[Sequel of ALTHAIR]
Karena sebuah tragedi mengerikan yang terjadi memaksa Queen pergi ke Inggris, meninggalkan Althair dengan hati yang hancur. Meskipun rindu membuncah, Althair memilih kesetiaan, merelakan kekasihnya demi penyembuhan trauma yang me...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Waktu seakan berhenti saat aku memikirkanmu, dan rasa rindu ini menjadi satu-satunya yang terus berputar dalam benakku."
— Althair Sky Lawrence —
••••
Adrenalin membuncah di sirkuit malam itu. Ribuan pasang mata terpaku pada dua siluet yang membelah gelapnya lintasan, motor-motor mereka meraung bagai monster lapar, meninggalkan jejak cahaya di aspal basah.
"ALTHAIR!!"
"AARON!!"
Sorak-sorai penonton membahana. Nama Althair dan Aaron bergema mengguncang langit Jakarta, bercampur dengan deru mesin yang menggelegar, seakan-akan jantung sirkuit itu sendiri ikut berdebar kencang.
Bau bensin dan karet terbakar menyatu dengan aroma hujan yang masih tersisa, menciptakan sensasi yang memabukkan. Lampu-lampu sorot di sepanjang lintasan sirkuit menerangi setiap manuver berbahaya, setiap tikungan maut yang mereka lewati dengan kecepatan yang nyaris tak terbayangkan. Di setiap desingan ban yang bergesekan dengan aspal, terasa denyut nadi balapan yang menegangkan, sebuah pertarungan tak kasat mata antara dua jiwa pemberani yang menguji batas kemampuan dan keberanian mereka di bawah langit malam Jakarta yang dingin.
Bruuumm!!!
Napas penonton tersengal, jantung berdebar tak karuan menyaksikan manuver-manuver berbahaya itu.
Seketika hening, hanya suara mesin motor yang masih terdengar memekakkan telinga, sebelum akhirnya pecah menjadi gemuruh sorak sorai dan teriakan histeris saat Althair berhasil melewati tikungan maut dengan selisih sangat tipis dari Aaron.
Beberapa penonton menutup mata, tangan menutupi mulut mereka, sementara yang lain berdiri tegak, tubuh menegang, seakan-akan ikut merasakan setiap guncangan dan tekanan yang dialami kedua pembalap. Ada yang berteriak cemas, ada yang berdoa, dan ada pula yang hanya bisa terpaku, tak mampu berbuat apa-apa selain menyaksikan drama kecepatan dan keberanian yang terhampar di hadapan mereka.
Seruan anak-anak Grixen yang menonton dari kursi tribun paling heboh dan menggelegar menyambut kemenangan ketua tertinggi mereka. Semuanya langsung berlari mendekati Althair setelah dia berhenti.
"SKYYYYYYY!!!" Lugas, Haikal, dan Azam langsung menyerbu Althair yang baru beberapa detik melepas helm dari kepalanya. Mereka bertiga membopong Althair dan bersorak keras.
"ALTHAIR!! ALTHAIR!!"
"HIDUP KETUA TERTINGGI GRIXEN!!!"
"Udah, udah! Turunin gue!" Althair berontak untuk diturunkan. Karena dia merasa perayaan seperti ini terlalu kekanakan.
Bukan berarti Althair tidak menyukai antusias anak-anak Grixen yang menyambut kemenangannya, tapi apa yang dilakukan Lugas, Haikal, dan Azam terkadang sangat memalukan.