Putra yang harusnya memimpin keluarga malah pergi menghilang tidak ditahu kabarnya. Berkabar hanya ketika ada kematian dan beritas besar saja. Ketika Pakde Ansori berhasil menemukan kontak Hajar dan tanpa basa-basi mengutarakan maksud dan tujuan nya memanggil nya sebagai wali nikah Ayana—Pakde Ansori mengira Hajar akan menolak dengan banyak alasan, tapi pria itu tanpa banyak bertanya ternyata bersedia untuk pulang.

Pakde Ansori berharap setidaknya kepulangan Hajar dapat meredakan luka yang diakibatkan  pria itu sendiri. Ibunda dan keluarganya, serta Hajar sendiri berhak mendapatkan keharmonisan keluarga seperti dulu lagi. Semoga saja ketakutan Pakde Ansori tidak terjadi, moga-moga.

"Pakde tenang, ada Raden,"

Bak seperti diguyur air terjun Kemangi dibelakang Desa mereka, Pakde Ansori rasanya begitu sejuk mendengar perkataan Raden. 'Ada Raden' adalah kalimat penenang ampuh yang bisa mengangkat beban dari para tetua, juga yang muda. Ada Raden seperti penyelesaian untuk benang kusut agar kembali melintang lurus.

"Maafkan Pakde, kami yang tua ini selalu merepotkan dan mengandalkan pundak mu," Pakde Ansori menepuk bahu lebar Raden. Kokoh dan kuat, Raden Arjuna adalah kebanggaan mereka semua. Si muda yang berani mengambil kepemimpinan keluarga mereka, segala risiko dan tanggung jawab dipikul nya, tanpa banyak keluhan, tanpa banyak pamrih. Sebaik-baiknya Raden Arjuna adalah pemimpin yang bijaksana.

Senyum tenang Raden memancar, "Sudah tanggung jawab Raden, Raden terima dan ikhlas," menunduk seperti padi. Pria itu tetap terlihat tinggi meski sering merendah.

"Kalau begitu Pakde boleh minta tolong sekali lagi?"

Mereka berdua lalu terkekeh. Definisi diberi ginjal satu malah meminta hati.

"Boleh Pakde, kapan Raden bilang tidak."

"Pakde belum beritahu yang lain, anak-anak maksudnya. Pakde beritahukan terlebih dahulu ke kamu, biar kamu yang bantu sampaikan. Tidak kuat Pakde kalau ditanya-tanya mereka semua, riweh," Pakde mengeluh, dia sudah tua untuk ditanyai ini itu. Apalagi untuk direcoki oleh jiwa-jiwa muda yang tingkah laku mereka banyak diluar nalar.

"Apalagi sepupu-sepupu mu itu, mulut dan tingkah laku mereka unik-unik semua. Pakde pusing,"

Yang dimaksud Pakde Ansori adalah Galang dan yang lain. menghadapi mereka adalah suatu sumber penyakit kepala bagi para tetua, migrain akan datang kalau berbicara dengan mereka. Sehingga Raden Arjuna yang selalu dipercayakan untuk menghandle mereka. Pada Raden keunikan mereka itu tidak akan terlalu membuat sakit kepala, anehnya juga mereka lebih menurut kepada Raden.

"Nanti Raden sampaikan kalau begitu,"

"Sampaikan lewat lisan saja," Pakde Ansori berkata, "Jangan lewat hp, jangan lewat grup keluarga itu. Ribut sekali, hp pakde jadi ngelag kalau dipakai setiap mereka ribut disana. Ting, ting, ting terus, tidak ada habis nya kalau bocah-bocah itu sudah muncul di grup keluarga."

Raden Arjuna tertawa, lalu mengangguk. Tingkah sepupu-sepupu nya memang diluar nalar, suka membikin pusing orang-orang.

"Dan satu kali, Hajar akan kesini dengan putri nya,"

Putrinya? Paman Hajar memiliki putri?

"Siapa namanya?"

Pakde Ansori terlihat mengerut lalu menampilkan wajah sesal, "Pakde lupa tanyakan, kami tidak banyak bertukar pesan,"

Raden Arjuna mengangguk mengerti.

Paman Hajar dan putrinya akan pulang kesini. itu adalah berita yang akan dia sampaikan.

***

"Kalian tau kenapa Mas Raden tiba-tiba suruh kita kumpul hari ini?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 13 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Red StringWhere stories live. Discover now