Red Strings Teory 19

Start from the beginning
                                        

"Lo jadi bos jangan jahat-jahat," Ucap Tian.

Xuan menatap Tian, mendengar perkataan Tian yang seperti itu seketika membuat hati Xuan terasa mencelos.

Xuan dan Jao membaca surat keterangan dari dokter secara bersama-sama. Jao menutup mulutnya karena shock.

Xuan merasa dadanya seperti tersayat pisau. ia menatap Ziyu kemudian berjalan mendekat ke arah kasur.

"Ziyu, kakak minta maaf yaa?" Xuan mengelus rambut Ziyu.

wajahnya terlihat pucat kebiruan, ia jadi tidak bisa tenang setelah mengetahui fakta ini. Xuan jadi merasa sangat bersalah, dia merasa Ziyu seperti ini karena jadwal yang ia berikan sangat padat.

"salah gue semua ini mah," ucap nya sendu.

Jao mendekati Xuan yang terlihat sedih.

"jangan salahin diri sendiri Bos, yang namanya musibah gak ada yang tau, pokoknya kita harus rawat Ziyu sampai dia sembuh," ucap Jao.

Jao sangat berusaha untuk menenangkan Xuan, Xuan hanya bisa mengangguk. setelah ini ia akan menyuruh Ziyu untuk istirahat dalam waktu yang lama, pokoknya sampai Ziyu benar-benar sembuh total.

ia akan menawarkan Ziyu untuk memilih tempat peristirahatan yang cukup nyaman.
entah itu di sekitar kota, atau mungkin di kampung halaman Ziyu yang dulu.

saat lama terdiam, Xuan kembali mengangkat suara.

"gue jahat ya sama Ziyu?" tanya Xuan. ia menatap Jao.

"enggak Bos, ini cuma musibah, percaya deh sama gue!" Jao mengelus bahu Xuan.

"kasian tau Jao, gak tega gue ngeliat Ziyu kaya gini, sumpah,"

"mana dia sebatang kara lagi, kita harusnya tau kalo dia punya penyakit ini, biar kita bisa ngerawat dia sama-sama!"

Tian sedari tadi hanya diam mendengarkan, ia baru tau kalau ternyata Ziyu hanya hidup sebatang kara, artinya anak itu tidak punya Ayah, Ibu, kakak, Ataupun saudara dekat lainnya.

anak yang malang pikirnya. tapi Tian salut sih anak semuda itu sudah berani melangkah maju sendirian, menghadapi kejam nya dunia, apalagi ia sendirian dan tidak punya pengalaman pekerjaan apapun. jangankan pengalaman kerja, sekolah pun belum selesai.

Tian memeriksa lingkaran jam di tangannya, jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari, ia harus segera pulang ke rumahnya karena besok ia harus kembali ke rumah Ayah dan ibunya.

Tian menghampiri Xuan, ia mengangguk singkat.

"bro, gua pulang ya,"

Xuan menoleh, matanya terlihat merah. tumben Xuan bisa menangis, Tian tidak pernah melihat Xuan bersedih seperti ini sebelumnya.

"yang sakit dia, kenapa Lo yang nangis?" tanya Tian.

Xuan hanya diam menatap Tian, Tian menghela nafasnya, oke kali ini Tian akan diam dan mengalah, ia menunduk dan menepuk bahu Xuan, mencoba untuk memberikan rasa semangat pada sahabatnya.

"udah jangan sedih, nanti ini kita ajak dia liburan sama-sama," ucap Tian.

"kemana?" akhirnya Xuan bersuara.

"ajak aja ke kampung halaman dia, pasti mau tuh," ajak Tian.

Xuan beralih menatap Jao, Jao segera mengangguk setuju, pasti Ziyu juga rindu rumahnya yang dulu.

"bener tuh bos, nanti kita ajak temennya si Liu!" seru Jao.

Xuan akhirnya mengangguk dengan pelan, sekarang ia bisa merasa sedikit tenang. walaupun masih ada rasa bersalah dengan Ziyu.

tapi setelah ini ia berjanji untuk mengistirahatkan Ziyu dalam waktu yang cukup lama, sampai Ziyu benar-benar pulih kembali.

Xuan tidak ingin Ziyu kenapa Napa, ia sudah menganggap Ziyu seperti adiknya sendiri, ia selalu saja tidak kuat jika menyangkut anak yang malang itu.

semua sayang Ziyu.

Tian keluar dari ruangan itu. ia menyalakan sebatang rokok, saat berada di dalam lift ia hanya bersandar dan berdiam diri. ia terus terbayang-bayang tentang anak itu.

baru kali ini ia merasa bersimpati dan merasakan yang namanya kasihan dengan seseorang. biasanya juga ia tidak pernah peduli dengan orang lain.

"ziyuu..."

***

jangan lupa votee🫰🏻

huaaa adek ziyuu😭

Red Strings Teory [BL]  TIAN ZIYU Where stories live. Discover now