EXTRA CHAPTER: When Hope Melts Where the Sun Touches

Beginne am Anfang
                                        

To the light of my life,
The one my soul longs for,
My precious Kaien Hadinata.

Selamat hari Senin, Sayang! Di awal minggu ini, aku mau bilang terima kasih karena kamu udah jadi Ien yang aku kenal selama ini. Terima kasih udah jadi Ien yang baik, tulus, penyayang, dan selalu melakukan yang terbaik dalam apa pun yang kamu pilih.

Empat bulan bersama kamu selalu terasa menyenangkan, karena kamu selalu mendorong aku tumbuh setiap harinya. Mulai dari bersikap tegas ke anggota yang main-main di grup tugas, memilih manggis yang paling bagus di supermarket, hingga mengenal beragam diksi bahasa Inggris selagi kamu menulis lirik dan aku mengarang cerita pendek—terima kasih karena kamu pernah tinggal di Seattle dan bahasa Inggris kamu nyaris menyamai penutur asli.

Aku belajar banyak sekali hal baru ... termasuk satu hal hebat dari kamu.

You're authentic, Ien.

Kamu nggak pernah takut jadi diri kamu sendiri, meskipun ada hal-hal yang harus kamu relain demi tanggung jawab. Kamu berani bahagia di panggung, sebagai musisi hebat, walaupun kamu tahu pertunjukannya akan berakhir. Dari sekian banyak saksi yang melihat seberapa benderang kamu di bawah lampu sorot ... aku salah satu yang bangga luar biasa. Termasuk soal rajinnya kamu di perkuliahan, santunnya kamu ke semua orang, masakan kamu yang nyaingin chef hotel bintang lima ... I could go on and on about everything I love about you, karena banyak banget yang bisa dibanggakan dari kamu.

You're so adored and loved. And I'm proud to be able to love you.

I'm proud to be yours, Ien.

Ien, Sayangku ... aku harap semua yang baik-baik selalu mengelilingi kamu. Semoga muka ganteng kamu selalu dihiasi senyum, ya. Bukan cuma karena senyum kamu manis, tapi karena kamu pantas bahagia. Kalau aku bisa kasih kamu semua kebahagiaan di dunia ini, aku pasti kasih, Ien. Biar kamu punya stok bahagia setiap hari, terus senyum kamu nggak pudar-pudar. Tapi, karena itu mustahil, aku cuma bisa kasih diri aku dan usaha aku. Semoga potongan mangga ini cukup, ya, buat bikin Senin kamu lebih baik? Kalau belum, aku masih punya sesuatu yang lain.

Pulang kuliah, kita ketemu lagi. I'll see you at 4 p.m., okay?

Your first ray of the sun,

Shanaya


"Sayang ...."

Diluluhkan hangat di lubuk hati, mata Kaien berkaca-kaca. Menjadi pasangan penulis hebat seperti Shanaya Nareswari berarti menerima deretan surat berisi ungkapan perasaannya ... dan surat kelima belas ini berhasil mendekapnya lekat. Merasa tulus dibanggakan, disayangi begitu dekat, sekalipun yang memberi tidak sedang berada di tempat.

Menyadari bulir yang menetes di pipinya, Kaien memotret matanya yang merah. Lalu mengirim pesan untuk Shana.

Kaien Hadinata
sent a photo.
Tebak siapa yang nangis gara-gara surat

Shanaya 💚☀️
Astagaaa Ien maaf bikin kamu nangis 😭
Cuci muka dulu yaaa sebelum kelas
Mangganya jangan lupa, mam sedapetnya ajaa kalau nggak sempet

Kaien Hadinata
Iyaa sayaaang nggak usah minta maaf
I cried because I felt so loved
Makasih banyak udah apresiasi aku sebanyak ini ya Naa..
I appreciate you even more, with all my heart

Shanaya 💚☀️
Selaluu Ien ❤
Terima kasih juga yaaa

Kaien Hadinata
Always
Kamu bawa apa lagi Naa buat aku?
"Sesuatu yang lain" tuh apa?

And Somehow, I'll Hope Once MoreWo Geschichten leben. Entdecke jetzt