Part 7

705 28 2
                                    

No Sweet Scene today yah...
Maaf kalau konfliknya jadi agak berat,,,
Dan maaf juga, karena terlalu sedikit dan banyak kata2 yang agak sliweer...(udah diusahain edit,,,hiks)

Thank you for your kindly understanding...

Love,,,love,,

****

Simran memalingkan wajahnya dan memegang perutnya yg mual luar biasa. Amaar meraih wajah Simran dg sebelah tangannya dan membawanya ke bahu Amaar. Lalu tangan kanannya dg nada memerintah meminta Joshua, salah satu pelayan membawa paket itu pergi dari hadapannya.

" Bawa jauh dari kastil ini dan musnahkan segera !! Aku bahkan tak ingin melihat serpihan abunya disekitar sini!!"

" Baik, Monseuir,,." Joshua dg sigap membawa paket tadi keluar dari kastil. Jiji Anga membawakan Simran air putih yg diserahkannya pada Amaar. Amaar mengangguk mengucapkan terima kasih. Dan dengan lembut membujuk Simran.

" Minumlah dulu ,,,kau akan tenang setelah ini. Aku pastikan , aku akan menemukan pelakunya. Kau jangan khawatir lagi. Ayo minum,,,."

" Aku tidak mau, darl...aku pusing. Bawa aku ke kamar sajaaa,,,aah,," Suara Simran melemah dan jatuh pingsan di pangkuan Amaar. Jiji Anga segera mengambil gelas yang dipegang Amaar. Lalu Amaar mengangkat tubuh Simran dengan tergesa2 ke dalam kamarnya.

Wajah Simran pucat. Tangan dan kakinya dingin. Amaar membangunkan Simran dg minyak cologne, Simran bangun dan mengibas2kan tangan di depan hidungnya, tanda ia tak nyaman dg bau yang menyengat itu.

" Maafkan aku , aku begitu khawatir melihatmu pingsan tadi. "

" Darl, apa yg terjadi ? " Simran mencoba mengingat2 lalu memegang kepalanya kilasan tentang protease itu membawa ingatannya kembali ke Mumbai , India

*Flashback

" Simran , tunggu aku mau bicara. "

Surya mengejar Simran di halaman kampus mereka.

" Tidak ada yg perlu dibicarakan Surya." Simran menepis lengan kekar Surya yg memegang pundaknya.

" Aku mohon dengarkan aku sekali saja. "

Simran menghadap Surya sekarang dan menunggunya mengatakan sesuatu. Surya menarik nafas dalam2 dan mengeluarkannya.

" Aku mohon maaf. Aku tidak tahu bahwa Sukania adalah adikmu. Aku mencintaimu Simran dan aku akan mengatakan yg sebenarnya pada Sukania. Aku hanya perlu waktu yg tepat untuk berterus terang padanya. Please Simran,,,, Percayalah padaku, aku akan mencari jalan agar kita tetap bersama."

Dan Simran luluh. Dua tahun hubungannya dengan Surya, Simran yakin bahwa ia bukan orang yg senang berselingkuh. Tapi Simran tidak tahu kalau selama ini Sukania juga menyukai Surya, dan selalu mengejar2nya. Dan Simran memaafkan Surya, karena ia percaya padanya. Tapi hal ini tak berlangsung lama ketika suatu ketika Simran memergoki Surya di sebuah cafe di kota Mumbai. Surya kembali menegaskan bahwa hal itu tidak disengaja dan meyakinkan Simran bahwa ia akan berterus terang kepada Sukania bahwa saat ini Surya sedang berpacaran dengan Simran. Sore sepulang latihan dance bersama kru dance yg lain, Sukania meminta Surya untuk mengantarnya pulang. Kesempatan ini tidak disia-siakan Surya untuk berterus terang pada Sukania. Dan Surya sudah memberitahukan rencananya pd Simran via telfon tadi. Surya mencoba berkonsentrasi tapi kegugupan tiba2 menyerangnya. Dan naas,mobil yang dikendarai Surya menabrak pohon lalu terperosok ke sebuah parit . Mereka berdua selamat, hanya saja, kaki kanan Sukania harus diamputasi sampai lutut karena terjepit pintu mobil yang membuatnya infeksi dan membusuk.

Simran menyalahkan dirinya karena memaksa Surya mengatakan yang sebenarnya pada Sukania. Sedangkan Surya menyalahkan dirinya sendiri karena tidak mampu memberitahukan kebenarannya lebih awal. Simran membuat Surya berjanji bahwa ia bukan siapa2 Surya saat ini. Dan tidak akan ada yg boleh tahu tentang hubungan mereka. Simran memaksa Surya menikahi Sukania, sebagai penebus rasa bersalah mereka. Walaupun berat, demi Simran, Surya mengalah dan membiarkan Simran menikahi pria yg tidak dicintainya.

Love In ParisWhere stories live. Discover now