4. Wajah yang Aku Benci

37 6 1
                                        

Sejujurnya pertemuan itu adalah pertemuan yang tidak diizinkan oleh siapa pun untuk Lissa lakukan

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Sejujurnya pertemuan itu adalah pertemuan yang tidak diizinkan oleh siapa pun untuk Lissa lakukan.

Ketika Ikarus, pengawalnya, mengetahui bahwa Lissa akan menuju ke mansion mawar menemui Iaros, lelaki itu langsung melayangkan protes keras.

“Apa Nona sudah tidak waras?” kata lelaki itu. Dengan tatapan tajam yang dia layangkan kepada Lissa yang kini sibuk menghias diri di depan cermin dibantu oleh Mira. “Nona ingin menemui orang itu? Orang yang sudah saya katakan tidak seharusnya Nona sentuh? Untuk apa Nona melakukan itu?”

Lissa tersenyum. Melirik Ikarus dari pantulan cermin dengan ekspresi santai seakan-akan dimarahi oleh pengawalnya sendiri adalah hal biasa baginya. “Kamu tahu aku melakukan apa yang aku mau. Dan Ayah sudah mengizinkan. Percuma kamu melarangku.”

“Itulah yang membuat saya tidak percaya! Bagaimana bisa Tuan Luka mengizinkan Anda?” Ikarus mendengkus. Dia sungguh yakin Lissa berpura-pura akan mati sampai Luka Narendra memberinya izin pergi menemui Iaros.

Sementara Lissa hanya tersenyum membiarkan pengawalnya itu meredam amarahnya yang terpancing. Sudah pasti jika ditanya apa Lissa diizinkan menemui Iaros, maka jawabannya adalah tidak.

Lissa tidak pernah diizinkan oleh Luka sebab Lissa juga tidak pernah meminta izin ingin pergi menemui Iaros. Sore ini ketika ia datang menemui Luka, Lissa menggunakan kata-kata yang diplomatis dalam negosiasi. Ia berdiri di hadapan Luka dengan senyum lembut dan manis merayu. “Ayah, apa aku boleh pergi mengunjungi rumah Paman Lio?” tanya Lissa saat itu. “Sudah lama aku tidak menemui Paman. Dan sudah lama aku tidak menemui Bibi Rina. Aku merindukan mereka, sekaligus aku ingin berlibur sebentar di luar mansion ini.”

Seumur hidup, sudah berapa banyak manusia yang pernah kalian semua temui dalam hidup ini? Yang pernah kalian ajak berinteraksi, yang pernah kalian ajak tersenyum dan berbincang bersama. Mungkin sudah ribuan, atau jutaan, atau paling sedikit jika kalian pendiam maka mungkin ratusan. Namun Lissa tidak seperti itu. Ia dapat menghitung jari berapa banyak manusia yang pernah ia temui dalam hidupnya ini.

Ia hidup terisolasi dibalik pagar kediaman Narendra. Ia tidak pernah bertemu siapa pun di luar sana yang tidak direstui oleh orang tuanya. Ia tidak pernah bergaul, ia tidak pernah memegang sesuatu yang disebut ponsel, ia tidak pernah menonton televisi, dan ia tak tahu apa yang terjadi di dunia ini jika ia tidak mendengarnya dari mulut Ikarus, atau informasi yang telah disaring sedemikian rupa oleh orang tua dan kakak-kakaknya.

Lissa bisa menyebutkan siapa saja yang ia pernah temui di hidupnya sejak lahir sampai detik ini. Mulai dari Ibu, Ayah, lalu kakak-kakaknya yaitu Al, Kaisar, dan Moirae. Lalu adik kembarnya, Killua dan pamannya Lio Narendra. Istri Paman, Rina. Pelayan setianya, Mira. Pengawal barunya, Ikarus. Bibi Azka, pengasuh Al sekaligus satu-satunya teman baik Ibu. Lalu sisanya adalah pelayan, pengawal-pengawal ayah dan kakaknya, serta istri-istri kakaknya yang tidak Lissa anggap sebagai manusia melainkan hiasan rumah.

Forbidden FruitМесто, где живут истории. Откройте их для себя