Part 18

1.7K 78 0
                                        

Promosi sedikit ya sebelum baca ^^Cobain baca cerita baruku yaa, siapa tahu suka ehee~~ Mungkin bukan duda, tapi pembuka cerita yang lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Promosi sedikit ya sebelum baca ^^
Cobain baca cerita baruku yaa, siapa tahu suka ehee~~ Mungkin bukan duda, tapi pembuka cerita yang lain. Bisa jadi ada duda-duda lainnyaaa eheeee~~

🗣️ Thor, tapi nanti cerita ini mampet kayak cerita sebelah

🌻Gak usah khawatir. Aku tuh punya banyak stok cerita bahkan sampe puluhan dan ini salah satu cerita yg udah end.

Klo cerita di The Endless Moment itu, emng belum end meski udah lama. Kebetulan otakku udah mampet, mikirin endingnya mau gmn lagi. Jd butuh waktu buat revisi, tungguin yaa😭🙏

SO, PLEASE, COBA BACA CERITAKU YA. SOALNYA AKU UDAH GERAM MAU PUBLISH CERITA LAINNYA YG ADA HUBUNGANNYA SM CERITA ITU.

SI AYU MAKAN TOMAT. THANK YOU VERY MUCH💅

🌻Happy Reading🌻

|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|

Terkadang Melani berdiam diri di kamar dan menyesali keputusannya menikah dengan duda beranak tiga itu. Dia seharusnya bisa mengejar karir dan mendapatkan lelaki yang lebih layak tanpa perlu terbayang-bayang masa lalu. Melani seharusnya tak perlu merasa iba kala melihat tiga anak kecil itu. Dia bisa menjadi kakak dibandingkan seorang Ibu tiri. Kini, penyesalan pun tak berarti karena seperti kata Ibunya di awal sebelum menikah bahwa dirinya harus bertanggung jawab atas pilihannya sendiri.

Perempuan yang belum genap berusia dua puluh lima tahun itu bangkit dari berbaringnya dan melangkah keluar dari kamar. Anaknya pasti kelaparan dan ia akan memberi snack sore untuk bayi mungil di dalam perutnya. Ia baru menelan dua suap puding kala telinganya mendengar teriakan tiga orang anak tirinya.

"Mama!"

"Di belakang!" Sahut Melani.

Sedetik kemudian terdengar suara orang berlari dan muncullah wajah ketiga anaknya. "Mama, mau." Pinta Anin yang sudah membuka mulut.

"Tarik kursi di dekat Mama." Perintah Melani yang dituruti ketiga anaknya. "Tian dipangku Kak Anin dulu ya. Adik lagi rewel." Katanya seraya mengusap perutnya.

Anin mengangkat Tian agar duduk di pangkuannya. Lalu, tiga anak itu begantian mendapat suapan dari sang Ibu.

"Adik udah kenyang?" Tanya Ilyas seraya mengusapi perut Melani.

"Udah, Kak Ilyas tapi adik haus."

"Biar kakak ambilin." Kata Ilyas bersemangat, lalu pergi masuk dan kembali dengan segelas air.

"Terima kasih, Kak Ilyas."

"Sama-sama." Sahut Ilyas dan Tian ikut-ikutan.

"Adiknya nanti cowok apa cewek, Ma?" Tanya Anin kali ini. Gadis kecil itu duduk di bawah seraya menyandarkan kepala di sisi perut Melani yang terbuka.

One Plus ThreeWhere stories live. Discover now