QUALITY TIME WITH FAMILY

8.7K 716 13
                                    

Dua minggu libur bersama, Al dan Felic memanfaatkan waktu berlibur di kampung halaman Al. Surabaya! Keluarga Al menyambut hangat kedatangan Felic di tengah-tengah keluarga mereka. Bunda dan kedua adik Al langsung merasa cocok dan akrab dengan Felic. Pembawaan Felic yang mudah berbaur, ramah, dan periang membuat dia langsung klop dengan bundanya Al yang sifatnya hampir sama dengan dia. Sejak Al dan adik-adiknya kecil ayah mereka sudah meninggal. Maya adalah single parent yang gaul dan bisa menjadi sahabat sekaligus orang tua untuk anak-anaknya.

"Hmm harum," gumam Al mendekati dapur di rumah orang tuanya.

Felic dan Maya menoleh ke arah Al sekilas, tak menghiraukannya lalu mereka melanjutkan aktivitas berbincang ala ibu-ibu arisan sambil memasak. Al yang merasa dicuekin mendekat dan memeluk Felic dari belakang membuat wanita cantik itu terkejut.

"Kamu sama Bunda masak apa sih, sampai nyuekin aku?" Protes Al meletakan dagunya di bahu kanan Felic.

"Nih kamu bisa lihat sendiri kan?" jawab Felic sedikit mengangkat wajan yang sedang ia aduk, berisi mie goreng sosis dan potongan ayam.

"Kelihatannya Enak," gumam Al menghirup aroma sedap khas mie goreng.

"Sudah kamu temenin adik-adik aja di depan sana. Kalo kamu manja begitu gimana Lovely selesaiin masakannya," ujar Maya masih sibuk menyiapkan piring besar untuk mie goreng.

"Iya, Bun." Al melepas pelukannya dan mencium singkat pipi Felic dan juga Maya bergantian.

Al berlalu meninggalkan dapur.

Setelah masakan siap di atas meja, Maya memanggil tiga jagoannya yang sedang bermain PS di ruang keluarga.

"Al? El! Dul! Ayo Nak, makan malam sudah siap!" seru Maya berdiri di depan televisi.

"Yaaahhh awas, Bun! Minggir dulu. Tanggung nih, Bun!" protes si bontot Dul.

"No, no, no!" ucap Maya berkacak pinggang dan mengacungkan jari telunjuknya ke depan menggerakan ke kanan dan kiri berulang-ulang sambil menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju ucapan Dul.

Dengan cepat Maya meraih remot dan mematikah televisinya.

"Yaaaaahhhh!!!!!" desah kecewa tiga lelaki tampan berbeda usia bersamaan.

"Ayo! Cepet! Kasihan Lovely sudah cape memasak buat kita," ajak Maya menggiring tiga jagoannya ke meja makan.

Al duluan sampai di ruang makan langsung mencium singkat pipi Felic  yang sedang menata piring di atas meja makan. Semua duduk di kursinya masing-masing. Dengan telaten Felic melayani Maya dan adik-adiknya Al. Mengambilkan mie ke piring mereka masing-masing. Tidak lupa dia juga melayani Al dengan baik. Maya yang memerhatikan Felic saat melayani putra pertamanya, ada rasa bahagia yang teramat di hati. Pasalnya sejak Al kecil, dia tidak pernah mau dekat dengan wanita selain bundanya. Sikapnya yang cuek dan dingin mendukungnya saat wanita-wanita mendekati dia tidak peduli.

Al selalu mengutamakan pendidikannya dan dia bertekad ingin membantu bundanya membiayai kedua adiknya. Maya begitu bangga pada Al, pendidikan selama ini dia dapatkan dari beasiswa. Perasaan Maya menghangat melihat kasih sayang tulus di antara Al dan Felic. Tidak terasa butiran bening menetes di pipinya. Bukan karena sedih, namun karena bahagia yang tidak dapat ia diskrepsikan.

"Bun, Bunda kenapa?" tanya Felic lembut dan hati-hati.

Felic menggenggam tangan kiri Maya yang berada di atas meja.

"Bunda bahagia bisa lagi berkumpul bersama, setelah setahun lebih Al tidak pulang ke rumah. Apalagi keluarga ini akan tambah lagi anggota baru yang menjadi saingan berat Bunda," ujar Maya berpura-pura kesal.

ISTRI KEDUA (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang