[001] Bickering

46.3K 2.1K 39
                                    

Ini bahkan belum tengah malam dan anak itu sudah sangat rewel memintaku pulang.

Kalau saja dia bukan kekasihku pasti aku sudah melemparnya dengan batu atau apapun yang aku temukan terlebih dahulu.

"Jeon Jungkook! bisakah kau diam sebentar? kau berisik sekali."

Sementara orang yang ada diseberang sambungan hanya semakin mengoceh tidak ada henti.

"Hyung! Kau harusnya tau ini sudㅡ"

Aku mendengus kemudian memutuskan sambungan telfon.

Tidak paham kenapa aku bisa bertahan dengan orang yang begitu berisik seperti dia? Hah, apa ini yang dinamakan cinta buta? Oh, yang benar saja.

Dua blok lagi dan aku akan sampai dirumah yang aku tinggali dengan Jungkook. Aku memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang. Tidak ada yang menarik.

Kalau saja objek yang kau lihat adalah kekasihmu kau tidak akan bilang tidak menarikkan?

Pintu dengan lapisan cat berwarna coklat sudah didepanku, berdiri kokoh dan entah mengapa terlihat mengintimidasi. Aku masih ragu untuk masuk, takut kalau yang aku jumpai adalah Jungkook dalam edisi marah.

Tanganku hendak membuka pintu tapi sekarang sudah terbuka lebar dengan begitu cepat dengan pemandangan yang tidak bisa aku percaya.

Demi celana dalam Jimin yang tidak pernah dicuci! Jungkook dengan segala pesonanya tengah berdiri hanya dengan kaus kebesaran berwarna hitam yang menutupi setengah paha putihnya.

"JㅡJungkook?" ucapku tergagap.

"Kau lama sekali hyung! Kau tidak tau kalau peepee ku tengah kesakitan?"

Tunggu sebentar, apa? peepee?

"Aku sangat merindukanmu sampai-sampai rasanya aku mau gila. Aku juga merindukan Kim Taehyung yang satunya lagiㅡ"

"Jungkook,"

"Aku bahkan terus membayangkannya sambil menunggumu pulㅡ"

Dengan pergerakan cepat Taehyung segera membekap bibir kecil yg terus mengoceh itu. Ia mendorong dengan tidak sabar kelinci super manja itu untuk masuk;tidak lupa menutup pintu rumah mereka dengan menendangnya.

Diangkatnya tubuh berisi Jungkook;membawanya kekamar mereka dan menghempaskannya ke ranjang.

Ini adalah hal yang sulit ia dapatkan selama 1 bulan terakhir, karena Jungkook ngambek luar biasa padanya dan dengan Jungkook yang menyerahkan dirinya seperti ini, maka Taehyung tidak akan menyiakan kesempatannya.

Pakaian ditubuh mereka tidak pernah terasa sangat mengganggu hingga sekarang. Dengan gerakan berantakan mereka saling melucuti pakaian satu sama lain.

Taehyung menggunakan tangannya dengan pintar untuk memainkan pucuk dada submisifnya.

Merasa iri dengan tangannya, sekarang lidah basah miliknya mengambil alih untuk memainkan benda mungil itu.

"Sial,"

Jemarinya menyusuri mulai dari tulang selangka milik Jungkook terus turun hingga ke titik dimana tubuh kekasihnya membusur cantik.

Dengan hati-hati ia mengangkat pinggul Jungkook kemudian menaruh bantal sebagai penyangga.

"Siap sayang?" Jungkook mengeratkan cengkramannya pada helai rambut Taehyung lalu mengangguk, memohon entah apa pada Taehyung. "Pleaseㅡoh!"

Ia menggeram mendengar kekasihnya memohon dengan suara layaknya desau angin dan kemudian dalam satu hentakkan menerobos tanpa ampun.

Taehyung mulai menggerakkan pinggulnya, merasakan dinding rektum yang menjepitnya kuat. Bergerak cepat menggaruk setiap kenikmatan untuk mereka.

Memperhatikan dengan taat setiap ekspresi yang ditunjukkan oleh kekasihnya. Kepala Jungkook mendongak dengan dadanya membusung tinggi, mulutnya terbuka namun suaranya tercekat pada tenggorokan sehingga hanya rengekan kecil yang keluar.

Taehyung tersenyum separo, mengerti dengan bahasa tubuh Jungkook. Hapal diluar kepala.

Ia terus menumbuk titik nikmat milik Jungkook. Menggerakkan pinggulnya dengan brutal gairahnya tengah dipuncak dan harus segera dituntaskan.

Jungkook menarik tengkuk kekasihnya, menubrukkan bibir mungilnya dengan pasangannya. Mulai melumatnya dengan tidak sabar;rasa ingin meledak dibawah sana sudah hampir sampai.

Dan dengan dua hentakkan terakhir, puncak mereka telah tiba dengan begitu menyenangkan.

Nafas keduanya saling bersahutan. Jungkook terlihat begitu menggemaskan dibawahnya.

Taehyung segera merebahkan dirinya kesamping;memeluk kekasihnya tanpa melepas tautan dibawah sana.

"Jadi sebenarnya sebulan ini kau merindukan sentuhanku? Oh, Jungkook kau seharusnya bilang sajaㅡargh!" Jungkook mengerutkan hidungnya merasa sebal dengan Taehyung kemudian meninju perut kekasihnya.

Kekasihnya meringis menahan sakit karena tinju Jungkook tidak main-main, tapi tidak ada yang bisa melunturkan cengirannya melihat tingkah malu Jungkook lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka.

***

Omake

***

Pemuda dengan rambut berwarna hitam itu, kini menggeliat pelan. Ia merasa ada sesuatu yang mengganjal pergerakkannya dibawah sana.

Ia juga bisa merasakan, tangan yang melingkari pinggangnya.

Matanya mengerjap beberapa kali hingga kedua mata itu membulat sempurna.

Oh Tuhan!

Jam berapa sekarang?! Dengan cepat ia memisahkan diri dari kukungan Taehyung. Dan pertautan mereka juga terlepas dengan desisan kecil yang keluar dari bibir merahnya.

Langkahnya terseok menuju kamar mandi;persetan dengan rasa sakit!

Ia harus segera berbenah atau ia akan berakhir diruang kesiswaan dan membusuk dikamar mandi untuk membersihkannya.

Kemudian teringat dengan kekasihnya yang masih asik bergelung dikasur dengan mulutnya yang menganga lebar.

"Kima Taehyung! Cepat bangun, kalau tidak akan aku bakar komikmu itu atau kuberikan pada jjanggu biar ia habisi!"

+ kookie [taekook;R18]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang