Udara dingin menusuk kulit. Langit gelap pekat tanpa bintang. Cuma ada satu lampu jalan tua yang kelap-kelip, dan itu pun jauh di belakang mereka.
Jayden dan Haku berdiri tepat di depan gerbang berkarat yang sudah hampir runtuh. Rumah tua itu menjulang seperti bayangan hitam di tengah hutan, dua lantai, jendela-jendela gelap dan menganga seperti mata kosong.
Jayden diam. Matanya menatap rumah itu, mencari sosok…
Rakuno.
Biasanya, Rakuno akan berdiri di halaman.
Tegak. Diam.
Menatap ke arah rumah tua itu.
Tapi malam ini…
Rakuno tidak ada.
Jayden masih mematung.
“Jayden?” Suara Haku menegur, agak keras.
Jayden tersentak kecil dan menoleh.
“Lo bengong dari tadi.” Katanya sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. “Lo mau masuk gak sih? Jam udah…” Haku ngelirik ponselnya. “…hampir jam dua belas, bro.”
Jayden menarik napas pelan. “Iya… iya, sorry. biasanya Rakuno ada di sini.”
“Sekarang gak kelihatan.”
Haku mengangkat bahu.
“Mungkin dia ada di dalam. Ayo.”
Jayden mengangguk, tapi ragu. “Gue duluan aja, ya.”
“Kalau terjadi apa-apa… lo bisa kabur.”
Haku melotot dikit. “Lo pikir gue pengecut? Gue juga pengen bantu. Gue ikut.”
Jayden mengangguk. “Oke, tapi kalau ada yang aneh, jangan sok tahan. Teriak atau kabur, oke?”
“Oke.”
Mereka berdua mendorong pintu kayu besar yang sudah lapuk. Pintu itu berderit keras… suara gesekannya nyaring di malam hening.
Krieeett..
Mereka masuk.
Langkah kaki mereka memijak lantai kayu yang berdebu dan rapuh. Udara di dalam lebih dingin daripada luar.
Jayden nyalain senter. Cahaya menyapu ruang tamu tua, meja rotan tua, kursi-kursi berdebu, dan lukisan buram di dinding.
Jayden menelan ludah. “Rumah ini dua lantai ya…”
Haku mengangguk. “Atasnya gelap banget. Kita mulai dari bawah aja dulu.”
Jayden memutar badan, menyorotkan senter ke arah lorong.
Di ujung lorong…
ada tangga kayu naik ke atas.
Tapi…
Sebuah suara halus terdengar dari lantai dua. Suara langkah pelan, kayak orang jalan sambil menyeret kaki.
“Lo denger itu?” bisik Haku.
Jayden mengangguk pelan. “Kayak dari atas…”
Mereka saling pandang. “Naik sekarang?” tanya Jayden, pelan.
“Belum.”
“Kita cek lantai bawah dulu. Kita cari tanda-tanda Rakuno.” Jayden mengangguk, lalu mengarahkan senter ke kanan.
Tiba-tiba…
Bruk!
Sesuatu jatuh dari lantai atas. Senter Jayden langsung naik, dan mereka berdua kaget.
ESTÁS LEYENDO
Empty Watcher | Jaemren √
Misterio / SuspensoSaat liburan musim panas, Jayden-remaja 18 tahun-menginap di rumah nenek dan kakeknya yang dikelilingi ladang luas dan sunyi. Namun, dari jendela kamarnya, ia mulai memperhatikan sesuatu yang aneh: seorang lelaki muda berdiri diam di depan rumah kos...
