melakukan apa pun agar kalian bisa bahagia. Ily sangat menyayangi kalian," ucap Felic dengan air mata yang mengalir deras dari pelupuk matanya.

Zahra yang melihat Felic seperti itu semakin terisak dan menuntun dia berdiri lantas memeluknya.

"Cukup, Sayang. Jangan salahkan diri kamu. Kita harus bisa kuat menghadapi cobaan ini. Kita paham sifat keras kepalanya kakakmu itu."

Felic terisak di pelukan Zahra. Rakha memahami perasaan bersalahnya Felic, karena terlambat jujur tentang sakit yang diderita Bella selama ini.

Setelah kejadian Andrian yang menguping pembicaraan Al dan Felic ketika Bella sakit di apartemen, akhirnya Al dan Felic bersepakat untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi pada Bella. Andrian merasa dibohongi, dia merasa tak dianggap sebagai suami Bella.

Meski tidak ada cinta di antara mereka, namun Bella tetaplah menjadi tanggung jawab Andrian karena dia adalah suami sah Bella. Tidak hanya itu, dengan cepat Andrian menyampaikan kabar itu kepada orang tua Bella. Mereka sock mendengar kejujuran Felic. Dibantu Al, mereka menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Hingga akhirnya mereka semua bersepakat mengambil keputusan yang terbaik untuk Bella.

Mioma uteri adalah tumor jinak pada dinding rahim. Walaupun tumor jinak, bila sudah terlalu besar bisa menyebabkan rahim rusak karena rahim menjadi tipis dan robek. Bila sudah demikian sangat berisiko terjadi kehamilan sehingga harus diangkat. Seperti yang dialami Bella saat ini. Setelah mengetahui dan dijelaskan secara rinci oleh Dokter Ridwan akhirnya mereka bersepakan mengangkat rahim Bella. Yang pastinya mendapat persetujuan dari Bella sendiri.

***

Sebulan setelah pengangkatan rahimnya, Bella sudah menjalani aktivitas seperti biasa sebagai seorang intertaimen. Hingga saat ini Andrian dan Bella merahasiakan hal itu dari Resifa dan media. Seperti pagi-pagi biasa sebelum menjalankan rutinitas dan aktivitas di luar rumah, mereka sarapan bersama di ruang makan. Sarapan pagi wajib dilakukan di keluarga ini.

ISTRI KEDUA (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang