Taehyung menghela nafas" Gimana nggak khawatir ma, tadi malam badan Jennie panas banget. Aku takut aja dia bakal jet lag ma.."

Ibu Taehyung tersenyum lalu mengelus pundak anaknya" Nak, entah ini perasaan mama atau memang kamu sudah berubah?"

Sekarang giliran Taehyung menatap bingung ibunya dan mengerutkan keningnya.

"Apa maksud mama?"

"Kamu suka Jennie?"

Taehyung diam seribu bahasa, dirinya merasa dihantam dengan pertanyaan yang sangat sederhana itu.

"Nak?" panggil ibunya lagi.

"Ma.."

"Jadi benar? Kamu sudah mulai menyukai Jennie?" tanya ibunya lagi.

Taehyung menggigit bibirnya gugup"Ma, T-tae bingung.."

"Maksud kamu bingung?"

Taehyung terdiam dan mengalihkan pandangannya menghindari tatapan dari ibunya.

Ibu Taehyung menghela nafas"Tentukan hatimu nak, jangan menginginkan kedua nya.."

*****

Jennie sampai di depan rumah sakit yang dikatakan oleh Jisoo.

Jennie berjalan cepat di koridor rumah sakit dengan perasaan khawatir. Saat sampai di ujung koridor, Jennie melihat Ibunya sedang duduk bersama Jisoo.

"Jisoo.." panggil Jennie membuat Jisoo menoleh dan langsung menghampiri Jennie langsung memeluk sahabatnya.

"Papa dan Mama, Jennie... Papa dan Mama..Hiksss hikss..." Jisoo terisak di dalam pelukan Jennie membuat Jennie tidak tahan dan merasa iba.

"A-aku takut Jennie, aku takut mereka meninggalkan aku." lirih Jisoo lagi

Jennie mengelus punggung Jisoo"Tenang lah, jangan berpikiran macam-macam."

"A-aku butuh Taehyung, Jennie.. a-aku--"

Jennie terdiam sembari terus mengelus punggung Jisoo. Sahabatnya sangat membutuhkan dukungan dan itu dari Taehyung.

Jisoo sudah menempatkan hatinya kepada Taehyung, sehingga membuat dirinya tidak tega untuk merebut Taehyung darinya.


***

Jennie berkali-kali menolak panggilan dari Taehyung. Dirinya tidak tau kenapa Taehyung terus menghubungi nya. Jika ingin bertanya soal orangtua Jisoo bukankah seharusnya dirinya menghubungi Jisoo?

Jennie menghela nafas dan menatap lurus kedepan, ke arah Jisoo yang sedang tertidur di bangku rumah sakit, karena menunggu orangtuanya sadar.

Ting!

Jennie membuka ponselnya dan melihat ada notifikasi pesan dari Taehyung.

Taehyung
Kau menghindari ku lagi, Jennie?
Aku tidak suka kau begini.
Dua hari kau tidak membalas pesan ku.

Jennie memilih tidak membalas pesan Taehyung  karena menurutnya seharusnya Taehyung menanyakan kabar orang tua Jisoo. Kenapa dirinya harus repot repot menghubungi dirinya perkara dia menghindari Taehyung.

Jennie mendekati Jisoo yang tampak sudah membuka matanya menatap ke arahnya.

"Sudah bangun?" tanya Jennie lembut.

Jisoo mengangguk"Aku merasa lebih baik setelah Taehyung menghubungi ku tadi malam."

Jennie tersentak dan tersenyum tipis"Oh, dia sudah mengabari mu?"

Jisoo menganggukkan kepalanya"Aku beruntung memiliki nya."

Jennie tersenyum tipis dan mengangguk menahan sesak di dada.


*****

Berita duka terdengar dari orangtua Jisoo, ternyata orangtuanya memilih untuk meninggalkan Jisoo sendirian di dunia ini.

Jennie memeluk erat tubuh Jisoo dan menangis bersamanya.

"Kamu ada aku Soo, kamu jangan merasa sendiri." bisik Jennie sembari terisak memeluk Jisoo.

Jisoo menangis memeluk tubuh Jennie erat, merasakan kehilangan yang sangat membuatnya hancur. Dirinya tidak tau harus berbuat apa. Berada di dunia tanpa dukungan kedua orang tua nya membuat harinya akan menjadi lebih buruk lagi.

Jennie terus saja memandang ke arah kedua foto orang tua Jisoo. Wajah yang selalu tersenyum dan sangat menyayangi dirinya dan Jisoo.

Kedua orang tua yang sangat menjadi panutan. Selalu menjadi orang tua yang selalu ada di sisi anaknya.

Jisoo mendongak dan menatap lurus ke depan menatap seseorang yang di nanti kan. Perlahan dirinya mencoba melepaskan pelukan Jennie dan berdiri. Membuat Jennie ikut menoleh dan melihat siapa yang di tatap oleh Jisoo.

"Taehyung..."

Jennie tersentak kala melihat Taehyung berdiri di ujung rumahnya dengan kedua orang tuanya. Tampak dari penampilan nya, mereka baru sampai tadi pagi dengan koper yang masih di sisi mereka.

Jisoo berlari ke arah Taehyung dan langsung memeluk Taehyung erat.

"Taheyung, kamu datang...Kamu datang, A-aku sekarang sendiri Taehyung. A-akuu hanya sendiri sekarang. Jangan tinggalin aku." isak Jisoo membuat Taehyung merasa iba tanpa membalas pelukan Jisoo.

Taehyung menatap lurus kedepan, ke arah cinta nya yang berdiri tidak jauh darinya.

Dirinya ingin melepaskan pelukan ini dan berlari menuju pelukan Jennie. Dirinya sangat merindukan Jennie-nya.

Tetapi melihat kondisi Jisoo membuat Taehyung mengurungkan niatnya. Taehyung mengelus punggung Jisoo tetapi mata nya tetap menatap lurus ke depan.

"Tenang lah, Jisoo.." ucap Taehyung menenangkan.

Jisoo terisak" Sekarang aku sendiri, taehyung."

Ibu Taehyung maju dan mengelus kepala Jisoo" Kamu tidak akan sendiri, karena kami akan menjadikanmu menantu rumah kami."

Taehyung dan Jennie tersentak menatap orang tua Taehyung yang tampak tersenyum mengelus kepala Jisoo.

Detik itu juga, Jennie tau jika dirinya benar-benar kehilangan. Dirinya bagai di lempar jauh ke jurang terdalam sehingga rasanya begitu kuat terasa berdarah, terasa berat dan terasa hancur.

Apakah memang dirinya tidak mempunyai kesempatan untuk bahagia?

Jennie menatap Taehyung yang sama terkejutnya dan hanya menatap kosong ke depan. Tidak mengatakan apapun, tetapi matanya bergerak kesana kesini seolah ingin mengutarakan sesuatu.

Hingga saat ayah Taehyung kembali angkat suara, Taehyung dan Jennie merasa bahwa setelah ini akan ada badai yang menerpa di hubungan ketiganya.

" Setelah acara kremasi orang tua Jisoo, kita cari tanggal yang bagus untuk hari pertunangan Taehyung dan Jisoo."


Selamat berbuka bagi yang menjalankan puasa ☺️












Wrong objective Donde viven las historias. Descúbrelo ahora