⚠️18+ Alert⚠️
|||||||||||||||||||||||||||||
Saat sore menjelang magrib tiba, Gano tak menemukan Melani di kamar. Ibunya mengatakan jika istrinya itu kembali ke rumah kedua orang tuanya. Wajar, dirinya memang sekejam itu tadi. Dia tidak hanya menyakiti fisik sang istri, tapi juga hatinya.
"Gano, Mama tahu jika apa yang dilakukan Melani lancang tapi gak seharusnya kamu bersikap seperti itu. Mama mohon jangan lagi melukai istri kamu. Jangan lukai hati cucu-cucu Mama lagi. Jangan biarkan mereka kehilangan sesosok Ibu lagi." Pinta sang Ibu yang membuat penyesalan Gano semakin membesar.
Gano menyesal. Sepanjang perjalanan tadi, dia mencoba menenangkan diri. Masa lalu itu terlalu kejam hingga membuatnya trauma. Dia merasa Melani keterlaluan tapi dia lupa jika gadis itu hanya berusaha memberi kesempatan pada mantan istrinya. Lagipula, dia memang benar-benar istrinya saat ini.
Dua hari berlalu tapi Melani belum ingin kembali ke rumah. Gano telah menjemputnya begitu juga dengan orang tuanya tapi Melani tetap tak ingin bertemu dengannya. Gadis itu benar-benar marah padanya.
"Saya gak tahu apa yang kamu lakukan pada putri saya, Gano." Kata Aji tenang tapi suaranya yang berat itu menunjukkan bahwa dia tersinggung. "Kalau memang kamu tidak sanggup lagi menghadapi Melani, lebih baik kamu pulangkan dia pada saya."
"Aji, ini cuma salah paham." Sri mencoba menengahi. Dia tak ingin jika putranya kembali menduda.
"Salah paham yang membuat putri saya pulang dalam keadaan mata sembab, lalu mengurung diri di kamarnya? Bisa jelaskan salah paham seperti apa itu?"
"Saya minta maaf, Yah." Gano menunduk saat mengucapkannya, ia tak ingin jika tindakan kdrt-nya diketahui oleh kedua mertuanya. Dia benar-benar ingin berubah. "Salah saya yang menyakiti hati Melani."
"Kamu tahu, Gano? Sejak awal saya sudah merasa aneh dengan permintaan orang tuamu yang ingin memperistrikan Melani untuk kamu. Ditambah dengan alasan bahwa itu adalah syarat dari kamu sendiri untuk menikah lagi. Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Tidak masuk akal jika kamu menyukai putri saya begitu saja."
"Pertanyaan itu sudah kamu tanyakan berulang kali bahkan pada Gano sendiri, Ji. Tolong, fokus pada masalah kali ini saja. Urusan alasan Gano, itu menjadi pilihan dan rahasianya. Lagipula, pernikahan sudah terjadi dan kamu sudah menyetujui." Kata Hasyim menasihati.
Tina tampak mengangguk pada sang suami yang membuat Aji akhirnya mengalah. Ini kesalahannya, seharusnya dulu ia mendesak Gano sampai mengakui tujuan yang sebenarnya. Dia takkan rela jika putrinya berada di tangan orang yang salah. Awas saja jika Gano menyakiti putrinya secara fisik. Meski seujung kuku saja, dia berjanji akan memisahkan mereka.
•••
Gadis yang menjadi istrinya itu mengurung diri di kamar saat dirinya datang yang membuatnya frustrasi. Hal itu berlangsung setiap harinya. Bahkan, Melani juga menutup akses komunikasi dengannya di sosial media. Hingga ketiga anaknya kembali dan menanyakan keberadaan Ibunya barulah Melani setuju untuk pulang. Demi ketiga anaknya, Gano tahu itu.
Selama lima hari berturut-turut, Gano merasa kesepian. Melani tak sudi tidur satu ranjang dengannya. Gadis itu lebih suka tidur bersama putrinya dan ia membenci itu. Ia tak bisa meminta maaf dengan cara yang benar jika istrinya itu lebih suka menghindarinya. Kali ini, ia akan menunggu dan takkan menggunakan kekerasan lagi.
Siang itu kebetulan ia pulang lebih cepat ketika ketiga anaknya tertidur, Gano menghalangi Melani yang hendak keluar dari kamar. Gadis itu tidak menatapnya sedikitpun dan itu melukai hatinya. Namun, tekadnya telah bulat. Dia tak ingin permasalahan ini terus berlarut-larut. Mereka harus berdamai agar hubungan mereka lebih jelas ke depannya.
"Aku minta maaf." Ucap Gano sungguh-sungguh. "Aku emosi waktu itu. Aku gak bermaksud bilang begitu."
"Gak perlu minta maaf. Kamu benar, aku bukan siapa-siapa di sini. Harusnya aku gak ikut campur." Kata Melani seraya menyingkirkan tubuh Gano.
Namun, Gano tak berniat menyingkir. Ia malah memeluk tubuh itu erat. Untuk pertama kalinya, ia merasakan tubuh itu dan Gano merasa nyaman. Sementara Melani, jiwa labilnya masih menguasai sehingga ia mulai terisak di pelukan Gano. Gadis itu menekan tangan yang melingkari tubuhnya itu. Dirinya seolah akan terjatuh jika melonggarkannya.
"Maafin aku. Aku ngaku salah." Bisik Gano yang semakin memperparah tangis istrinya.
Gano menangkup wajah sang istri dan menghapus jejak air mata di sana. Dielusnya pipi Melani, kemudian dikecupnya. "Maaf ya." Ucapnya lagi.
"Gak." Melani menggeleng.
"Maaf." Gano terus mengusap pipi itu penuh kelembutan dengan mata yang saling bertatapan hingga kemudian, tatapan itu turun pada bibir merah muda Melani yang merekah. "Aku- boleh?" Ibu jarinya menyentuh bibir ranum itu dan mengusapnya beberapa kali.
Melani tak menjawab. Ia hanya diam dan menikmati sensasi sentuhan jemari Gano di wajahnya. Dia tak mengerti dengan dirinya sendiri yang membenci, tapi tak bisa menolak apa yang dilakukan suaminya saat ini.
Sementara Gano yang tak mendapat jawaban, tetap mengusap dan semakin memajukan kepalanya hingga Melani bisa merasakan deru napas suaminya di wajahnya. Gadis itu membeku dan ia malah memejamkan kedua matanya kala bibir mereka bertemu. Rasanya baru. Dia tak bisa mendefinisikannya.
Gano tak bergerak. Dia hanya menempelkan bibirnya, lalu sedikit menjauhkan diri dan menempelkan kening mereka. Tapi, hal itu hanya sementara karena tak sampai satu menit kemudian, Gano kembali menyatukan bibir mereka dan memberikan tekanan di sana. Ia mengecup dan melumat lembut benda kenyal itu.
Selama beberapa menit ia mengecup, Gano menjauhkan diri dan kemudian memeluk Melani erat. Gadis itu hanya berdiri kaku dengan napas yang tak teratur. Gano tahu jika ini adalah pengalaman pertama istrinya dan ia mengerti.
"Kamu bisa peluk aku, Melani." Kata Gano. Ia tak tahan melihat reaksi istrinya yang seperti patung. "Seperti ini." Gano meraih kedua tangan Melani dan melingkarkannya di perutnya.
Sementara Melani, ia merasa malu. Ini adalah pengalaman pertamanya dan mereka melakukannya dengan sangat tidak romantis. Lelaki itu menyentuhnya dalam keadaan penuh air mata. Dia pasti terlihat sangat jelek saat ini. Menyebalkan.
||||||||||||||||||||||
Kiwww~~ kiwww~~~
Gimana nih romance tipis-tipis ini? Jadi, gemes pengen cubit si duda gak sih🤏
Jan lupa vote+comment ya! Kalo tembus 120+ viewers, langsung update deh (•͈ᴗ•͈)
YOU ARE READING
One Plus Three
RomanceApa yang terjadi jika kamu harus menikah dengan tetanggamu sendiri? Terlebih, jika sesosok itu adalah pria dewasa dan seorang duda.
