Part 3

882 26 0
                                    


Menara Eiffel adalah menara yang terdiri dari besi2 bentukan manusia paling murni yang kekokohannya sudah teruji hingga mampu bertahan di usianya yang ke-125 tahun. Didirikan oleh Gustav Eiffel pada tahun 1889, menara ini merupakan salah satu ikon kota Paris selain Notre D'ame dan Musium Louvre.

Saat ini Simran dan Amaar sedang berada di lantai dua bangunan menara yang terdiri dari 3 lantai utama. Menara paling puncak adalah menara pemancar dengan ketinggian dari tanah mencapai 324 meter. Di lantai dua ini Amaar telah memesan tempat di sebuah restoran yang ada di dalam menara, sehingga mereka dapat menikmati makan malam yg romantis sambil melihat pemandangan sungai sheeine dan bangunan2 kuno kota Paris dari ketinggian .

Mereka makan sambil saling melempar senyuman. Sesekali Amaar menceritakan apa2 yang mereka lihat dari menara , lalu menceritakan kejadian sejarah masa silam yg terjadi di area sekitar menara. Simran terlihat sangat kagum dg pengetahuan Amaar. Ia tersenyum sendiri mengingat ia telah mencap Amaar sebagai 'Otak Udang' dulu.

Flashback

Semua wartawan mengikuti arah pandangan mata Amaar. Dan pandangan mereka bertumpu pada Simran yang kini berdiri dengan canggung. Sementara Amaar masih melanjutkan panggambaran diri Simran sebagai wanita idaman Amaar.

" Wanita itu harus tampak anggun, berwibawa, punya sorot mata yang tajam yang mencerminkan kecantikan dan isi otaknya yang pintar. Beauty, Brain n Behaviour."

Wartawan langsung membidikkan kamera ke arah Simran, sementara Simran sendiri menutupi wajah dengan tangannya. Melihat situasi yang menguntungkan itu Amaar segera berlalu pergi dari sana ditemani beberapa pengawalnya. Tinggalah Simran yang harus melayani berbagai pertanyaan wartawan yg kini menyerangnya. " Nona ceritakan pada kami tentang diri anda,,,Nona,,Nona..." " Nona apakah kau punya hubungan khusus dg Tuan Khaan , Nona ,,,mohon dijawab Nona" Wartawan yang lain juga mulai mengerumuni Simran. Simran memukul2kan tasnya ke arah wartawan dan dengan susah payah melarikan diri dari sana ' Owhhh,,,orang itu benar2,,,aaahh.'

Simran yang sangat kesal dengan kelakuan Amaar tadi , kini sedang berada diparkiran ketika suara klakson mobil mengejutkannya. Seseorang membuka pintu dan menarik Simran ke dalam lalu mobilpun segera melaju pelan.

" Heiii,,,,dasarr Otak Udang, Lelaki dengan otak setengah yg bersembunyi di balik ketiak perempuan,,,apa maksudmu melibatkanku disana tadi hah ?" Simran segera mencecar Amaar begitu tahu bahwa lelaki yg menariknya barusan adalah Amaar yg sedang diwawancarai oleh para wartawan di lobby hotel tadi.

" Hemmh,,,maafkan aku Nona, aku tak punya cara lain untuk lari dari sana. Lagipula entah mengapa aku yakin sekali kau mampu lepas darisana dengan sangat mudah,,,,hahah." Amaar kemudian menyodorkan sebuah amplop ke hadapan Simran " Nah, terimalah dan Terima Kasih atas bantuanmu." Amaar kembali tersenyum. Simran tak menggubrisnya.

Simran malah menepuk bahu supir yang sedang melajukan mobil didepannya " Bisakah kau hentikan mobilnya. Aku turun disini saja !!" Sang supir melihat ke belakang ke arah Amaar mengharapkan persetujuan Amaar dari kaca spion dalam, dan Amaar pun mengangguk.

" Simpan saja uangmu, aku tidak membutuhkannya,,,,ciih." Simran segera keluar dan bersiap membanting pintu mobil. Gerakannya terhenti ketika Amaar ikut keluar dan memberikan sebuah kartu nama padanya.

" Baiklah, maafkan aku . Aku berhutang budi padamu, jika ada yang dapat kulakukan untuk membantumu, katakan saja. Ini kartu namaku. Namaku Amaar Ali Khaan . Siapa namamu ?"

Simran ingin segera berlalu saja dari sana dan tidak menghiraukan Amaar, tapi ia berfikir sejenak. Mungkin aku membutuhkannya nanti. Simran ingat Amaar adalah seorang produser film , dan dirinya saat ini sedang menyelesaikan sebuah novel. Suatu kebetulan yg tidak akan datang dua kali. Simran menerima kartu nama Amaar dan menyebutkan namanya "Simran,,," lalu segera berlalu dari sana sambil berjinjit karena perih yang dirasakan diujung kaki akibat high heel yg tidak biasa di pakainya. Dan Amaar kembali tersenyum melihat Simran. ' Gadis yang menarik' fikirnya,,,,

Love In ParisWhere stories live. Discover now