"Menurut ensiklopedia modern dan sumber-sumber rahasia," kata guru itu dengan suara yang lebih berat, "Alpha bukan hanya sekadar pembunuh atau agen rahasia biasa. Sejak kecil, dia adalah subjek eksperimen yang sangat kontroversial."
Suasana kelas berubah menjadi lebih hening, para siswa mulai merasa ketegangan dari kata-kata yang diucapkan guru itu. Yoon-Bi, yang duduk di bangkunya, tidak bisa menahan rasa penasaran yang semakin mendalam, namun juga terkejut mendengar apa yang akan dijelaskan selanjutnya.
"Pada usia 7 tahun," lanjut guru itu, "Alpha menjalani prosedur lobotomi yang dilakukan oleh ayahnya sendiri. Tujuan dari prosedur tersebut adalah untuk mengendalikan sifat agresif dan emosional yang sangat kuat pada dirinya. Alpha memiliki kecenderungan untuk mudah tersulut emosi, yang membuatnya sangat berbahaya, bahkan bagi orang-orang di sekitarnya. Sayangnya, meskipun lobotomi dilakukan, ia tetap menjadi individu yang sulit dikendalikan-bukan hanya oleh orang biasa, tetapi bahkan oleh para profesional yang mencoba menanganinya."
Yoon-Bi merasa dadanya sesak, tidak mampu mengungkapkan kebingungannya. Mengetahui bahwa Oh-Young, orang yang selama ini ia anggap sebagai sosok pelindung, pernah menjalani prosedur yang begitu kejam di masa kecilnya, membuatnya merasakan gelombang emosi yang tak dapat dijelaskan. Selama ini, ia hanya mengenal Oh-Young sebagai pria yang tenang dan penuh perhatian, namun cerita ini menunjukkan sisi gelap yang sangat jauh dari bayangannya.
Guru itu melanjutkan, tanpa menyadari dampaknya pada Yoon-Bi. "Akibat eksperimen itu, Alpha berkembang menjadi individu yang sangat sulit diprediksi. Kekuatan fisik dan mentalnya jauh di luar kemampuan manusia biasa. Dengan kecerdasan yang luar biasa dan kemampuan regenerasi yang tidak dimiliki orang biasa, ia menjadi salah satu aset paling berbahaya di dunia."
Guru itu berhenti sejenak, memberi kesempatan bagi para siswa untuk mencerna informasi yang baru saja diterima. "Namun, meskipun begitu, Alpha tetap memiliki kelemahan-kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tahu cara mengendalikannya. Namun, hingga hari ini, hanya sedikit orang yang tahu bagaimana cara menghadapinya. Alpha tetap menjadi legenda yang paling ditakuti dan paling misterius."
Yoon-Bi menggenggam erat pena di tangannya, mencoba untuk menenangkan pikirannya yang kini dipenuhi oleh pertanyaan. Apakah ia benar-benar siap untuk menerima kenyataan bahwa Oh-Young, yang selama ini ia kenal sebagai sosok yang lembut dan peduli, sebenarnya adalah sosok yang begitu... buas?
Yoon-Bi keluar dari gerbang sekolah, matanya langsung tertuju pada mobil mewah yang terparkir di depan. McLaren P1, mobil yang selalu menarik perhatian orang-orang di sekitar. Oh-Young duduk di dalamnya, mengenakan setelan kasual yang tetap terlihat elegan. Begitu matanya bertemu dengan Yoon-Bi, senyuman lembut muncul di wajahnya, seolah menyapa gadis itu dengan cara yang penuh perhatian.
Yoon-Bi berjalan cepat menuju mobil, hatinya terasa hangat melihat Oh-Young yang selalu siap menjemputnya. Begitu ia membuka pintu dan duduk di sebelah Oh-Young, pria itu sudah menoleh ke arahnya.
"Sayang, kita mampir ke supermarket dulu sore ini," ujar Oh-Young dengan nada tenang, matanya tetap fokus pada jalan.
Yoon-Bi mengangguk, sedikit terkejut mendengar permintaan itu. Biasanya, Oh-Young lebih sering mengajaknya pulang langsung ke rumah. Namun, kali ini ada hal yang berbeda. "Supermarket? Ada yang ingin kita beli?" tanyanya dengan rasa penasaran, menyadari betapa sederhana tapi penuh perhatian ajakan Oh-Young kali ini.
"Oh, hanya beberapa barang saja," jawab Oh-Young sambil tersenyum tipis. "Aku ingin memasak malam ini, dan aku tahu kau pasti ingin makan sesuatu yang spesial."
Yoon-Bi tersenyum, hatinya terasa hangat. Meskipun Oh-Young sering terlihat dingin dan misterius di luar, ia selalu menunjukkan sisi lembutnya saat bersama Yoon-Bi. "Baiklah, aku ikut," jawabnya dengan antusias.
Mobil melaju, meninggalkan sekolah dan menuju supermarket. Di sepanjang perjalanan, Yoon-Bi memandangi Oh-Young dengan tatapan penuh rasa ingin tahu, merasa ada banyak hal yang belum ia pahami tentang pria ini. Namun, meskipun ada banyak rahasia yang tersembunyi, Yoon-Bi tahu satu hal-Oh-Young selalu menjadi sosok yang bisa diandalkan, baik di saat gelap maupun terang.
Setelah selesai berbelanja di supermarket, Oh-Young membawa Yoon-Bi ke sebuah restoran cepat saji. Tempatnya tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa pelanggan yang duduk menikmati makan malam mereka. Mereka memilih meja di sudut, jauh dari keramaian, dan memesan makanan yang cukup sederhana-burger, kentang goreng, dan minuman soda.
Saat mereka duduk, Yoon-Bi masih terlihat sedikit diam. Sejak pelajaran sejarah di sekolah tadi, pikirannya terus dipenuhi dengan semua informasi yang ia dengar tentang Codename: Alpha. Tentang masa lalu Oh-Young, tentang eksperimen yang ia alami, tentang reputasinya yang begitu menakutkan di dunia bawah tanah. Ia ingin bertanya, ingin mencari tahu lebih banyak, tapi juga ragu apakah ia benar-benar siap mendengar jawabannya.
Oh-Young memperhatikannya, menyadari perubahan ekspresi di wajah gadis itu. Dengan tenang, ia menyesap minumannya sebelum berbicara. "Aku tahu kau takut padaku," katanya tiba-tiba, suaranya datar namun penuh kepastian. "Tapi tenang, aku melakukan itu untuk kebaikan Korea... dan uang."
Yoon-Bi terkejut mendengar kata-kata itu. Ia menatap pria di depannya, mencari tanda-tanda emosi di wajahnya-rasa bersalah, penyesalan, atau bahkan kebanggaan. Tapi seperti biasa, Oh-Young tetap tenang, ekspresinya sulit ditebak.
"Aku tidak takut..." Yoon-Bi akhirnya berbicara, meskipun suaranya sedikit bergetar. "Aku hanya... tidak pernah menyangka kalau semua itu benar. Aku tidak tahu bagaimana harus bereaksi."
Oh-Young tersenyum kecil, lalu menghela napas. "Aku tidak pernah menyembunyikan siapa diriku, Yoon-Bi. Aku hanya tidak ingin kau melihat sisi itu terlalu cepat." Ia menatap gadis itu dengan lembut, berbeda dari bagaimana orang lain melihatnya. "Tapi aku tidak menyesali apa yang sudah kulakukan. Aku membunuh mereka karena mereka pantas mati. Korupsi, pengkhianatan, penghancuran negara-itu semua tidak bisa dibiarkan."
Yoon-Bi menunduk, memikirkan kata-kata itu. Ia mengerti, tapi tetap ada sesuatu yang membuat hatinya tidak tenang. "Lalu... apa kau pernah merasa bersalah?" tanyanya pelan.
Oh-Young terdiam sejenak, lalu meletakkan burgernya. "Aku pernah bertanya-tanya, apa hidupku bisa lebih baik jika aku bukan bagian dari semua ini." Ia menyandarkan punggungnya ke kursi, menatap langit-langit restoran. "Tapi aku sudah terlalu jauh untuk kembali. Aku bukan manusia biasa, Yoon-Bi. Aku diciptakan untuk ini."
Yoon-Bi menggenggam tangannya sendiri di bawah meja, mencoba mencerna semua yang baru saja ia dengar. Ia tahu Oh-Young berbeda. Ia tahu pria ini bukan sekadar seorang mentor atau orang tua asuh baginya. Tapi semakin dalam ia mengenalnya, semakin banyak hal yang sulit untuk ia pahami.
Tapi satu hal yang ia tahu pasti-seburuk apapun masa lalu Oh-Young, ia tidak bisa membenci pria ini.
Karena di balik semua kegelapan itu, bagi Yoon-Bi, Oh-Young tetaplah Tuan Oh-Young-satu-satunya orang yang ia percaya sepenuhnya.
YOU ARE READING
CODENAME: ALPHA [ON GOING]
Mystery / Thriller[Dibaca lah cok ah😭] Konflik antara Korea selatan dan dan Korea utara masih berlanjut, walaupun tanpa perang senjata. Kedua negara ini tak kunjung akur. adu domba, provokasi, membuat kedua belah pihak semakin memanas. Dalam dunia yang terjebak di...
Prolog s2 (Yoon-Bi's side)
Start from the beginning
![CODENAME: ALPHA [ON GOING]](https://img.wattpad.com/cover/388882407-64-k864900.jpg)