Part 6

14.6K 974 7
                                    

"Gimana tadi konsultasinya?" Tanya Robert ketika mereka sudah dalam perjalanan pulang di mobil
.
"Lancar," jawab Kiana singkat. Ia memakai kacamata hitamnya
.
"Benar? Lancar?"
Kiana tersenyum dan mengangguk
.
"Aku... ingin dia menjadi psikiater pribadiku," ujar Kiana
.
"Apa? Kamu yakin?"
"Iya kak. Aku... yakin dia bisa menolongku."
.
"Baiklah. Kakak akan urus ke Rumah Sakitnya, tapi kakak tidak yakin apa dia mau. Dia itu psikiater senior," ujar Robert
.
"Dia pasti mau," jawab Kiana yakin
.
.
Sementara itu di RS
.
"Jadi pasien kamu bisa melihat hantu?" Tanya Yura. Kris mengangguk. Ia menyeruput kopinya
.
"Aku benar2 tidak menyangka pasien pertamaku begitu sulit," jawabnya
.
Yura tersenyum. Ia sendiri adalah seorang psikiater yang sudah lebih lama dari Kris
.
"Bagaimana pendapatmu? Apa yang harus aku lakukan, Yura?"
.
"Hmm, ikuti saja," jawab Yura, "orang yang berkata ia bisa melihat hantu, biasanya hanya mencari perhatian."
.
"Benarkah?"
.
"Ya, mereka sebenarnya tidak benar2 melihat hantu. Lagipula, hantu itu tidak ada."
.
"Bagaimana kau bisa begitu yakin?" Tanya Kris
.
"Jadi kamu mau bilang kalau kamu percaya hantu itu ada? Come on, buddy, kita udah hidup di jaman yang realistis! Mana mungkin kita sebagai seorang dokter, percaya adanya hantu," balas Yura sambil tertawa
.
"Tapi... di situ..." bisik Kris, "di situ, dan di situ.... dan di belakangmu..."
.
Yura merengut dan memukul kepala Kris. Kris terkekeh. Yup, apakah wajar seorang dokter bisa percaya pada hantu.

Girl and GhostWhere stories live. Discover now