"Cassie! Calsey!"
Cassandra membeku di posisinya saat namanya disebut. Tak lama tubuhnya tiba-tiba ditembus oleh kedua paruh baya yang ia cari. Cassandra menjadi linglung karena jelas-jelas dirinya di sini, tapi mereka seolah-olah tidak melihatnya. Malah mereka mendekati kedua anak kecil yang masih asik menggambar.
"Jangan bilang kalo itu masa kecil gue sama Calsey?" Cassandra menatap tidak percaya apa yang lihat.
Cassandra melihat mereka yang tersenyum bahagia dengan candaan ringan. Ia merasa terharu dengan kondisi yang ada di depannya. Ia menganggap jika yang ia lihat adalah ingatan dari si pemilik tubuh. Ingatan yang menyenangkan karena memiliki keluarga yang utuh.
"Tunggu, berarti yang gue katain judes itu gue sendiri, dong?" Cassandra menunjuk dirinya saat teringat komentarnya yang tidak baik.
"Gue kira yang punya tubuh ini orangnya ceria dan jadi judes karena ada hal lain. Ternyata udah dari kecilnya," Cassandra menggeleng-gelengkan kepala.
Tiba-tiba lantai yang ia pijak bergetar. Tubuhnya oleng karena guncangan yang ia rasakan. Ia menatap ke depan untuk melihat apakah mereka akan baik-baik saja. Tapi, yang ia lihat justru sebaliknya. Mereka masih tenang dengan senyum bahagia.
"Kok cuma gue kayak gini? Apa gempa di sini cuma targetin satu orang?" Cassandra memegang pinggiran meja yang berisi foto-foto.
Bukannya mereda, guncangan yang dirasakan Cassandra malah semakin besar. Pegangan tangannya semakin erat memegang pinggiran meja. Cassandra juga menutup keduea matanya. Ia benar-benar berusaha agar tubuhnya tidak terjatuh.
Harapan hanya harapan. Tak lama dirinya terjatuh karena guncangan yang bertambah kencang. Ia membuka kedua matanya kemudian menatap ke atas bersamaan dengan atap yang tiba-tiba jatuh dan akan menimpa dirinya.
"Please, gue masih mau hidup."
Plak
Cassandra membuka kedua matanya begitu merasakan sesuatu menampar pipinya. Ia bisa melihat kembali atap kamarnya yang sebenarnya, bukan atap ruang tamu yang tadi. Segera ia duduk dan melihat sekitar. Cassandra menghembuskan napasnya lega saat menyadari ia kembali ke kamar.
"Akhirnya lo bangun juga," Cassandra menatap ke samping dan melihat Calsey yang berdiri bersedekap.
"Ngapain di kamar gue?" Cassandra menatap heran Calsey sebelum mengelus pipinya yang mulai terasa sakit.
"Bangunin lo. Kebo banget kalo tidur," Calsey memutar kedua matanya menjawab pertanyaan Cassandra.
"Lo yang nampar gue, ya?" Cassandra menata kesal Calsey.
"Itu salah satu jurus gue kalo lo gak bangun. Salah sendiri lo gue panggil gak bangun, gue teriakin gak bangun, gue dorong-dorong badan lo juga gak bangun. Ya udah, gue tampar dengan kekuatan kasih sayang," Calsey meniup telapak tangan yang ia gunakan untuk menampar Cassandra.
"Kurang ajar lo! Sini gue balas!" Cassandra segera menyibak selimutnya dan mendekati Calsey.
Calsey yang melihat Cassandra akan membalasnya segera berlari keluar kamar yang untungnya pintu kamar belum tertutup. Segera Calsey menuju Charlie yang tidak sengaja ia lihat ada di depan kamar Bella. Ia menyembunyikan diri di belakang Charlie saat melihat Cassandra mulai dekat.
"Hey! Hey! Ada apa?" Charlie bertanya dengan tubuhnya yang ke sana kemari karena Calsey yag menghindari Cassandra.
Cassandra maupun Calsey tidak ada yang menjawab pertanyaan Charlie. Malah keduanya masih dengan aksi mereka. Cassandra yang mencoba menarik Calsey dan Calsey yang masih bersembunyi di belakang Charlie.
"Uncle akan memberi hukuman pada kaian jika tidak segera berhenti!" ucapan yang lebih ke arah peringatan itu membuat Cassandra dan Calsey menghentikan aksi mereka berdua.
"Ada apa?" Charlie bertanya saat keadaan tidak seperti tadi.
"Hanya masalah biasa, Uncle. Tidak perlu dipikirkan," Cassandra menatap Charlie dengan tersenyum. Berbeda saat menatap Calsey, Cassandra tidak tersenyum dan hanya menatap adiknya dengan tajam.
"Baik. Sekarang biarkan Uncle memberikan kado pada Bella," Charlie berbalik dan membuka pintu kamar Bella.
"Jangan lupa kado lo, Kak," Calsey segera menyusul Charlie saat melihat Cassandra akan memukul dirinya.
Cassandra melihat dari luar kamar Charlie memberikan kado. Ia teringat jika hari ini adalah hari ulang tahun Bella. Kemudian ia berbalik menuju kamarnya untuk bersiap bereangkat sekolah. Ia akan memberikan kadonya kepada Bella saat akan bereangkat sekolah atau di sekolah. tergantung ia ingatnya kapan.
🩸🩸🩸
Dua bab terakhir di akun satunya aku buat untuk bab 1 dan 2. Ada beberapa perbedaan tapi secara keseluruhan alur masih sama kok.
Meskipun gak berubah semua, tinggalin jejak kalian ya❤️❤️❤️
See u
YOU ARE READING
"TWILIGHT" Transmigration (Reader's Ver)
FanfictionLanjutan cerita dengan judul yang sama di akun @elyn_flowers Twilight x Reader (female) 𝙉𝙤𝙩𝙚: • Karakter, alur, tempat dan tokoh murni milik Stephanie Meyer. Saya hanya meminjamnya dan menambahkan beberapa OOC untuk cerita halu saya ini. • Asli...
Bab 1 Where?
Start from the beginning
