十 | Sedikit demi sedikit mereka tau.

Start from the beginning
                                        

"Jayden.."

Jayden terhuyung mundur, menutup telinganya dengan kedua tangan.

“BERHENTI!!!” teriaknya dalam hati, tapi gak keluar suara. Dadanya sesak, tubuhnya gemetar, hampir kehilangan keseimbangan.

Dan tiba-tiba…

Seseorang menyentuh pundaknya.

Jayden sontak menoleh, setengah takut, setengah berharap.

Itu Rakuno. Yang asli.

Tatapannya khawatir, lembut.

Jayden menghela napas keras, lega tapi juga bingung. “Kok… kamu bisa nyentuh aku?” suara Jayden lemah, nyaris seperti bisikan.

Rakuno menatap gelang di tangan Jayden. Tatapannya rumit.

“Aku juga gak tahu…”

Jayden menoleh  dan mendapati Haku sudah tergeletak di lantai, pingsan.

“Haku…”

Jayden langsung panik. Tangannya gemetar.

Napasnya lagi-lagi tercekat. Dia ingin bantu, ingin kabur, ingin tahu semua jawaban… tapi tubuhnya gak mau gerak.

Rakuno menatap Jayden yang setengah panik, lalu melangkah maju dan memeluknya dari samping.

Pelukannya hangat…

Jayden merasa jantungnya mulai tenang kembali.

“Kamu nggak sendiri, Jayden”

Jayden terdiam.

Pelukan itu seharusnya menghangatkan Jayden.

Tapi entah kenapa, tubuh Jayden justru menegang. Dan dalam sekejap, Jayden mendorong Rakuno menjauh.

“Maaf…”

Rakuno terdiam, menatap Jayden dengan wajah bingung dan kecewa yang gak bisa disembunyikan.

“Kenapa…?”

Jayden menunduk. Napasnya berat, matanya merah, dan tubuhnya masih gemetar ringan.

“Gue… nggak tahu,” gumam Jayden pelan.

Rakuno tetap berdiri di tempatnya, namun nada suaranya tetap lembut.

“Kenapa kamu bisa masuk ke rumah ini?”

Jayden hanya menggeleng. Ia sendiri gak tahu. Dia cuma… ngerasa perlu datang ke tempat ini.

Seolah ada yang manggil.

Rakuno tersenyum samar, tapi senyumnya kelihatan pahit.

“Harusnya kamu gak bisa…”

Jayden ngelirik Rakuno sekilas.

“Kenapa?”

Rakuno memandangi ruangan gelap itu sejenak, lalu matanya kembali pada Jayden.

“Karena… manusia gak diterima di sini. Mereka yang tinggal di sini gak suka dengan kehadiran kalian berdua.”

yang masih tergeletak.

“Kita harus keluar dari sini.”

Rakuno mengangguk cepat.

“Aku bantu.”

Dia berjalan ke arah Haku dan menunduk, mencoba mengangkatnya perlahan bersama Jayden.

“Gue bisa gendong dia,” kata Jayden.

Rakuno menatap Jayden sebentar, lalu mengangguk. Tapi sorot matanya menunjukkan kekhawatiran yang dalam.

“Kamu yakin bisa?”

Jayden mengangguk.

“Gue yang bawa dia ke sini. Gue juga yang harus bawa dia pulang.”

Dengan susah payah, Jayden mengangkat Haku di punggungnya.
Rakuno menjaga dari belakang, memperhatikan setiap langkah Jayden sambil sesekali melihat ke lorong rumah yang mulai bergetar pelan.

"Jangan lama-lama..."

"dia udah tahu kalian di sini..."

Tiba-tiba terdengar suara seperti bisikan serak dari lantai atas.
Rakuno menoleh cepat, suaranya tajam dan dingin.

“Ayo cepat. Mereka bangun.”

Jayden mempercepat langkahnya turun tangga, Rakuno terus di belakang, sigap kalau Jayden keseimbangan. Begitu mereka sampai ke lantai bawah.

Lampu gantung yang berkarat bergoyang sendiri, berderit nyaring.
Bayangan-bayangan mulai merayap di dinding.

Jayden gak berani noleh.

Rakuno mengatupkan mulutnya rapat-rapat, lalu berbisik,  “Setelah keluar, jangan lihat ke belakang, Jayden.”

Jayden cuma angguk sekali, dan langsung berlari ke pintu depan sambil gendong Haku.

Rakuno membuka pintu rumah tua itu. Udara malam menyergap mereka… dingin, tapi terasa seperti kebebasan.

Begitu mereka bertiga keluar…

Pintu rumah itu menutup sendiri. Keras.

Jayden gak berani noleh. Dia terus jalan cepat ngelewatin jalan setapak menuju rumah kakek-neneknya.

Rakuno mengikuti dari belakang, sampai akhirnya… ia berhenti di depan pagar kecil rumah tua itu.

“Aku gak bisa ikut lebih jauh dari sini…”

Jayden berhenti, menoleh perlahan.

Rakuno tersenyum. Senyum yang menyesakkan. “Aku akan tetap bantu sebisaku, Jayden.”

Jayden menatap Rakuno dalam-dalam. “Kenapa lo selalu muncul buat gue…?”

Rakuno gak langsung jawab.
Tapi sebelum dia menghilang ke balik bayangan, “Karena kamu satu-satunya alasan aku masih bertahan.”

Jayden diam.

Mata mereka saling terkunci sebentar, sampai akhirnya Jayden membalikkan tubuhnya dan lanjut melangkah pulang.

Sementara di dalam rumah tersebut.. ada 100 lebih makhluk tak terlihat disana.

"Dia seperti tuan Takata."

"Benar. bahkan aura nya kepemimpinan nya masih tercium sampai ia reinkarnasi."

"Aku harap dia mengingat semuanya."

"Tidak, kita akan mengambil jiwa nya terlebih dahulu."

"Kau selalu merusak 3 kali reinkarnasi nya."

"Karena aku antagonis disini."

╍───発送───╍

Haloooooo ❤

Jalup streaming MV.BTTF Nct dream GUYS 👫👫

Empty Watcher | Jaemren √Where stories live. Discover now