Bab 12

169K 4.2K 684
                                    

Bagas's POV

"Terima kasih atas kabarnya, Kristin. Sebaiknya kau segera berangkat ke rumah duka sekarang. Aku akan menyusul setelah pulang dan mengganti bajuku," sahutku kepada sekretarisku yang selalu siap menjawab teleponku dan menerima perintahku.

Ayahnya meninggal. Sungguh menyedihkan. Aku memang sangat kesal dengannya, tetapi aku bisa membayangkan kesedihannya saat ditinggalkan oleh orang tuanya seperti itu. Aku sangat ingin mendampinginya, tetapi bayangan akan kami berdua dalam satu ruangan rasanya akan berakhir tidak baik. Entah kami akan bercinta lagi, ataupun saling beradu argumen yang tiada hentinya. Maka dari itu aku memberikan jarak, dan mengutus Kristin untuk memata-matainya.

Aku memarkir mobilku ke dalam garasi rumah. Aku bergegas naik ke atas kamarku dan mandi untuk membersihkan tubuhku dari kotoran dan keringat yang menempel setelah bekerja seharian. Semestinya aku bekerja dengannya untuk mencari ide desain bagi sayembara ini, namun kejadian di Bali dan masalah kesehatan orang tuanya membuatku bekerja sendirian akhir-akhir ini, sehingga aku harus memberikan upaya yang lebih demi desain sayembara Vanderbilt.

Setelah mandi aku memakai setelan jas hitamku dengan rapi. Setidaknya aku ingin terlihat formal dan sopan dalam menghadiri acara pemakaman ayahnya. Tanganku meraih dasi hitam polos dan menyampirkannya di leherku.

"Kok pakai hitam, nak?" terdengar suara lembut wanita paruh baya yang merupakan ibuku. Aku memanggilnya Mom. Ia terlihat sudah rapi dalam gaun berwarna marun dan blazer berwarna khaki. Aku mengernyitkan dahiku, rasanya aku tidak mengajaknya ke acara pemakaman ini. Lagipula bukankah pakaian yang Mom kenakan terlalu berwarna untuk acara pemakaman?

Mom melangkah menghampiri laci lemariku yang berisi berbagai macam dasi. Ia mengeluarkan dasi kuning keemasan yang jarang sekali aku pakai.

"Kamu paling bagus pakai warna ini, nak. Membuatmu terlihat lebih tampan," celotehnya riang sambil mengganti dasiku dengan yang ia pegang sekarang, kemudian memasangkannya di kerah bajuku.

"Ya kurang sopan kan Mom, saya mau menghadiri acara pemakaman.."

"Lho, siapa yang dimakamkan? Memang harus malam ini? Did you forget that we have a dinner with the Halims tonight? Putrinya Pak Halim itu, si Alissa, she just went back after finishing her masters in Amsterdam.."

Ah, iya, aku baru ingat. Mom akhir-akhir ini sedang berusaha menjodohkanku dengan anak teman-temannya. "Aduh, saya kan nggak enak, Mom, ada orang tua pegawai kantor yang meninggal," akupun berusaha untuk mengelak. Lagipula aku memang ingin menghadiri pemakaman ayah Vada.

"Ya kamu kan bisa datang besok," jawab Mom sambil mengencangkan dasi yang ia pakaikan, "You know we can't cancel this evening, kita sudah lama janji lho dengan mereka. Hartono Halim is your father's bestfriend after all."

Aku pun meragu. Mom orang yang keras kepala, dan akupun selalu enggan untuk tidak memenuhi permintaannya. Mom selalu baik padaku, dan aku tidak bisa berkata tidak. Meskipun aku sebenarnya malas sekali untuk menghadiri usaha perjodohan yang tidak aku inginkan, aku sadar bahwa Pak Halim merupakan kawan dekat ayahku. Mereka merupakan teman kuliah, dan karena Pak Halim lah, Dad bertemu dengan Mom. Sudah lama Dad tidak bertemu dengannya, dan aku tidak mau merusak malam pertemuan kedua sahabat lama itu.

"Baiklah, Mom," jawabku menyerah, "tapi Mom jangan coba aneh-aneh ya, I know exactly what you're planning." Aku pun memicingkan mataku, memasang ekspresi curiga.

"Dasar anak nakal!" Mom berpura-pura hendak memukul pantatku.


Author's POV

Suasana duka menyelimuti rumah pasangan Kusuma. Ratusan orang berdatangan dengan pakaian hitam-hitam. Keluarga, sanak saudara, dan rekan kerja Ridwan Kusuma datang untuk memberikan penghormatan terakhir mereka kepadanya. Ridwan Kusuma, sosok lelaki yang menjadi pemimpin baik di lingkungan kerja maupun di lingkungan keluarga, begitu disegani oleh orang-orang yang mengenalnya. Rumah duka pun terlihat sesak oleh tamu-tamu yang ingin mengucapkan selamat tinggal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ovulation ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang