Empat belas

2.3K 92 0
                                    

Miko menenggak sisa minuman dalam gelasnya hingga tandas. Rasa terbakar seketika menyusup di tenggorokannya. Namun itu tak seberapa dibanding rasa marah dan cemburu yang membakar hatinya. Dia mengepalkan jemarinya marah. Laki laki itu benar benar kesal mendapati kekasihnya semakin dekat dengan Nathan.

Jujur saja dirinya kalah segalanya jika harus bersaing dengan CEOnya itu. Tapi bukankah dia telah lebih dulu mendapatkan hati Adinda Rachel? Jadi, pantas bukan jika dia ingin mempertahankan apa yang menjadi miliknya? Tapi kenapa sepertinya gadisnya justru membela bossnya tersebut?

"Aaarrghhh... Brengsekk!" umpatnya meninju meja bar.



Prokk...prokk...prokkk...

Sebuah tepukan tangan terdengar dari balik punggung Miko. Laki laki itu menggertakkan giginya siap untuk meninju siapapun yang ada di sana.

"Bagus! Sudah sepantasnya kamu marah." ucapnya seraya mendekati Miko dan duduk di kursi tinggi yang berada tak jauh dari tempat Miko.

"Siapa kamu? Apa maksud ucapanmu barusan?!" Miko menatap dingin ke arah perempuan di sampingnya.

"Oww... Ooww... santai, bung... Tak perlu mencurigaiku seperti itu. Aku kesini karena kita senasib." sahutnya seraya menelusuri bibir dan dagu Miko dengan telunjuknya. Sontak Miko mengibaskan tangan perempuan itu.

"Apa maksud ucapanmu, hah?!" ucap laki laki itu tajam.

Perempuan itu tak langsung menjawab pertanyaan Miko.

"Kenalkan, aku Vida mantan sekretaris Nathan." ucapnya mengulurkan tangannya yang berkutek merah menyala.

Miko hanya menatap enggan tanpa berniat menjabatnya. Vida mengangkat tangannya kemudian mengendikkan bahu acuh tak acuh.

"Sakit memang tahu orang yang kita cintai ternyata lebih memilih orang lain." lanjutnya seraya mempermainkan kuku kuku panjangnya.

"Langsung saja, apa maumu?" tanya Miko tajam.

"Aku tahu kau sangat mencintainya dan sayangnya ada Nathan di antara kalian." ujarnya tersenyum licik.

"Jangan berbelit belit, Vida!" geram Miko terpancing emosi.

"Oke. Aku ingin kita bekerja sama. Kau dapatkan kembali Adindamu dan aku akan mendapatkan Nathan." sahutnya mempengaruhi.

Miko tampak berpikir mendengar penawaran Vida.

"Pertimbangkan tawaranku atau kau akan kehilangan kekasihmu selamanya... Baiklah jangan terlalu lama memikirkannya sayang, aku menunggu jawabanmu." lanjutnya menepuk pipi Miko kemudian berlalu dari tempat itu.

"Hey, tunggu! Di mana aku bisa menemuimu?" seru Miko setengah teriak.

"Tenang saja aku yang akan menghubungimu." jawab Vida tanpa menghentikan langkahnya
#

SUMPAH, I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang