Hingga mereka berhambur ke kantin begitu bel istirahat berbunyi.
"Ra, lo serius udah ngajakin Om Abhi gituan?" Luna tak dapat menahan rasa penasarannya.
Tara mengangguk dengan bibir mengerucut.
"Terus dia nolak?" heran Jeni.
Tara mengangguk lagi.
"Kok bisa?"
Tara menggeleng.
"Lo mendadak bisu atau gimana sih? Kok cuma ngangguk dan geleng doang." Jeni si paling tak sabaran.
"Masa dia gak nafsu liat lo, Ra?" Luna tak kalah penasaran.
"Katanya Ara masih kecil." Lirih si omega.
"Ahahahahahaaaaa..." Jeni dan Luna justru terbahak, membuat Tara semakin merengut kesal.
"Kok malah ketawa sih?"
"Ahahahaha..." Mereka tak dapat menghentikan tawa.
"Gak diem, Ara tinggal nih."
"Oke! Oke! Kita diem. Ahahaha..."
"Diem ya diem, Jen! Jangan mangap lagi mulutnya."
Mereka membekap mulut agar tak terbahak lagi.
"Jadi Om Abhi gak mau lo ajak gituan karena lo masih kecil?"
Tara mengangguk.
"Kan udah gue bilang, orang dewasa normal gak mungkin pacaran tanpa having seks, Ra. Gue aja gak pacaran, ngeseks kok."
"Elu mah doyan!" sela Luna.
"Dih, kayak elu enggak aja." Jeni tak terima.
"Lah gue ngeseks sama pacar gue doang, sekarang gue lagi jomblo ya gak ngeseks. Gak kayak elu, siapa aja lewat."
"Abang gue juga gitu kok, dan ortu kita gak pernah peduli." Ada sedikit getaran di ucapan Jeni, tapi dia segera merubah ekspresinya.
"Terus Ara gimana?" bocah itu masih gelisah.
"Lu pancing dong, Ra."
"Udah, Jen. Tapi ya gitu."
"Lagian Om Abhi gede banget, yakin deh anu-nya pasti gede, lu gak takut, Ra?" Luna menakuti.
Wajah Tara memerah mendengar ucapan frontal Luna.
"Lu apaan sih, Lun. Lubang kita tuh elastis, segede apa juga tetap bakalan masuk." Kata Jeni.
"Ya tapi kan lubang kita sama lubang Tara beda, Jen."
"Eh iya juga ya. Duuhh ngeri gue ngebayanginnya." tiba-tiba Jeni merinding.
'Sama aja anjir, kalian punya lubang, Ara juga punya. Kalian punya rahim, Ara juga punya. Cuma kalian punya apem, Ara punya batang. Ara juga punya puting walau gak segede punya kalian.' teriak Tara dalam hati.
"Woii malah melamun." Luna menepuk bahu Tara.
"Udah gak usah melamun, ntar pulang sekolah, kita cari tutorial hubungan seks sesama jenis ya. Ntar gue bantuin deh." Jeni tetaplah Jeni.
"Apaan sih Jen, frontal banget." Tara memerah.
"Elaaah mukanya merah, penasaran lu kan?"
Tara semakin memerah.
Masa remaja adalah masa dimana rasa penasaran akan segala hal sangat besar, menggebu dan harus mendapat jawaban. Sama seperti remaja pada umumnya, Tara, Jeni dan Luna memiliki rasa penasaran yang tinggi.
BAB 24
Start from the beginning
![SUSU JAHE [END]](https://img.wattpad.com/cover/385194427-64-k987218.jpg)