CHAPTER 8

20K 1.3K 14
                                    

ABIGAIL'S POV

Aku melihat senyuman seratus mega watt milih Nate dengan curiga. "Ada apa dengan senyuman mencurigakan itu?"

"What? Mengapa kau menyebutnya mencurigakan?" tanya Nate dengan nada sakit hati. "Aku hanya meniru senyuman ala James Bond untuk menarik perhatian wanita cantik."

"Apakah kau mengatakan kalau aku cantik?"

"Tentu saja, lovely! Kau adalah wanita paling cantik yang pernah kutemui," rayunya kepadaku.

Aku memutar bola mataku. "Mengapa James Bond?'

"Karena semua wanita menyukai James Bond," ujarnya mengedipkan mata kepadaku.

"Aku lebih menyukai Eggsy Unwin dari Kingsman dibandingakn model 'uncle' seperti James Bond."

"Ah kau menyukai pria lebih muda?" tanyanya menyeringai. "Aku juga lebih muda darimu dan aku menyukai perempuan lebih tua."

"Oh, hey sweety butt... Pemeran Eggsy Unwin lebih tua dariku, jika kau pernah mencari di google!"

"Ah.. tapi karakter yang dimainkannya lebih muda daripada umur sesungguhnya," ujar Nate tersenyum. "Apakah kau memberitahuku kalau pantatku terlihat manis?"

Mulutku terbuka dan menatapnya dengan jengkel. "Sekarang, aku tahu apa yang dimaksudkan oleh Maddy ketika menceritakan 'betapa tampannya dirimu hingga membuatnya sering sakit kepala' kepadaku."

"Ah... jadi kau menyukaiku bahkan sebelum bertemu denganku? Dan Maddy mengatakan kalau aku sangat tampan?" Nate menggelengkan kepalanya dengan raut wajah sombong. "Sudah kuduga, dia menyukaiku diam – diam."

"Kau sungguh luar biasa tidak tahu malunya," ujarku menyipitkan mataku kepadanya dan berusaha berkata jahat kepadannya.

"Ah... tidak. Tidak." Nate menyeringai kepadaku. "Tidak tahu malu adalah sifat khas Daniel dan aku tidak mau merebut kehormatan itu. Aku hanya mengatakan kebenarannya dan aku tidak suka berbohong."

"Kau memutar semua perkataanku," gumanku pelan. Lalu, aku merasakan kepalaku kembali terasa pusing. Damn it. Ini semua gara – gara aku hanya bisa tidur sebentar kemarin malam. "Apa yang kau inginkan, Nate?" tanyaku terdengar lebih kasar dibandingkan yang seharusnya.

Aku mengira Nate akan marah setelah aku membentaknya, tapi aku melihat wajah Nate mendekatiku dnegan khawatir. "Apa kau baik – baik saja? Kau terlihat sangat pucat."

"Sorry. Hanya kepalaku terasa pusing karena dua malam terakhir, aku tidak tidur dengan nyenyak."

"Mungkin, kita bisa membicarakannya besok...."

"Tidak. Tidak. Katakan saja sekarang!" ujarku segera menolak saran Nate.

"Oke. Aku ingin kita berteman..."

Aku menaikkan salah satu alisku dan menatapanya dengan bingung. "Bukankah baru beberapa jam yang lalu, kau mengatakan kalau kau menginginkanku menjadi 'partner sexmu'?"

"Oh.. aku masih tidak menarik penawaranku," ujarnya dengan wajah polos. "Tapi, aku tidak ingin hubungan kita menjadi aneh hanya karena masalah itu. Bagaiamana pun kau sahabat baik Maddy dan aku adalah sahabat baik Daniel. Frekuensi pertemuan kita akan sangat banyak."

"Oke..." Aku masih menatapnya dengan curiga dan juga ada sedikit perasaan kecewa. "Tapi, apakah seorang teman akan menggoda teman lainnya seperti dirimu?"

"Memang tidak. Tapi, aku selalu melakukannya dengan para wanita yang menarik perhatianku dan kau salah satunya, lovely," ujarnya. "Tanya saja pada sahabat baikmu, aku juga selalu flirting dengannya saat dia belum jadian dengan Daniel."

7Promises (FINISH)Where stories live. Discover now