EXTRA CHAPTER: When Hope Melts Where the Sun Touches

1.8K 131 22
                                        

Surprise! Here's a glimpse of Shana and Kaien's relationship, for those who haven't moved on yet (or just curious)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Surprise! Here's a glimpse of Shana and Kaien's relationship, for those who haven't moved on yet (or just curious). Selamat menikmati!

---


Bagi Kaien Hadinata, ada tiga hal yang berpotensi menggoyahkan konsentrasinya.

Pertama, kurang makan. Kedua, begadang terlalu sering. Ketiga, terus-menerus ditatap Shanaya Nareswari nyaris tanpa berkedip selama ia menyetir mobil. "Na ...."

"Gantengnya ...."

Lesung pipi Kaien menyuruk sedalam jurang. "Thank you so much, Cantik. Kamu udah ngomong gitu lima kali pagi ini," balas Kaien, otot-otot pipinya mulai pegal karena senyumnya tidak kunjung luntur. "Kenapa? Lagi kangen sama aku?"

"Setiap hari ...." Sesaat Kaien menoleh, mata bulat Shana masih saja berbinar memandanginya. "Kamu tahu, nggak, Ien? Aku selalu suka senyum kamu. Soalnya ada ini." Telunjuk Shana menekan kecil lesung pipi Kaien. Menoel-noelnya sambil tersenyum manis. "Noot-noot. Gemes, aku mau pegang terus ...."

Ya ampun ....

Memang betul Kaien membelokkan setir, tetapi hatinya lebih terbolak-balik. "Boleh, Sayang. Boleh noot-noot kapan aja." Tersenyum luluh, Kaien menginjak pedal rem di depan Fakultas Ilmu Budaya. "Tapi sekarang kita kuliah dulu, ya?"

Bahu Shana menurun sedikit. "Okay ...." Ia menarik tangannya menjauh, memancing Kaien untuk mencubit pipi gembilnya. Mekar lagi lengkung jelita gadis itu. "Ien mam buah dulu, ya? Ibu kemarin beli mangga, terus aku bawain buat kamu."

Bersemangat, Shana mengeluarkan kotak makan hijau dari tote bag-nya. Saat dibuka, mangga yang dipotong kotak-kotak tampak menggiurkan untuk Kaien santap. Belum sempat Kaien merespons, Shana sudah menyertakan amplop mini biru dongker usai menutup lagi kotak makan itu.

Senyum Kaien merekah salah tingkah.

Ia tahu persis isi amplop itu. "Sengaja, ya, kasih surat cinta sebelum aku kelas? Biar aku nggak fokus?"

Shana terkekeh kecil. "Nggak, Ien. Bacanya pas break antarkelas aja."

"Mana bisa, Na? Keburu penasaran aku."

Tampak gemas, Shana tertawa lagi. "Ya udah, senyaman kamu aja. Aku kuliah dulu, ya?" Ia mengecup pipi Kaien singkat. Sebuah kebiasaan mereka sebelum berpisah di mana pun. "Have a good day, Sayang."

"Already a good day for me, Baby." Kaien mengecup balik pipi Shana. Dari dashboard, diambilnya kotak makan merah dan sendok-garpu dari rumah untuk diletakkan di genggaman gadis itu. "Bekal buat kamu. Semoga suka, ya?"

"Pasti suka. Makasih, ya, Ien!"

"Always, Na."

Usai memandangi kekasihnya berlalu, Kaien membuka surat pemberian Shana.

And Somehow, I'll Hope Once MoreWhere stories live. Discover now