PART 11 - Help Me

6.1K 293 9
                                    

"Annie? Kau kenapa?"

Napasnya masih berat dan tak beraturan. Keringat dingin mengalir di sekujur tubuhnya.

Ya ampun! Mana laki-laki itu, batinnya.

Mata Annie masih membelalak lebar. Alex semakin khawatir melihatnya seperti ketakutan.

"Annie!" Teriak Alex sambil mengguncang bahunya. Akhirnya gadis itu sadar juga.

"Ha? Alex..." Annie menelan ludahnya kasar, napasnya sedikit tercekat. Pandangannya masih mengarah ke tempat lelaki hitam tadi.

"Apa sih yang kau lihat? Kau kenapa sampai begini?" Alex duduk di samping Annie, lalu menggenggam tangannya lembut.

"Aku... aku ingin pulang, Alex." Jawab Annie terbata-bata.

"Kau masih sakit Annie. Dan kau sakit kembali, lihat kau sangat pucat."

Annie menatap Alex sangat lekat. Air matanya sangat tidak bisa membohongi Alex kalau ia sedang ketakutan.

"Tidak Alex. Aku mohon. Bawa aku pulang."

"Ada apa sebenarnya Annie? Apa yang kau lihat?"

"Aku mohon Alex. Aku ingin pulang. Biarlah aku istirahat saja di rumah."

"Baiklah. Aku bicara dulu dengan dokter. Kau jangan kemana-mana, oke!"

Alex berlalu, menemui dokter untuk mengurus kepulangan Annie. Annie kembali mengedarkan pandangannya. Jantungnya kembali berdebar cepat saat mendapati lelaki itu tengah berdiri di samping pintu UGD sambil menggenggam pisau yang agak disembunyikannya di samping jaket hitamnya.

Ini sangat dekat. Terlalu dekat. Sialnya ranjang Annie berada di sebelah pintu UGD. Napas Annie tidak teratur. Tubuhnya gemetaran. Dengan cepat ia turun dari ranjang dan ingin mengejar Alex secepatnya.

Annie berjalan tergopoh-gopoh karena kaki yang diperban sambil sesekali menoleh ke belakang, memastikan lelaki itu tidak mengejarnya tiba-tiba.

"Alex! Alex!" Teriak Annie.

Seorang suster mendapatinya terjatuh di lantai. "Astaga, nona! Mari saya bantu kembali ke ranjang anda."

"Tidak usah, suster. Saya ingin pulang sekarang."

Alex datang dan matanya membelalak lebar saat mendapati Annie tersungkur di lantai. Tanpa basa basi ia langsung menggendong Annie. Memulangkannya ke apartemen sesuai keinginannya.

**

Annie terlihat murung. Bibirnya yang pucat pasih dan tatapannya yang kosong sungguh membuat Alex panik. Ia tidak tahu Annie harus ia apakan. Makanan dan minuman belum disentuhnya sama sekali.

"Annie, aku mohon jangan begini. Aku sangat khawatir melihatmu seperti ini."

Annie masih diam. Larut dalam pikirannya. Namun air matanya tak bisa berhenti.

Alex segera memeluk gadis yang terlihat rapuh itu. Tubuhnya dingin dan gemetaran. Pangkal rambutnya basah karena keringat disentuh Alex lembut.

"Annie, aku mohon. Cerita padaku kalau ada sesuatu. Jangan begini. Kau semakin sakit."

Gadis di pelukannya masih membungkam. Namun tiba-tiba Annie membalas pelukan Alex dan menangis meraung-raung di dadanya, membuat kaos yang dipakai Alex basah seketika.

"Shh... ada apa?" Ucap Alex lembut sambil melepas pelukannya dan menangkup wajah Annie dengan kedua tangannya.

Annie hanya menggelengkan kepala dan tangisannya semakin tumpah.

She's MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang