Part 5

742 31 1
                                    

Amaar tampak berbincang2 dg wanita itu , sambil masih bercanda dengan gadis kecil di pangkuannya. Simran bisa melihatnya dengan jelas dari kaca cafe yg menghadap ke jalanan dan bersebrangan dengan dirinya. Agak lama mereka mengobrol. Amaar yang memang duduk menghadap kaca, sekilas menangkap bayangan Simran yang berlari ke arah berlawanan. Ditajamkannya lagi pandangannya dan Amaar memastikan bahwa itu adalah Simran. Dan benar saja, Amaar cepat2 pamit pada wanita dan anak perempuan di depannya lalu mengejar Simran yang berlari kembali ke arah stasiun. Amaar berusaha mengejar dan memanggil namanya. " Simraan tunggu, kau sudah salah fahaam,,,, Simraaan,,,,,." Gerakan Amaar terhalang oleh beberapa mobil yg melintas di jalan raya tersebut. Simran sudah masuk ke dalam stasiun kereta dan masuk menuju kereta yg saat ini sudah akan berangkat. Amaar terlambat...

***

Amaar tiba dirumah dengan tergesa2, menuju kamar Simran tapi tak menemukan Simran disana. Bertanya pada Jiji Anga dan beberapa pelayan ~apakah Simran sudah pulang~ dan mereka memastikan bahwa Simran belum pulang sejak pergi dengan Amaar pagi tadi. Amaar berusaha tenang . Mungkin ia hanya jalan2 sebentar. Sambil menunggu Simran, Amaar menuju kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian.

Sampai hari gelap Simram tidak juga kembali. Amaar mencoba menelfon Simran berkali2, tapi tetap saja ponselnya tidak aktif. Amaar lalu memutuskan mencari Simran sendiri di stasiun. Hatinya gelisah dan khawatir. Simran belum mengenal daerah ini dengan baik. Bagaimana kalau dia tersesat. Hari mulai beranjak malam dan sebentar lagi akan hujan. Amaar mengendarai mobilnya sambil matanya awas melihat jalanan, kalau2 ia melihat Simran. Tiba di stasiunpun Amaar berlari ke sana kemari , membalikan badan setiap orang yang dikiranya Simran. Amaar lelah dan putus asa. Hampir saja ia melaporkan kehilangan Simran pada polisi ketika ada telfon dari Jiji Anga yang mengabarkan kepulangan Simran,,,,

***

Setelah mandi dan makan Simran naik ke tempat tidurnya dan mencoba tidur. Dari Jiji Anga , Simran tahu kalau Amaar sedang mencarinya, tapi ia tidak perduli. Hatinya sedang cemburu dan kesal. Mengapa menemui seorang wanita diam2 ? Simran mendengar suara langkah Amaar diluar dan sekarang ia sedang mengetuk pintu kamar Simran yg sudah ia kunci dari dalam.

' TOK,,,TOK,,TOK'

" Simraaan,,,, buka pintunya, dan dengarkan aku,please!!"

Tidak ada jawaban. Amaar mencoba membujuk Simran sekali lagi. Tapi Simran hanya membalas. " Aku sedangtidak mood berbicara denganmu, Monseuir Amaar. Aku mau tidur !"

Amaar masuk ke kamarnya lewat pintu depan menuju pintu penghubung. Sia2 akses yang satu itupun sudah di kunci Simran. Amaar kembali keluar kamar dan mendorong meja pajangan yg ada diluar kamar Simran. Menyingkirkan barang2 diatasnya , lalu naik dan melongok melalui lubang filtrasi diatas pintu , dilihatnya Simran yg sedang tiduran memeluk guling

" Simran , please buka dulu pintunya." Simran terkejut dan melihat Amaar yg melongok dari sela2 lubang angin di atas pintunya.

" Tidak mau, dan tidak akan pernah." Jawab Simran ketus dan kembali menselonjorkan tubuhnya ditempat tidur lalu memasang earphone dari ponselnya.

Amaar tak kehilangan akal, dilihatnya jendela kamar Simran yang masih terbuka. 'Dia lupa menutupnya' Amaar memanggil beberapa pekerja untuk mengangkat tangga dan di letakkan di bawah jendela kamar Simran. Amaar naik menuju jendela dan berhasil masuk. Ia lalu memberikan tanda pada para pekerjanya untuk menyingkirkan tangga itu.

Ditariknya nafasnya dalam2 agar ia bisa menguasai emosinya menghadapi Simran yg sudah bersikap kekanak2an. Amaar tidak ingin marah. Tapi perbuatan Simran hari ini benar2 keterlaluan. Amaar membalikkan tubuh Simran dengan kasar, Simran menjerit dan melepaskan earphonenya. Amaar tak kalah sengit menjawab Simran.

Love In ParisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang