Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi

Love 1

144K 5.4K 175
                                    


Angin menerpa wajah mulus Sevilen. Perempuan 28 tahun dengan tinggi 165 cm, kulit putih, dan rambut panjang yang terurai berjalan cepat melewati orang-orang yang berjalan lamban di trotoar. Dia ingin segera sampai di kantor karena ada meeting pagi ini, dia membutuhkan persiapan sebelumnya. Mobil yang mogok tak menyurutkan semangat paginya. Karena itulah dia menyusuri trotoar demi sampai di kantor tepat waktu.

Heels 10 cm tak menyurutkan dia yang mulai pegal betisnya, berjalan hampir 3 km dan setengah berlari saat akan mencapai lift yang hampir menutup sempurna.

"Tunggu ..."

Helaan napas lega lolos dari bibir pink-nya. Tanpa memedulikan sekitar dia berdiri merapikan blazer yang terasa mulai tak nyaman dipakai karena keringat yang mengucur di permukaan kulitnya.

Beberapa orang mulai berdesakan untuk keluar, Sevilen memiringkan badan mulai menempel pada sisi dinding lift. Lantai tempat dia bekerja masih dua tingkat lagi. Jadi dia harus bersabar sebentar lagi.

"Apa?" tanya Sevilen datar saat ada seorang pria menyolek bahunya.

"Sepertinya kakimu menginjak kakiku."

Sevilen pun mengangkat kakinya seketika saat menyadari kakinya sudah bertumpu pada sepatu hitam mengilat milik pria berjas biru tua.

"Maaf," ucapnya lalu sedikit menjauh.

Akhirnya Sevilen bisa bernapas lega ketika pintu lift terbuka tepat di lantai di mana ruangannya berada. Dia perlu mengganti pakaiannya sebelum mulai rapat.

***
"Mbak, semuanya sudah siap. Apa ada yang bisa saya bantu lagi?"

"Nggak ada. Makasih ya, kamu boleh ke ruanganmu."

Sevilen menatap ruang rapat dengan tatapan puas. Semua sudah rapi dan siap untuk meeting pagi ini. Menjadi sekretaris seorang CEO membuatnya harus bertanggung jawab untuk segala urusan yang berhubungan dengan bosnya. Dia tak ingin ada cacat, semua harus mendekati sempurna.

"Semua sudah siap?"

"Pagi Pak, semua sudah siap seperti yang Anda lihat," jawab Sevilen, sempat kaget dengan kedatangan bosnya yang tiba-tiba.

"Seperti biasa, luar biasa," ucap bosnya memandang ruang rapat.

Sevilen tersenyum tipis menanggapi pujian atasannya yang sudah menjadi bosnya selama dia bekerja di perusahaan ini, 6 tahun. Sebuah kepuasan tersendiri saat semua berjalan baik.

"Oh ya, Sevi. Perkenalkan ini anakku satu-satunya, Armaghan. Dia akan mulai bekerja di sini."

"Pagi, Pak. Saya Sevi, sekretaris Pak Hakan," ucap Sevilen, memperkenalkan diri pada Armaghan yang tinggi menjulang di hadapannya. Pria dengan postur tubuh sempurna dan wajah menawan. Tapi bagi Sevilen semua pria sama saja.

"Kita sudah ketemu tadi, bukan?"

Sevi mengerutkan keningnya mencoba mengingat wajah pria yang terpahat sempurna, mata lebar menjorok ke dalam dengan alis tebal, hidung mancung, dan rahang tegas. "Maaf, di mana ya?"

"Aku yang kamu injak kakinya," jawab Armaghan menunjuk kaki.

"Ah, maaf saya tidak sengaja."

"Tak masalah."

"Dad, apa Sevi bisa jadi sekretarisku? Kurasa aku suka dengan cara kerjanya," ucap Armaghan lagi kali ini pada daddy-nya.

"Lalu Daddy bagaimana? Dia yang terbaik dari yang baik."

"Aku baru di sini, jadi aku butuh sekretaris yang terbaik dari yang baik." Armaghan mengembangkan senyumnya saat melirik Sevi. Tapi Sevi sama sekali tak mengubah ekspresi datarnya.

Big LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang