Prolog s2 (Yoon-Bi's side)

8 1 0
                                        

Korea Selatan, 4 bulan setelah insiden

Oh-Young terjebak dalam kesedihan mendalam, terkurung dalam sunyi di penthouse-nya. Kepergian rekan-rekannya masih menghantui pikirannya, dan meski negara kini dalam keadaan damai, suasana hatinya tetap suram. Setelah insiden tragis yang merenggut nyawa orang-orang terdekatnya, ia memilih untuk tidak terlibat dalam aktivitas apapun. Namun, meskipun Korea Selatan tidak lagi berada dalam ancaman langsung, RRAS dan Black Swan tetap beroperasi di bawah permukaan, menjaga ketertiban dan keamanan negara dari ancaman tersembunyi.

Yoon-Bi, di sisi lain, tinggal bersama ayahnya, Beom-Oh-Seong. Namun, dia masih belum tahu apakah ia akan tinggal bersama ayahnya selamanya atau ada rencana lain.

Sementara itu, Oh-Young memutuskan untuk keluar dari kesendirian dan mencari cara untuk mengisi hari-harinya yang kosong. Ia memilih bekerja sebagai koki di restoran kelas menengah atas, mencari penghasilan yang bisa menafkahi hidupnya dan mungkin suatu hari nanti, jika Yoon-Bi kembali, dia akan dapat memberikan kehidupan yang lebih baik. Namun, Oh-Young tetap menyimpan luka dalam hatinya, kesepian yang lebih dalam dari sekadar jarak fisik.

Di luar sana, meskipun Korea Selatan terkesan damai, perang antara kebaikan dan kejahatan tetap berjalan di belakang layar. RRAS dan Black Swan masih menjadi organisasi bayangan yang membersihkan negara dari ancaman yang lebih dalam, seperti penyakit dalam tubuh yang hanya bisa disembuhkan dengan cara keras.


Kemudian, interkom berbunyi "tamu untuk penthouse 30, silahkan membuka pintu"

Oh-Young pun menekan tombol penerimaan di lift.

Saat lift terbuka, itu adalah Yoon-Bi, sambil menggendong tas dan koper.


Oh-Young terkejut saat melihat Yoon-Bi berdiri di depan pintu penthouse-nya, dengan tas dan koper di tangannya. Mata pria itu sejenak membeku, sulit untuk mengekspresikan apa yang ia rasakan. Tapi, senyuman lembut di wajah Yoon-Bi membawa sedikit kehangatan ke dalam kesunyian yang selama ini menyelimuti hidupnya.

"Tuan Oh-Young..!" Yoon-Bi berseru dengan senang, berjalan cepat menuju Oh-Young dan tanpa ragu, langsung memeluknya.

"Oh, Yoon-Bi," kata Oh-Young, suara pria itu terdengar lembut, namun masih ada kesan kekhawatiran yang terpendam di dalamnya. Ia sedikit tertegun, merasa perasaan campur aduk antara senang dan cemas. "Kenapa bisa... ayahmu menyuruhmu ke sini?"

"Liburan sekolah telah berakhir," jawab Yoon-Bi dengan senyum cerah, "dan ayah mengatakan aku harus kembali bersama tuan."

Oh-Young hanya mengangguk pelan, mengelus kepala Yoon-Bi yang kini memeluknya dengan erat. Sesaat, dia merasa sesuatu yang lebih dari sekadar tanggung jawab, namun dia masih berusaha menjaga jarak emosional.

"Aku merindukanmu, Tuan," ujar Yoon-Bi lagi dengan lembut, seolah tak ada yang lebih penting selain berada di dekatnya.

Oh-Young menarik napas dalam-dalam, lalu membalas pelukan itu dengan tangan yang sedikit canggung. "Aku juga merindukanmu," katanya pelan, lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada Yoon-Bi. Tapi, kata-kata itu keluar begitu saja, menunjukkan betapa dalamnya perasaan yang ia pendam.















Keesokan harinya,


















Di kelas, Yoon-Bi duduk di bangkunya, mencatat dengan teliti sementara gurunya, seorang pria paruh baya dengan rambut beruban, menjelaskan sejarah organisasi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari negara mereka.

"Red Rose Assassination Syndicate, atau lebih dikenal sebagai RRAS," suara guru itu bergema di ruang kelas, "dibentuk pada awal tahun 1920-an, pada masa-masa awal ketegangan dengan Uni Soviet. Organisasi ini awalnya dirancang sebagai unit rahasia yang bertugas menangani operasi-operasi militer dan intelijen di luar batas hukum konvensional."

CODENAME: ALPHA [ON GOING]Onde histórias criam vida. Descubra agora