Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini, mood Tara sangat baik setelah dia berbicara dengan Altan semalam. Tidur berselimut kemeja sang pujaan hati, membuat dirinya tenang dan nyaman.
"Selamat pagi..." girangnya membuka pintu kamar.
Seperti biasa empat kakak sudah berkumpul untuk mendapat giliran dibenahi pakaian juga rambutnya serta mendapat kecupan selamat pagi dari sang adik.
"Happy banget hari ini adeknya mas?" saat Tara membenahi dasi Zee.
"Harus happy dong, Ara udah di tingkat akhir, bentar lagi lulus trus jadi mahasiwa. Kuliah di kampusnya Mas Zee, duuhhh gak sabar pengen jadi mahasiswa."
Tara tak menyadari, ucapannya barusan membuat semua orang resah.
"Jangan cepet-cepet besar, dek." lirih Zee mengusak surai Sang adik.
Setelah selesai dengan ritual pagi, mereka sarapan bersama.
***
Hari ini giliran Bible yang mengantar Tara ke sekolah.
"Cantiknya Akang semangat belajar ya." Satu kecupan di kening.
"Sesekali coba bilang Tara tampan." berucap dengan cengiran imutnya.
Bible mengusap pipi Tara. "Gak ada tampan-tampannya kamu dek, omega memang gak ada yang tampan, semua cantik."
Tara merengut kesal. Bible terbahak ketika Tara turun seraya menghentakkan kaki.
***
Di pintu gerbang, Jeni dan Luna sudah menunggu seperti biasa.
"Ra, gue pinjem PR matematika elu dong. " Jeni meminta dengan puppy eyes.
"Iihh gak usah gitu mukanya, gak imut, Jen. Yang ada merinding Ara liatnya."
Luna terbahak mendengar jawaban Tara.
"Kenapa gak di kerjain sih?" Menggerutu, tapi Tara tetap menyodorkan bukunya kepada Jeni di dalam kelas.
Luna berbisik di telinga Tara. "Dia abis dugem semalem, pulang pagi. One night stand lagi sama bule."
"Whatttt???" Tara berteriak, kemudian menutup mulut saat semua mata menatapnya.
"Biasa aja kali, Ra. Kaya baru kenal gue aja." Ucap Jeni santai, tangan bekerja menyalin jawaban.
"Gimana rasanya, Jen?" tanya Tara berbisik. Rasa penasaran menghantuinya.
"Enak, tau! Lo ajakin Om Abhi gih!"
"Udah, tapi kok dia gak mau?" jawab Tara polos.
"HAH?" sekarang giliran Jeni dan Luna yang terkejut.
Pembicaraan itu terputus karena guru sudah masuk.
Sepanjang jam pelajaran, baik Tara, Jeni maupun Luna. Tak berkonsentrasi dengan baik.