Tapi tentu saja, tidak semudah itu.
Setelah cukup lama menimbang pilihan, akhirnya aku memutuskan untuk mencoba satu benda saja, sementara sisanya cepat-cepat kusimpan di bawah ranjang. Aku masuk ke bawah selimut, tubuhku sedikit bergetar oleh rasa gugup, dengan beban ketidakpastian yang menekan seperti selimut tebal yang menyesakkan.
Sendirian di kamar yang remang, rasa was-was mulai merayap, mengusir sedikit demi sedikit rasa antusias yang tadi menggebu. Heningnya suasana hanya dipecahkan oleh suara kain yang bergesekan ketika aku gelisah di bawah selimut.
Dengan tangan ragu, aku menyalakan tombol pada mainan itu. Dengungan lembutnya memenuhi ruangan, membuat udara seolah lebih tegang. Bersandar pada bantal, aku menatap langit-langit, jantungku berdebar kencang.
Detik demi detik terasa seperti menit, tapi sensasi yang kutunggu tak kunjung datang—hanya ada keheningan yang diwarnai suara nafasku sendiri. Dahiku mengernyit, bingung kenapa tubuhku tidak merespons seperti yang kubayangkan.
Semakin lama, rasa frustrasi mulai muncul, menggerogoti kesabaranku. Sensasi asing dari alat itu justru membuatku semakin tidak nyaman, membuatku bertanya-tanya apakah keputusanku ini memang tepat.
Dengan helaan napas kecewa, aku mematikan alat itu. Dengungannya lenyap, meninggalkan kamar kembali dalam kesunyian berat. Yang tersisa hanyalah rasa kecewa dan kebingungan.
Aku terbenam lebih dalam di ranjang, dihantui perasaan campur aduk, bertanya-tanya kenapa sesuatu yang tampaknya menjanjikan malah terasa hampa. Apakah masalahnya ada pada alat itu… atau justru ada di dalam diriku sendiri?
Tenggelam dalam lamunan, aku bergulat dengan berbagai pertanyaan dan kebingungan, tak tahu bagaimana menyelaraskan keinginanku dengan kenyataan dari pengalaman yang baru saja kualami. Pada akhirnya, yang tersisa hanyalah tanda tanya tanpa jawaban dan rasa kecewa yang menggelayut di udara.
Dentang bel pintu yang berulang-ulang menggema di lorong luas rumahku, memecah suasana tenang dengan nada mendesak. Jantungku berdegup lebih cepat, darahku berdesir oleh adrenalin saat aku memikirkan gangguan yang tak terduga ini.
Tinggal di lingkungan dengan rumah-rumah mewah dan suasana yang kadang penuh kesombongan, aku bertanya-tanya—siapa yang mungkin ada di depan pintu, dan yang lebih penting, bagaimana mereka bisa melewati sistem keamanan yang ketat.
Pikiranku berputar, membayangkan berbagai kemungkinan, dari penjual yang tak diundang sampai tamu tak terduga dengan niat yang meragukan. Dengan campuran rasa was-was dan penasaran, aku memberanikan diri untuk menghadapi siapa pun yang ada di balik pintu, siap berhadapan langsung dengan penyusup yang tak dikenal.
Rasa tidak nyaman semakin kuat, membuatku cepat-cepat menyingkirkan mainan itu dan menyembunyikannya di bawah selimut kusut. Aku bangkit dari ranjang dengan tergesa, pipiku sedikit memerah, lalu berjalan ke kamar mandi yang bersebelahan.
Dengan gerakan cepat, aku meraih jubah mandi berbahan lembut yang tergantung di kait, membiarkan kainnya membungkus tubuhku dengan hangat, lalu mengikatnya erat di pinggang. Setelah memastikan kencang, aku mengenakan sandal rumah, mencari sedikit rasa stabil di tengah kekacauan yang mulai terasa di udara.
Dengan langkah hati-hati, aku berjalan menuju pintu depan yang megah, suara ketukan sandal beradu dengan lantai marmer menggaung di ruang masuk yang luas. Saat mendekati pintu, aku sempat menangkap bayangan diriku di cermin berhias di dinding—wajahku memantulkan campuran rasa penasaran dan kewaspadaan.
Dengan tangan mantap, aku memegang gagang pintu berukir rumit lalu membukanya, menyingkap dunia di luar rumah mewahku. Berdiri di ambang pintu, diterangi cahaya lampu teras yang temaram, ada sosok yang tak bisa langsung kukenali dalam pencahayaan redup itu.
YOU ARE READING
KETERLAMBATAN | Catnipz
FanfictionMinji, seorang perawat berdedikasi di sebuah rumah sakit bergengsi di Korea, menjalani jadwal padat, bekerja tekun dari pukul 9 pagi hingga 5 sore. Suaminya, seorang editor video di perusahaan ternama Hybe Entertainment, sama sibuknya dengan pekerja...
Menyusup ke Dalam Diriku
Start from the beginning
