Setelah beristirahat sejenak di kafe, Jay kembali melanjutkan langkahnya berkeliling mall. Ia menahan senyum kecil saat melihat Jungwon yang masih tertidur tenang dalam gendongannya. Langkah Jay berhenti ketika ia melewati sebuah toko mainan besar yang penuh dengan warna-warna cerah.
Pikirannya tergerak.
"Apa yang bisa kubelikan untuk kamu ya, Wonnie?" gumam Jay dalam hati, sambil melangkah masuk ke dalam toko.
Matanya menyusuri deretan rak penuh boneka — beruang, anjing, kucing... Namun perhatian Jay langsung tertarik pada satu boneka yang tergantung di sisi rak paling depan.
Sebuah boneka dinosaurus berwarna biru laut, dengan ekspresi menggemaskan dan tekstur kain lembut. Ukurannya tidak terlalu besar, pas untuk dipeluk oleh tangan mungil bayi.
Jay tersenyum kecil. "Kayaknya kamu bakal suka ini," ucap Jay lirih sambil mengambil boneka itu dan memperlihatkannya ke arah Jungwon yang masih di gendongannya.
Ajaibnya, seolah mengerti, Jungwon menggerakkan sedikit tangannya yang mungil, menguap pelan, lalu... tiba-tiba tersenyum kecil — senyum polos khas bayi. Tidak hanya itu, sejurus kemudian, Jungwon mengeluarkan suara kecil seperti tertawa cekikikan, padahal usianya baru seminggu.
Jay terkejut, kedua matanya membelalak, lalu perlahan senyuman hangat muncul di wajahnya.
"Baby Park... kamu ketawa?" gumamnya tak percaya, suaranya nyaris berbisik karena takut mengagetkan adiknya.
Jungwon kembali tertawa kecil, suara cerianya sangat lembut, membuat dada Jay terasa sesak oleh rasa haru yang tiba-tiba meledak.
Beberapa pengunjung yang kebetulan lewat bahkan ikut menahan senyum melihat pemandangan itu — seorang kakak remaja tampan, menggendong bayi kecil yang tertawa bahagia hanya karena sebuah boneka dinosaurus biru.
Jay akhirnya membawa boneka itu ke kasir dan membelinya tanpa ragu.
Di sepanjang perjalanan kembali mengelilingi mall, Jay terus memegang erat boneka kecil itu di satu tangan, sementara tangan lainnya tetap menggendong Jungwon. Si kecil tampak sangat senang, sesekali menggerakkan kakinya yang mungil di udara, bibirnya terus membentuk senyum seolah tahu bahwa hari itu ia mendapatkan teman barunya.
Jay menunduk, menatap boneka di tangannya, lalu ke adiknya.
"Kalau mama lihat kamu sekarang, dia pasti ikut senyum, Wonnie..." batinnya, sambil menahan air mata yang hampir tumpah.
"Mulai hari ini, dinosaurus ini teman kamu ya. Dia bakal nemenin kamu tidur, ketawa... dan aku janji bakal nemenin kamu juga. Selamanya."
---
Mobil hitam mewah itu melaju tenang di jalanan sore yang mulai memerah oleh matahari tenggelam. Jay duduk di kursi belakang, dengan satu tangan memeluk adiknya erat di dada, dan tangan lainnya memegangi botol susu kecil yang perlahan-lahan mulai kosong.
Jungwon yang mungil tampak mulai mengantuk, kedua matanya berat, sesekali mengedip perlahan. Jay, dengan gerakan penuh kelembutan, menepuk-nepuk kecil punggung adiknya, gerakan penuh kasih sayang yang sangat alami meski usianya sendiri masih muda.
Sambil itu, Jay mulai menyenandungkan lagu pelan — suara baritonnya yang lembut mengalun di dalam kabin mobil:
"You are my sunshine... my only sunshine... you make me happy... when skies are grey..."
Suaranya nyaris berbisik, namun cukup untuk membuat suasana mobil menjadi sangat syahdu.
Jungwon perlahan mulai terlelap, kepalanya bersandar manja di dada Jay, dot masih setengah terpegang di mulutnya, tangan mungilnya menggenggam kecil jari kaus kakaknya.
Dua bodyguard yang duduk di kursi depan sempat saling bertukar pandang lewat kaca spion. Tak ada kata-kata yang keluar, namun dari sorot mata mereka, jelas tergambar perasaan terharu dan rasa hormat yang mendalam kepada tuan muda mereka.
Bagaimana bisa seorang remaja, yang baru saja kehilangan ibunya, tetap menampilkan kasih sayang sebesar itu kepada adik kecilnya? Bagi mereka, Jay bukan hanya seorang pewaris keluarga Park — dia adalah seorang kakak sejati, tulus, penuh cinta, yang rela merelakan masa mudanya demi adik yang bahkan belum bisa berbicara.
Salah satu bodyguard bahkan diam-diam menghela napas dalam hati,
"Tuan muda Jay... Anda akan menjadi sosok yang luar biasa besar kelak. Demi adik kecil Anda, dunia pun akan Anda hadapi..."
Sementara itu, Jay tak peduli dengan tatapan siapa pun. Fokusnya hanya satu — memastikan Jungwon tidur dengan nyaman, dengan rasa aman dalam pelukannya.
Ia menunduk, mengecup lembut dahi adiknya, lalu berbisik hampir tanpa suara,
"Sleep well, baby Park... kakak akan selalu ada di sini."
Dan di dalam mobil yang terus melaju menuju mansion keluarga Park, dalam pelukan hangat Jay, malaikat kecil bernama Park Jungwon tidur dengan damai — seakan tahu, bahwa mulai hari itu dan selamanya, ia tidak akan pernah sendiri.
__________End
YOU ARE READING
My little universe
FanfictionNot Bl just Brothership. --- Jay Park adalah seorang remaja berusia 17 tahun yang hidup dalam keheningan dan luka. Setelah ayahnya meninggal dunia, satu-satunya harapan hidup Jay adalah ibunya-hingga hari itu tiba. Hari ketika ibunya meninggal dunia...
♧ ◇---◇ ~MY LITTLE UNIVERSE~ ◇---◇ ♧
Start from the beginning
