Ziyu membuka matanya karena silau matahari yang menusuk masuk melalui jendela. ia berusaha mencerna kejadian tadi malam, tapi semuanya terasa sia-sia, yang dia ingat hanyalah pandangan nya yang tiba-tiba gelap.
ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, ternyata di sofa ada Xuan yang sedang tertidur pulas.
Ziyu memegang kepalanya yang terasa cukup pusing, ia menyalakan ponselnya. disana sudah ada beberapa pesan dari Liu yang menanyakan bagaimana kabarnya.
ziyu segera membalas pesan dari Liu, ia menjelaskan bahwa ia baik-baik saja. Liu juga meminta maaf karena tidak bisa menemani Ziyu semalam.
Ziyu menatap beberapa kue di atas nakas. ia memanggil Xuan berusaha membangunkan.
"kakk,"
"kakk Xuan!" panggil Ziyu.
Xuan tersentak dalam tidurnya, ia membuka matanya dan merasa lega saat melihat Ziyu telah sadar, Xuan segera menghampiri Ziyu, ia duduk di pinggir kasur.
"loh kapan sadarnya?" tanya Xuan.
"barusan kak,"
Xuan mengangguk, ia menempelkan punggung tangannya pada kening Ziyu, ingin tahu apakah suhu tubuhnya masih panas, syukurnya tidak.
"mana yang sakit, Yu?" tanya Xuan.
Ziyu menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"gak ada kak!"
Xuan terlihat diam, ia menatap tidak percaya pada Ziyu. tapi Xuan memilih mengalah saja, kondisi Ziyu belum cukup pulih jika harus mendebatkan rasa sakitnya.
bohong, Ziyu bohong, padahal kenyataannya dadanya terasa sangat sesak saat berusaha bernafas. tapi Ziyu tidak ingin membuat Xuan khawatir.
"syukurlah kalau gak ada, maafkan saya ya, kamu sakit begini pasti karena jadwal yang saya berikan terlalu padat!" Xuan memegang bahu Ziyu.
Ziyu mengangguk paham
"gak papa kak, ini bukan sepenuhnya kesalahan kak Xuan, mungkin emang aku nya aja yang gak kuat kecapean," Ziyu meyangkal.
Xuan menghela nafasnya. ia menatap Ziyu yang juga menatap nya. Xuan tidak tau lagi harus berkata apa.
"sekali lagi saya minta maaf ya."
"iyaa kakk!"
"oh iya, waktu aku pingsan, yang angkat siapa?" Tanya Ziyu, ia sangat penasaran.
"Tian."
****
suara teriakan yang bercampur dengan suara pecahan kaca itu membuat nafasnya tercekat, ia menatap tidak percaya pada Ayahnya yang baru saja membanting vas bunga, serpihan kaca itu berhamburan.
"kamu!" Ayahnya menunjuk Tian.
nafasnya memburu, dadanya naik turun, ia menatap tajam wajah anak laki-laki dihadapan nya itu. ia benar-benar merasa kecewa dengan Tian.
"Dasar anak tidak tau untung! pergi kamu dari rumah saya!" ia mengarahkan tangannya ke arah pintu keluar.
"Pa, udahh paa!" Mama memeluk Ayah.
Tian tersenyum smirk, ia menunjuk pintu keluar.
"kamu ngusir saya? iyaa?" tanya Tian sekali lagi.
Tian tersenyum pahit saat melihat ayahnya yang mengangguk tanpa ragu. baiklah, ia akan menuruti kemauan ayahnya.
tanpa sepatah katapun Tian melangkahkan kakinya pergi keluar, ia membanting pintu dengan keras membuat Mama nya terlonjak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Strings Teory [BL] TIAN ZIYU
Romance[⚠️ Warning 21+] Cerita ini mengandung unsur kekerasan bahasa, seksual, dan tidak diperuntukkan bagi pembaca di bawah usia 21 tahun. Harap bijak dalam membaca, penulis tidak bertanggung jawab atas dampak dan konsekuensi dari cerita ini. Ziyu hidup s...
![Red Strings Teory [BL] TIAN ZIYU](https://img.wattpad.com/cover/404835077-64-k729280.jpg)