"Ti-tidak, aku tidak akan menyakitimu, aku hanya ingin berkenalan. "
Sementara Tara, tubuhnya semakin bergetar.
"Ta-Tara tidak menyukai aroma mu. " bocah itu menunduk, sangat takut kalau pria di depannya tersinggung.
"Ka-kau bisa merasakan aroma ku?" tanya Altan girang, dia merasa memiliki harapan.
Aroma jahe itu semakin menguar seiring dengan tubuh Tara yang terasa panas. Dia mulai sesak nafas.
Begitu juga dengan Altan, bulu kuduk nya meremang mencium aroma jahe yang semakin menusuk.
"Bo-boleh aku memelukmu?"
Brugh!
Justru Tara yang menjatuhkan diri lebih dulu, bukan di sengaja tapi bocah itu pingsan.
"Hey... Kau kenapa?"
Altan menepuk pelan pipi Tara, semakin terkejut melihat hidungnya mengeluarkan darah.
Melihat itu, entah mengapa tubuh Altan semakin memanas, dia memeluk Tara dan mengendus lehernya.
"Heii... Omegaku, jangan takut, aku alphamu."
Jiwa lain dalam diri Altan mengambil alih, seumur hidup dia tidak pernah merasakan ini. Menghirup aroma Tara justru membuat taringnya muncul dan siap memangsa. Dia ingin menandai bocah ini, akal manusianya tak lagi bekerja.
Xan dan Mos berlari mendatangi Altan, karena mereka merasa waktunya sudah cukup. Dari kejauhan Mos sudah merasa ada yang janggal. Dia mengenali aroma ini, aroma citrus bercampur aroma khas yang hanya di miliki klan keluarga mereka.
"Lekas Xan! Sebelum Al menjadi gila. "
Benar seperti dugaan Mos, sampai di taman itu mereka melihat taring Altan yang siap menancap di leher Tara.
Brugh!
Mos menerjang nya dan merebut Tara dari gendongan Altan. Dari arah berlawanan, Bible dan Jeff juga berlari menuju taman.
"Jangan halangi aku!" teriak Altan.
"Kau gila Al! Kau gila! Ayo pergi." Mos menarik paksa sepupunya.
"Aku harus memberikan tanda dulu pada nya."
"Tidak!"
Dengan amat terpaksa, Mos mengeluarkan feromon nya untuk membuat Altan tunduk. Hingga Dengan mudah dia membawa Altan keluar dari taman tanpa penolakan karena pria itu sudah lemas.
"Bagaimana dengan bocah itu?" tunjuk Xan pada Tara.
"Biarkan saja! Kakaknya sedang menuju kesini. Ayo cepat pergi."
Dengan berat hati, Xan mengikuti, padahal dia sangat ingin menolong Tara.
(ʘᴗʘ✿)
Altan berguling diatas ranjang. Mos dan Xan membawanya ke markas mereka. Sebuah rumah minimalis yang biasa mereka gunakan untuk berkumpul.
Tubuhnya berkeringat, nafasnya tersenggal, merintih, kesakitan, serasa terbakar.
"Argghhh... Panasshhh... Ii-ini sangat panas... Tolong hh akuhhh..." rintihnya.
"Apa yang terjadi padanya?" Xan sangat khawatir.
"Dia akan baik-baik saja, aku sudah menghubungi dr. Earth juga Paman dan Bibi, mereka akan segera kesini."
"A-aku tidak akan di salahkan, kan?"
"Bodoh! Siapa yang akan menyalahkanmu?"
BAB 2
Start from the beginning
![SUSU JAHE [END]](https://img.wattpad.com/cover/385194427-64-k987218.jpg)