Sunday, June 12th 2015

3.8K 389 14
                                    

Sepuluh hari berlalu dari kejadian bertemu lelaki bermata biru itu di Omegle

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sepuluh hari berlalu dari kejadian bertemu lelaki bermata biru itu di Omegle. Sebenarnya kami belum menentukan tanggal untuk meet up, tetapi aku sudah tidak sabar untuk bertemu lelaki bermata biru itu. Kami sudah mengobrol banyak hal.

Namun kini aku berada di sebuah café menunggu Nash. Ia berkata ingin berbicara sesuatu yang penting dan tidak bisa lewat telepon atau sms.

Namun, ia sudah telat tiga puluh menit. Dia kemana saja sih?

Lonceng bel café berbunyi, tanda ada pengunjung yang keluar ataupun masuk. Dan yap, Nash masuk dengan gaya santainya dengan kaus tanpa lengan juga dengan celana dan topi koboinya.

Apa-apaan sekali dia?! Aku sudah menunggu disini selama tiga puluh menit dan dia berjalan santai menuju counter untuk memesan minum lalu langsung duduk dihadapanku tanpa berbicara apa-apa.

Aku menatap dia datar langsung ditanggapi dengan alisnya yang diangkat.

"Ada ap—" perkataanku terpotong oleh panggilan minuman milik Nash.

"Mr.Nash." Nash pun bangkit berdiri dan mengambil minumannya. Tidak ada perkataan maaf karena datang telat. Huft, artis memang selalu sombong kah?

Aku memang fansnya, tetapi ia hari ini membuatku kesal. Atau mungkin karena faktor PMSku ya?

"Jadi kau ingin berbicara apa?" tanyaku datar. Aku sudah tidak mood. Kopiku yang belum tersentuh tadinya panas kini menjadi dingin.

"Us." Ia menatap mataku dalam.

"What's wrong with us?" Aku tak mengerti.

"Jangan pura-pura bodoh."

Apa-apaan sih dia? Aku yang sedang tidak mood tambah menjadi muak dengan percakapan ini.

"I can't take this, okay? Aku tidak kuat dengan hubungan tanpa status ini, Shilla. I love you, I really do." Ia mengacak-acak rambutnya seperti orang frustasi.

Aku mematung.

This shouldn't be happening.

Aku tidak tau mengapa tetapi aku merasa ini tidak pantas.

"But, Nash. I can't. Derajat kita berbeda. Aku belum siap dengan tanggapan fans-fansmu." Aku menuduk.

"Dan juga, aku sudah bertemu dengan yang lain," lanjutku dengan suara yang mengecil.

Ya, aku menganggap lelaki Omegle itu crushku. Aku bodoh? Banyak yang bilang begitu kepadaku. Tetapi aku hanya ingin menjadi diriku. Tidak peduli dengan perkataan orang lain.

Nash menatap mataku dalam. "Siapa lelaki itu?" tanyanya tak suka.

"Aku belum tau namanya tetapi kami bertemu di Omegle dan berencana untuk bertemu." Aku menunduk.

Sejujurnya, aku cinta dengan Nash. Jangan anggap aku salah. Namun aku fans yang masih tau diri dan memikirkan Nash agar ia tidak malu di depan media.

"Bodoh." Nash menggebrak meja, berdiri dan meninggalkan minumannya yang masih tersisa setengah, juga aku dengan rasa bersalahku.

Omegle → Nash GrierWhere stories live. Discover now