Red String Part 2

838 34 2
                                        

Perkumpulan Para Sepupu

***

Beberapa toples sisa seserahan lamaran berserakan dihadapan mereka. Perkumpulan para sepupu itu terjadi diruang tamu calon pengantin baru. Topik bahasan mereka kali ini mengenai rumor antara Raden Arjuna dan Laras Ayu.

"Masa mereka tidak ada yang percaya sama abang mu Kin, padahal kan Abang kasih mereka berita yang paling hot dan panas di keluarga kita." Galang mengadu, dia berbisik kepada Kinan yang duduk disebelah kirinya, namun suara Galang bisa terdengar bahkan oleh para Bibik yang lalu lalang sibuk membersihkan sisa acara. Tapi karena adab mereka bahkan tidak berani melirik penasaran kepada para putra dan putri keluarga besar itu.

Kinan menjauhkan dirinya sedikit, kemudian memperhatikan kakak laki-lakinya yang hanya terpaut dua tahun itu, Kinan terlihat menilai sebelum bergumam, "Memang sih,"

"Memang apa?" Tanya Galang yang selalu penasaran untuk hal sekecil apapun.

"Memang muka Abang susah dipercaya. Mirip sales minyak obat keliling yang overclaim, maksa beli lagi." Balas Kinan enteng, mulutnya memang seringan Galang. Lihat saja, Galang sampai tidak bisa bicara mendengar hardikan adik nya itu. Counter nya Galang memang adiknya sendiri, mereka sejenis soalnya.

"Enak aja mirip sales, calon dokter begini." Sungut Galang tidak terima. Memang di keluarga mereka Galang merasa sebagai orang yang paling dinistakan. Katanya Galang itu adalah pembuat onar, padahal kan yang Galang taburkan kebaikan dan kemakmuran. Memang enteng sekali mulut mereka itu kalau sudah men-judge Galang.

"Memang nya kalian ini meributkan apa sih?" Rania datang membawa setoples kue salju, belum mencapai lantai toples itu sudah direbut oleh kakak beradik, Galang dan Kinan.

"Kalian ini macam bocah, tidak malu dilihatin Sadewa?" Rania mengelus kepala Sadewa yang terlihat paling anteng disana, padahal dia umurnya baru tujuh tahun, tapi manner nya jauh lebih baik dibanding Galang yang bejagulan. Sedangkan sepupu-sepupunya nya yang sudah pada besar itu dengan tidak tau malunya berebut setoples kue salju. Memang gen seseorang seberpengaruh itu pada tingkah lakunya. Lihat saja bagaimana tenang nya Sadewa duduk, persis seperti kakaknya--Raden Arjuna.

"Jadi, tujuan utama perkumpulan kita pada kali ini ingin mendapatkan validasi, ingin mengkonfirmasikan sesuatu." Ujar Galang ketika dia sudah merhasil mendapat tiga biji kue salju dari Kinan, hanya itulah keberhasilannya dari perebutan kuebsalju dengan Kinan.

"Validasi apa?" Tanya Rania bingung, dia harus menyiapkan diri karena Galang ini random tidak ketulungan. Setiap kalimat yang pria itu utarakan sering berisi bom granat.

"Validasi tentang rumor yang beredar itu, San." Balas Jagat.

"Hoax sih menurut ku." Sahut Yudha masih dengan pendiriannya kalau semua yang Galang dan rumor itu kabarkan semata-mata hanyalah palsu dan gimmick belaka.

"Tentang apa sih?" Rania memajukan badannya, makin penasaran karena Jagat dan Wira juga ikutan berkumpul disini.

"Tentang..." Galang dan sikap dramatisnya menjeda lagi perkataannya, membuat Rania yang menanti kian dibuat penasaran. Wira disamping pemuda itu hanya menatap datar, gemas sedari tadi dengan tingkahnya. Lalu untuk ketiga kalinya Wira menabok Galang, membuat pemuda itu mengaduh sakit alih-alih melanjutkan perkataanya.

"Tentang Laras Ayu dan Mas Raden." Ujar Wira mewakili Galang.

"Bang Wir, kan harusnya aku yang bilang." Sungut Galang tak terima, Wira hanya balas meliriknya jengah.

"Owh...tentang itu," Rania mengangguk-ngangguk paham. Para sepupunya itu selama ini melanjutkan pendidikan diluar negeri, pulang dan berkumpul dengan mereka hanya ketika ada hari besar saja. Jadi wajar kalau mereka tidak tau tentang berita mengenai dua orang yang santer dibicarakan dilingkungan mereka.

The Red StringWhere stories live. Discover now