1. Some Ice Cream

162K 9.4K 110
                                    

Thalia.

If someone breaks your heart, just go and get some ice cream. Sejak duduk di kafe es krim ini, entah sudah berapa kali mantera kramat itu berputar dalam benak ku. Di hadapanku, sudah terletak tiga gelas es krim kosong, sedangkan segelas lagi masih tersisa separuh. Persetan dengan gendut ataupun timbangan, satu-satunya yang aku harapkan dari es krim-es krim ini adalah, mereka akan berteriak mengatakan, "Bukan lo yang tolol, tapi dia yang brengsek."

Tapi tetap saja, yang aku lakukan saat ini adalah berusaha menahan diri untuk tidak menjedotkan kepala ke tembok, bisa-bisanya aku tidak bisa tidur hanya karena di chat sekali oleh mantan ku yang sama sekali tidak worth it.

"Tha, bahkan kalo lo nelen es krim satu kafe ini, nggak akan bikin si Radith nggak selingkuh dan balik ke elo." Aku memicingkan mataku mendengar kalimat barusan, sedangkan cowok di hadapanku langsung tau, bahwa ia sedang tidak berada dalam zona aman.

"Siapa yang berharap dia nggak selingkuh dan balik ke gue? Memang gue setolol itu?" aku tau, nada suara ku barusan terdengar kasar, tapi cowok di hadapanku ini sama sekali tidak tersinggung.

"Bukan begitu maksud gue, tapi emang lo mau sampe kapan di sini? Gue 'kan udah dipesenin abang lo untuk nggak balikin lo kemaleman hari ini." Aku melirik jam yang melingkar di pergelangan tanganku, lalu mendesah berlebihan ketika menemukan jam sudah menunjukan angka sembilan.

"Bayarin nih, Nu." Aku mengeluarkan selembar uang dan mengangsurkannya ke Dhanu.

"Oke, sebentar ya." Dhanu tersenyum lebar, sebelum bangkit menuju kasir.

Aku menghela napas begitu Dhanu meninggalkan meja, dadaku sedikit menghangat mengingat keberadaannya di sisiku. Betapa beruntungnya aku memiliki sahabat seperti Dhanu, dia bahkan sama sekali tidak protes dengan segala perlakuan semena-mena yang aku lakukan, yang dia tau, kalau aku lagi kayak gini, artinya dia harus ada di sampingku. Titik.

"Yuk," dia tersenyum singkat lalu mengajakku ke luar. Tapi bukan berjalan ke motor, cowok itu malah melangkah ke mini market samping kafe. Aku memilih untuk tidak mengikutinya, jadi yang aku lakukan hanya bersandar pada motor besarnya, menunggu dia keluar dari mini market.

Tak berapa lama Dhanu keluar, sebelah tangannya menenteng kantung plastik putih. Begitu sampai di sampingku, ia melemparkan kantung itu begitu saja. "Biar lo nggak bunuh diri nanti malem." Aku menaikan sebelah alisku, lalu mengintip isinya.

"Ah, Dhanu, I love you!" senyumku mengembang ketika menemukan sekotak es krim berukuran medium dan dua batang cokelat di dalam kantung. Dhanu memutar bola matanya, melihat tingkah ku.

"Kayak gitu aja ya, gue di kasih i love you, tadi aja gue berasa nemenin patung galau." Aku terkekeh mendengar protesnya, Dhanu sendiri sudah naik ke atas motornya.

"Patung kan nggak ada yang secantik gue."

"Iya, lo lebih mirip boneka santet dari pada patung, sih. Udah cepetan naik, ntar gue diomelin." Dengan gerakan cepat, aku naik ke atas boncengannya.

"Untung lo udah nyogok gue, Nu. Kalo nggak udah gue rajam lo ngatain gue boneka santet." Dari kaca spion, dapat aku lihat senyum Dhanu mengembang.

"Bercanda, Tha. Yang penting itu stock bisa bikin lo lupa sama si Radith semaleman ini." Dhanu menyalakan motornya, lalu tersenyum padaku sekilas dari kaca spion. Aku tersenyum mendengar kata-katanya.

"Tau nggak sih, Nu? Kadang lo itu loveable juga."

-----

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang