Jadian.

18.4K 1K 5
                                    

Kring... kring... kring... (Bunyi bel istirahat).

Bel istirahat pun t'lah berbunyi, membuat murid seisi kelas berhamburan untuk keluar menuju kantin, termasuk Mila yang sudah ditunggu oleh Kevin di depan kelas. Kevin romantis bukan? Buktinya setiap saat pasti ia yang selalu menghampiri Mila terlebih dahulu, lebih lagi tanpa membuat Mila menunggu.

"Vin, diluar aja. Sini masuk!" ajak Prilly. Kevin menggelengkan kepala seraya menunjuk kearah kantin lalu mengusap-usap perutnya seolah ia berkata 'Gue buru-buru mau ke kantin, laper banget!'

"Pril, Li. Gue duluan ya, udah di samper Kevin soalnya." ujar Mila setelah membereskan buku pelajaran diatas meja.

"Eum, okay!" jawab Prilly, dan Ali pun tersenyum.

"Eh, Mil!" sambungnya membuat langkah Mila terhenti.

"Why?" tanya Mila.

"Hati-hati ya sama Kevin." kata Prilly dengan wajahnya yang serius dan sedikit menaikkan volume agar Kevin yang tengah berada di dekat pintu bisa mendengarnya.

"Hati-hati? Kan gue bukan traffic light yang warnanya oren." ujar Mila.

"Enggak, kan tadi katanya Kevin laper, hati-hati aja dimakan sama dia." canda Prilly.

"Gila kali Lo, Lo kira cowok gue kanibal apa!" kata Mila seraya tertawa, di pintu sana kevin juga tertawa mendengarnya meski terdengar sedikit tak lucu, dasar Prilly.

Mila dan Kevin sudah berlalu ke kantin, sekarang disini tinggalah Ali dan Prilly. Mereka saling bertatap lama dengan senyum-senyum yang mengiringi.

"Pril, kantin yuk!" ajak Ali.

"Aku nggak laper." jawab Prilly.

"Lho, makan dong nanti sakit lagi gimana?" tanya Ali.

"Kamu aja dari pagi belum makan, nanti kamu sakit gimana? Aku mah udah sarapan, lah kamu? Sesuap aja nggak." oceh Prilly.

"Aku emang lagi nggak nafsu aja, Pril." jawab Ali.

"Nggak ada alesan ya! Nih aku bawa bekel, kita makan barengan aja ya." kata Prilly lalu mengeluarkan bekal yang ia telah siapkan.

Terlihat ayam goreng dan nasi merah tertatah rapi didalam tempat makan milik Prilly. Ali yang dari setadi keukeuh menolak untuk makan, akhirnya menerima permintaan itu dengan meminta satu syarat pada Prilly.

"Aku nggak mau makan, Pril. Nggak nafsu!" tolak Ali.

"Harus, Li. Nanti sakit, dari tadi pagi perut kamu kosong." oceh Prilly.

Ali diam tak menyahut, seketika ia tersenyum jahil sambil melirik Prilly.

"Kenapa sih?" tanya Prilly heran.

"Aku bakal makan, tapi... ada syaratnya!" pinta Ali.

"Apa?"

"Suapin!"

"Oke, fine."

Skip

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang