Bab 3

128K 2.6K 29
                                    

Entah bagaimana akhirnya kami berdua berpakaian lengkap, dan kak Angga dengan beraninya menelepon orang tuaku, meminta mereka menjemputku. Satu jam kemudian mereka datang. Aku langsung memeluk mereka sambil menangis memohon maaf. Dengan kak Angga yang terdiam di sudut kampus tanpa berniat kabur, aku menceritakan kronologis sejak aku merasakan kepanasan hingga aku hilang akal dan bercinta dengan kak Angga. Ayahku marah dan hampir menonjok kak Angga tapi aku menahannya sambil meyakinkan Ayah bahwa ini semua salahku. Ibuku meyakinkan ayahku untuk membawaku ke obgyn segera untuk mengecek apakah memang ada yang salah dengan diriku. Ayahku setuju dan menyuruh kak Angga pulang.

Dokter obgyn yang menanganiku, Dr. Tia, memintaku menceritakan kronologisnya dari awal. Ia sangat sabar mendengar ceritaku tanpa ada sedikitpun pandangan menjudge. Sesekali ia menanyakan gejala-gejala yang aku rasakan selama kejadian tersebut. Kemudian setelah selesai menyimak, ia menanyakan tanggal menstruasiku tiga bulan ke belakang. Kusebutkan secara lengkap tanggal-tanggal tersebut, kemudian Dr. Tia mencoret-coret hitungan di selembar kertas.

"Kalau saya hitung-hitung, semestinya hari ini kamu sedang masa subur ya Vada." ujarnya.

Aku meringis kaget. Tubuhku langsung mendingin, wajahku memucat memikirkan kemungkinan aku bisa hamil akibat kejadian barusan.

"Tapi bukan resiko kehamilan yang saya khawatirkan. Dari kronologis yang tadi Vada ceritakan, diagnosa saya Vada memiliki kelainan Ovulation Complex.

Binatang memiliki gejala-gejala biologis yang mendorong hasrat seksual agar dapat berkopulasi dengan lawan jenis sehingga dapat bereproduksi. Pada manusia, gejala-gejala ini muncul dengan sangat halus. Misalnya saja saat masa subur, wanita cenderung mengeluarkan cairan pelumas dari vaginanya untuk mempermudah terjadinya hubungan seksual.

Tetapi pada kasus Vada.. Gejala-gejala ini muncul dengan skala lebih besar. Tubuh Vada menyadari bahwa rahimnya sedang memproduksi sel telur yang harus segera dibuahi. Namun karena Vada sendiri belum menikah dan tidak melakukan hubungan seks secara rutin, sel telur yang dihasilkan hanya terbuang sia-sia saat menstruasi. Sistem tubuh Vada mencari cara agar sel telur tersebut tidak hanya terbuang setiap bulannya, sehingga tubuh mempercepat aliran darah dan muncul gejala kepanasan seperti yang disebutkan tadi. Sistem syaraf juga mempercepat pengiriman sinyal dari reseptor kulit, sehingga Vada merasa sensitif dengan sentuhan. Kebutuhan fertilisasi akhirnya menguasai otak Vada sehingga mengambil kontrol atas seluruh tubuhnya. Hal ini bisa terjadi setiap bulan saat puncak masa kesuburan.

Kasus ini sangat langka terjadi. Saya sendiri belum pernah menerima pasien dengan kelainan ini, namun saya pernah mempelajarinya dari jurnal medis internasional. Meskipun langka, sebenarnya kelainan ini diturunkan secara genetis dari ibu ke anak perempuan. Laki-laki biasanya hanya menjadi carrier, namun tentunya tidak mengalami gejala seperti yang Vada alami ini," begitu penjelasan Dr. Tia panjang lebar.

Ayah dan Ibuku berpandangan.

"Saya juga merasa saya memiliki kelainan yang serupa. Memang kami lebih rutin berhubungan suami istri saat saya sedang subur, Dok. Tetapi kualitas benih suami saya rendah, sehingga hanya dikaruniai seorang anak hingga sekarang," jawab Ibu. "Lalu tindakan apa yang dapat dilakukan untuk menekan gejala kelainan tersebut pada anak saya, Dokter?"

"Kelainan ini ditrigger oleh produksi sel telur di rahim. Jika rahim tidak memproduksi sel telur, seharusnya gejala-gejala ini tidak muncul. Jadi saya akan coba meresepkan pil KB yang menekan produksi sel telur di rahim Vada. Pil KB ini kerap digunakan remaja-remaja untuk mengontrol masa menstruasi mereka, jadi aman. Vada tidak akan memproduksi sel telur, dan juga tidak menstruasi selama mengkonsumsi pil ini," jelas Dr. Tia sambil menuliskan resep untukku. "Tetapi sebelum minum pil KB ini, kamu saya resepkan pil morning after untuk mencegah terjadinya kehamilan usai kejadian tadi. Pil ini 99% efektif sehingga kamu tidak usah khawatir mengenai resiko kehamilan. Minumlah selama tiga hari ke depan. Setelah itu kamu harus rutin meminum pil KB yang sebelumnya saya sebutkan. Jika tidak rutin bisa saja efeknya belum bekerja di rahim kamu sehingga produksi sel telur tetap berjalan dan gejala-gejala kelainan kamu bisa muncul kembali."

Ovulation ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang