"Tapi yang dikatakan Xan itu benar, coba saja dekati agar kita mengetahui reaksi tubuhmu. Jika itu bukan feromon omega, kau pasti baik-baik saja. " sela dr. Earth.
Xan menggerakkan bibir dan tangannya seolah ia bangga dengan ide briliant nya.
(ʘᴗʘ✿)
Semalaman Altan tak bisa tidur, dia berulang kali menelpon Xan dan Mos secara bergantian hanya untuk mengeluh.
Akhirnya pagi yang di nanti tiba, mereka bertiga sudah mengatur rencana agar Altan bisa mendekati si bocah omega.
Tapi kedua kakaknya terlihat sulit di dekati.
Mereka menyaksikan adegan yang setiap hari selama sepekan ini Altan lihat, yaitu Tara diantar ke empat kakaknya dengan ritual bermanja sebelum berpisah.
"Astaga... Dia sangat manja, bagaimana mungkin bisa dijadikan pasangan?" kata Mos.
Plakh!
Xan memukul kepala Mos, "kau lebih gila dari pria sialan ini. Bocah itu baru 6 tahun, kau sudah memikirkan mereka berpasangan."
"Bayangkan saja! Si brengsek ini tak bisa mengambil makanannya sendiri padahal dia sudah tua. Jika yang menjadi mate-nya adalah omega yang dimanjakan like an princess, apa jadinya rumah tangga mereka?"
"Astagaaaa!!! Kalian memang sama gilanya."
"Sudah! Diam! Pikirkan bagaimana cara aku bisa mendekatinya." sela Altan.
"Sepertinya kau tak memiliki kesempatan," jawab Xan.
Hingga bel masuk berbunyi, mereka masih tak menemukan celah. Akhirnya mereka kembali ke kelas dengan pasrah.
"Aku akan mendatanginya lagi nanti jam istirahat." tekad Altan.
(ʘᴗʘ✿)
"Ini agak sedikit gila, kuharap kita tak menimbulkan masalah setelah ini dan kau harus berhati-hati. "
Mos memperingatkan Altan, mereka sedang mengatur strategi untuk mengalihkan kedua kakak si bocah jahe agar dia bisa mendekatinya.
Tara sedang kebingungan seorang diri di taman, dengan wadah bekal yang ia pegang. Matanya berkeliling mencari kedua kakak yang tak kunjung menampakkan diri.
Suasana sepi karena sebagian besar siswa berada di dalam kantin. Biasanya hanya Tara dan kedua kakaknya yang duduk di taman ini.
Sedari tadi dada Altan berdebar, aroma Tara sungguh membuatnya mabuk. Perlahan mendekat lalu menyodorkan coklat pada si bocah jahe.
"Haii..."
Bocah itu terlihat takut, bahkan wadah bekal yang ia pegang mulai bergoyang karena tangannya gemetar.
"Heii... Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu."
Tatap mereka bertemu, Altan mulai merasakan sesuatu yang aneh dalam tubuhnya, begitu juga dengan Tara. Tubuh si bocah mulai berkeringat, dadanya sesak.
"Kak Ben, Kak Jeff, Tara takut." lirihnya.
"Tenang saja, Kakak tidak akan menyakitimu." Altan duduk di sebelah Tara, refleks bocah itu bergeser menjauhkan diri.
"Boleh aku tau siapa namamu? Heii tubuhmu bergetar, apa kau sakit?" Altan mencoba menyentuh kening Tara, tapi bocah itu menghindar.
"Ja-jangan ganggu Tara, Ta-Tara bukan anak nakal."
BAB 2
Start from the beginning
![SUSU JAHE [END]](https://img.wattpad.com/cover/385194427-64-k987218.jpg)