Sepuluh

2.9K 139 1
                                    

Nathan berjalan gontai menuju mobilnya. Sebuah suara yang tak asing mengejutkannya.

"Pak Nathan." panggil Rachel setengah berteriak.

Laki laki itu tidak langsung berbalik saat mendengar panggilan Rachel, hingga gadis itu terpaksa mengulang panggilannya.

"Pak Nathan." ulangnya lebih keras.

"Rachel..." sahut pura pura terkejut dan mengernyit ke arah Miko yang sedari tadi menggenggam tangan Rachel.

Gadis itu buru buru melepaskan genggaman tangan Miko. Miko yang hendak protes terpaksa urung ketika mendapat tatapan tak terbaca dari sang CEO.

"Bapak habis makan malam juga?" tanya Rachel tersenyum manis.

'Damn! mana aku bisa merelakanmu untuk orang lain, jika senyummu begitu memabukkanku, Rachel...' umpat Nathan dalam hati.

"Pak?" panggil Rachel lagi.

Gadis itu menyipitkan matanya ketika bossnya itu tak juga bersuara.

"Oh ya, saya barusan ada janji dengan klien tapi batal." sahut Nathan beralasan.

Tidak mungkin bukan dia bilang 'Aku di sini karena membuntutimu, Rachel.'

"Klien yang mana ya pak? Bukankah tidak ada schedule temu klien malam ini?" selidik Rachel.

"Oh, memang tidak ada. Ini cuma janji untuk makan malam biasa." sahut Nathan berbohong.


"Baiklah, saya duluan... Kalian lanjutkan saja." lanjut Nathan berpamitan. Sekilas kembali laki laki itu melirik ke arah Miko.

"Iya pak, silakan." ucap Rachel sopan.

"Kamu kelihatan dekat sekali sama si boss." ujar Miko sarkastik.

"Maksud kamu?" tanya Rachel tak mengerti.

"Iya, kalian sepertinya dekat sekali." ulang Miko kesal.

"Dia kan atasanku langsung, Miko. Kamu kenapa sih?" sahut Rachel bingung.

"Iya aku juga tahu, kamu sekretarisnya. Memangnya salah aku mengingatkan kamu?"

Sontak Rachel tersenyum dan memberanikan diri memeluk tubuh kekasihnya itu.

"Kamu cemburu?" tanya Rachel tersenyum.

"Siapa yang tidak cemburu coba, cara dia melihatmu saja begitu." sahut Miko tak suka.

"Miko, percaya sama aku, cuma kamu yang kucintai saat ini... Bukan yang lain." ujar Rachel sungguh sungguh seraya mempererat pelukannya.

"Baiklah, aku percaya." ucap Miko kemudian.

"Kamu harus percaya." sahut Rachel meyakinkan.

'Lihat Nathan, aku akan menghancurkanmu! Aku berjanji akan membalaskan dendam ayahku! Aku berjanji untuk itu.' batin Miko tersenyum licik di atas kepala Rachel.
#

SUMPAH, I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang