Part 5 - Lover October

Mulai dari awal
                                    

~~

"Zach. Gue butuh bantuan lo," kata Jayden saat mereka sudah jauh dari kedua gadis itu. "Apa?" tanya Zach bingung. "Gue suka sama June," jawab Jayden sambil menunduk. "Oh. Apa?!! Lo suka sama June?" Zach kaget. "Lemot lo reaksinya! Iya. Bantuin gue ya!" kata Jayden memelas. "Oke. Apa rencana lo?" tanya Zach.

"Lo tau kan gue mau bikin konser? Nah! June jadi salah satu pengisinya. Nanti, pas konser selesai, rencananya gue mau nembak dia," terang Jayden.

"June itu cewe special, Jade. Kelihatan dari matanya. Menurut cerita April, dia suka sesuatu yang unik, bukan yang biasa-biasa. Lo harus bikin something special buat dia," jawab Zach. "Maunya sih gitu. Tapi apa?" tanya Jayden. "Sini...."

''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

"Lama banget sih! Udah kayak ibu-ibu ngerumpi," goda April. "Jayden abis curhat, sayang. Kamu sabar dong!" kata Zach sambil kasih cengiran kuda. "Makan yuk! Laper nih!" ajak June. "Gimana kalo makan berempat?" tanya Zach. "Boleh tuh! Siapa tau June bisa dapet pacar," kata April sambil menggoda June. June langsung memasang muka bete.

"Udah! Naik mobil gue aja. Ayo!" ajak Jayden.

''''''''''''''

"Kok lo diem-diem terus sih?" tanya Jayden. "Gak apa-apa kok. Gue lagi mau liatin jalan aja," kata June mengelak. Gue malu! pekik June dalam hati.

"Udah sampe!" teriak Jayden. April dan Zach langsung keluar. "Lo tunggu disini," kata Jayden. DEG! Hati June udah kayak maraton. Dia mau ngapain??!!

Jayden keluar dari kursinya, lalu berjalan kearah pintu June. Ia membuka pintu mobil June! "Silakan, tuan putri," kata Jayden sambil membungkuk. "Lo apaan sih? Kayak anak kecil tau ga?" kata June sambil turun dari mobil. "Kali-kali sih. Ayo!" kata Jayden sambil menyodorkan tangannya untuk digandeng.

"Apaan coba?" tanya June sambil menjauhkan tangan Jayden. "Gak mau? Ya udah," katanya lalu berjalan masuk ke cafe itu. "Jayden! Tunggu!"

~~~~~

"Pesen apa?" tanya Jayden pada June. Walaupun satu restoran, Zach menyarankan untuk pisah meja. Mereka mau pacaran!

"Gak tau. Fish and cips aja deh!" kata June setelah menimbang-nimbang agak lama. Waiters itu menyatat pesanan June. "Kalo bapak?" tanyanya. "Samain aja mba. Lo mau minum apa?" tanya Jayden pada June. "Cola," jawab June. "Colanya 2, mba," kata Jayden. Waiters itu menyatat dengan teliti, mengulang pesanan, lalu pergi.

"Lo kenapa ikut-ikutin pesenan gue sih?" tanya June keki. "Biarin aja. Gue males milih," kaya Jayden sambil ngasih cengiran kuda.

"Lo aneh," mata June tidak takut, melainkan kekhawatiran yang terlihat. "Lo sakit ya?" tanya June sambil menempelkan punggung tangannya di kening Jayden. "Gue sehat kok!" kata Jayden. "Tapi lo panas, Jade. Pulang aja, yok!" ajak June. Ia takut terjadi apa-apa dengan Jayden.

"Makan dulu aja. Lo gak usah khawatirin gue," kata Jayden. "Ayo makan!" katanya saat makanan keluar. June hanya makan dengan tenang dan cepat.

"Ini billnya. Totalnya 300 ribu," kata waiters itu. "Nih! Patungan," kata June sambi mengeluarkan uang 150 ribu dari dompetnya. "Udah. Gue yang bayar," kata Jayden sambil memberi kartu kreditnya di tangan waiters itu dan segera dibawa pergi.

"Nih duit gue. Ambil," kata June sambil menyodorkan uang 150 ribu itu kepada Jayden. "Udah. Itu buat lo aja," kata Jayden sambil mengembalikan uang June. "Eh! Gak enak! Masa makan gak bayar sih?" kata June sambil memberi uangnya dengan paksa. "June, udah gue bilang. Gak usah! Ini gue yang traktir," kata Jayden sabar. "Gue gak mau berasa berhutang sama lo, Jade," kata June. Ia tetap memaksa Jayden menerima uangnya.

Tingkat kesabaran Jayden sudah hampir habis, tapi ia tetap menahan suaranya rendah. "Lo mau simpen balik duit lo, atau gue cium disini," kata Jayden mengancam. Wajah June memerah. June dapat melihat amarah dari mata Jayden. "Thank you," kata June sambil menyimpan uangnya kembali. "Gitu dong!" kata Jayden. Matanya berubah jadi ceria. Dasar manusia labil, pikir June dalam hati.

~~~~~~~~~~~~~~~

"Kak, kak Zach aja yah yang setir. Kayaknya Jayden gak enak badan deh," kata June pada April. "Iya. Kamu jagain Jayden ya dibelakang," balas kakaknya itu sambil berbisik kepada Zach yang langsung di angguki kepala.

"Lo dibelakang sama gue," kata June waktu Jayden ingin duduk di kursi kemudi. "Tapi..." Jayden hendak mengelak. "Gak ada tapi-tapian. Duduk sama gue," kata June sambil membuka pintu untuk Jayden. Siapa cowo yang gak pasrah coba kalau di tatap gitu sama June? tanya Jayden dalam hati. Ia langsung duduk di samping June.

Tanpa sadar, Jayden tertidur di perjalanan. Banyaknya polisi tidur membuat kepalanya terbentur berulang kali. Kasihan, pikir June. June mengambil kepala Jayden pelan, tidak ingin membangunkannya, lalu menaruh kepala Jayden diatas pahanya. Jayden langsung memposisikan badannya, dan tertidur pulas.

Wajah Jayden terlihat seperti malaikat. Tampan, baik, tanpa kebohongan, pikir June dalam hati.

~~~

"Jade? Jayden," panggil June sambil menepuk-nepuk pipi Jayden beberapa kali. Panas! "Jayden? Bangun!" panggilan June semakin keras. Jayden tidak bergeming. "Kak! Jayden badannya panas sekali!" terdengar seutas rasa panik didalam kata-kata June. "Bawa masuk!" perintah April. Dengan sigap, Zach mengangkan tubuh Jayden dan menidurkannya di kamar June. Kamar tamu saat itu sedang berantakan.

"Zach, kau pulang saja," kata April. "Baiklah. Sampai jumpa!" Zach memberi ciuman hangat di pipi kiri April dan langsung dibalas dengan senyuman. June sudah siap dengan sebaskom air dingin dan handuk kecil.

"Tidur aja kak. Kakak kan capek. Biar aku yang jagain Jayden," kata June sambil menyuruh kakaknya keluar. June dulu sempat bercita-cita jadi dokter, jadi ia sempat tahu beberapa cara merawat orang sakit. Kakaknya itu percaya dan langsung meninggalkan June berdua dengan Jayden.

June mencelupkan handuk kecil itu kedalam air dingin, memerasnya, lalu melipatnya dengan rapi, dan ditaruh di kening Jayden. Jayden masih tertidur. 5 menit kemudian, June mengulangi langkah-langkah tadi. June sudah letih. Ia jatuh tertidur di atas lengan Jayden.

"June?" panggil Jayden. June langsung bangun karena namanya dipanggil. Ia melirik handphonenya. Jam 3 pagi! "Tidur lagi aja, Jade," kata June mengganti kain Jayden. "Gue dimana?" tanya Jayden bingung. "Lo di kamar gue. Tadi badan lo panas banget. Udah tidur," kata June sambil menaruh kain di kening Jayden.

"Lo juga tidur, June," kata Jayden sambil memandang ke arah mata June. "Gue tidur disini aja," kata June sambil menunjuk ke kursi baca di samping tempat tidurnya. "Kayaknya gak enak deh. Nanti badan lo pegel-pegel, terus gak bisa nari," terang Jayden. "Gak perduli," jawab June yang sudah sangat ngantuk itu. Ia pergi ke kursi baca itu, dan langsung jatuh tertidur.

Jayden tidak tega. Dengan segala kekuatannya, ia menggendong June untuk tidur di ranjangnya. Seperti dewi, pikir Jayden dalam hati. Ia terlihat berpikir sebentar, lalu ia mencium bibir June kilat dan tidur di kursi baca June. Selamat malam!

Months of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang