♧ ◇---◇ ~MY LITTLE UNIVERSE~ ◇---◇ ♧

588 41 0
                                        

♧◇---◇~MY LITTLE UNIVERSE~◇---◇♧

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


◇---◇
~MY LITTLE UNIVERSE~
◇---◇


---

Pagi hari di mansion Park masih diselimuti udara dingin musim semi yang lembut. Matahari menyusup pelan melalui jendela besar kamar mandi bayi, menerangi ruangan bernuansa pastel yang hangat dan nyaman. Di tengah ruangan, sebuah bak mandi bayi berisi air hangat telah disiapkan dengan hati-hati.

Jay berdiri di samping bak itu, mengenakan apron lembut berwarna putih dengan motif awan kecil. Di pelukannya, si kecil Jungwon yang baru berusia tiga hari, tubuhnya masih mungil dan kulitnya kemerahan, mengerjap-ngerjap sambil merengek pelan. Ia tampak seperti sepotong kehidupan yang rapuh dan sangat berharga.

Di samping Jay, berdiri seorang wanita paruh baya dengan rambut disanggul rapi dan sorot mata lembut—Bibi Hana, maid kepercayaan Mama Eleanor, yang sudah mengabdi puluhan tahun untuk keluarga Park. Ia adalah satu-satunya orang yang masih bertahan di rumah itu, karena janjinya dulu pada Eleanor: untuk terus menjaga anak-anaknya jika terjadi apa-apa.

"Ayo, Tuan Muda," ujar Bibi Hana dengan suara lembut namun penuh dorongan. "Pelan-pelan saja... pegang bagian kepala dan lehernya, jangan sampai licin ya."

Jay menarik napas dalam, lalu dengan sangat hati-hati ia menurunkan tubuh kecil Jungwon ke dalam air hangat. Bayi itu langsung merengek kecil, tubuhnya kaget oleh sentuhan air, tangan dan kakinya bergerak-gerak liar.

"Ssst... iya iya, dingin ya? Nggak papa... Kakak di sini," ucap Jay gugup, mencoba menenangkan. Ia mengelus pelan dada Jungwon dengan telapak tangan, berusaha menirukan cara Bibi Hana yang tadi memperagakan.

"Bagus, Tuan Muda. Sekarang usap lembut bagian tubuhnya, pakai spons ini. Jangan lupa lipatan-lipatannya, ya."

Jay mengangguk, sedikit kaku tapi penuh perhatian. Ia memandangi adik kecilnya dengan ekspresi takjub dan haru. Kulit Jungwon yang masih merah tampak begitu sensitif, begitu lembut... seolah sentuhan terlalu kasar bisa membuatnya hancur.

"Dia kecil banget..." gumam Jay pelan.

"Ya, dia lahir lebih kecil dari Tuan Muda dulu," jawab Bibi Hana dengan senyum tipis. "Tapi kuat. Sama seperti mamanya."

Jay terdiam. Hatinya mencubit saat mendengar kata 'mama'. Tapi ia menghela napas dan tersenyum kecil.

"Kuat, ya... kayak Mama. Kamu harus kuat, Wonnie..."

Setelah membilas tubuh mungil itu dengan air bersih, Jay mengangkat Jungwon pelan dan menyelimutinya dengan handuk lembut. Ia memeluk adiknya sebentar, merasakan kehangatan tubuh mungil yang basah itu bersandar di dadanya.

My little universeWhere stories live. Discover now