CHAPTER 7

21.7K 1.4K 22
                                    

NATHANIEL'S POV

Aku masuk ke dalam rumah dalam keadaan linglung. Aku seperti baru mengerti bagaimana perasaan Daniel saat Maddy menolaknya. Baru kali ini ada seorang perempuan yang menolakku, salah – maksudku setengah menolakku. Aku sudah melakukan sex dengan Abby, tapi aku menginginkan lebih. Well, mungkin ini merupakan kejadiaan pertama dan terakhir kalinya. Maybe. Aku tidak pernah melakukannya dengan perempuan yang sama dua kali.

Dan, ini juga pertama kalinya ada perempuan yang menolakku!!

Mungkin ini karma karena aku telah mentertawakan Daniel waktu itu. Kalau, aku menceritakan ini semua kepada sahabatku – aku berani bersumpah kalau Daniel akan ganti mentertawakanku. Belum lagi, aku tidak berani membayangkan reaksi Maddy kalau tahu aku telah melakukan sex dengan sahabat tersayangnya.

Dia menolakku! Abigail Summer menolakku!

Aku tidak pernah ditolak oleh seorang perempuan maupun wanita. Tidak pernah sekalipun. Sejak aku berumur lima belas tahun, para wanita maupun perempuan berebut melemparkan tubuhnya untukku tanpa aku bersusah payah.

Bagaimana bisa? Bagaimana bisa dia...

"Nate. Apakah itu kau?" tanya sebuah suara berat.

Aku berhenti tepat di depan kamarku dan melihat ayahku yang mengenakan topi dan kemeja kotor bekas oli dengan wajah penuh keringat. "Dad. Ada apa?"

"Aku memerlukanmu untuk membetulkan sepeda motor milik Mr Castemole. Aku tidak terlalu mengerti mesin – mesin jaman sekarang," ujar dad dengan wajah lelah. "Kurasa menyuruhmu untuk mengerjakannya lebih aman daripada aku yang mengerjakannya."

Aku meringis ketika mengingat kejadiaan terakhir kali saat dad memaksakan diri untuk membenarkan mesin baru sepeda motor milik pelanggan lainnya. Hancur lebur. Untung saja, aku berhasil membenarkannya sebelum sang pemilik menyadarinya.

"Oke, dad. Aku akan mengerjakannya lima menit lagi," ujarku.

"Oh.. jangan lupa besok siang kau harus bertemu dengan ibumu," ujar dad dengan wajah murung. Senyumku seketika lenyap ketika nama wanita itu disebutkan. "Dan, kau harus menemuinya, Nate. Jangan membuat kerusuhan atau kabur."

"Dad...."

"Bagaimanapun, dia adalah wanita yang melahirkanmu," ujar dad menatapku dengan wajah serius.

"Dia hanya berjasa karena melahirkanku saja..." ujarku langsung menutup pintu kamarku.

Dad mengetuk pintu dan memanggil namaku, tapi aku hanya diam dan tidak menjawabnya. Aku menatap jendela dengan pandangan kosong. Bertemu dengan wanita itu bagaikan mimpi buruk bagiku. Aku ingin berteriak kepadanya, sebaik apapun dia berperilaku kepadaku sekarang – Itu tidak akan mengubah pikiranku tentangnya. Wanita brengsek yang meninggalkan suami dan anaknya.

Aku segera membuka pakaianku dan menggantinya dengan baju jelek yang hanya kukenakan saat di bengkel.

Saat aku keluar dari kamarku, aku melihat dad tidak lagi berada di rumah. Entah kemana beliau pergi. Aku menghembuskan nafas dengan lega. Aku benci beragumentasi dengan dad. Dan aku dengan bangga menyatakan kalau aku hamper delapan puluh persen selalu menuruti perkataan dad, tapi kamu selalu beragumentasi jika menyangkut wanita itu. Dan, itu semakin menambah kebencianku terhadap peminjam kandungan.

*******

"Nate. Nak. Apakah aku yang harus menghubungi kau dulu agara kamu mau mendatangiku?" tanya Jenny memelukku saat aku masuk ke dalam rumahnya. Aku balas memeluk Jenny dengan sayang dan membenamkan wajahku di rambutnya. Seolah, mengetahui ada yang salah – Jenny menatapku dengan wajah meneliti. "Apa ada yang salah Nate?"

7Promises (FINISH)Where stories live. Discover now