PART 1 - Hans?

28.5K 874 4
                                    

Udara Berlin masih belum tercampur polusi. Suasana pagi itu sangat sejuk dan segar, membuat Annie kembali menarik selimut dan semakin terlelap dalam tidurnya, sampai tiba-tiba alarm Kate berbunyi nyaring terasa menusuk telinga.

Kriiing... Kriiing...

"Ya Tuhan mengejutkan saja. Kate matikan alarmmu!" teriak Annie yang sibuk menutupi telinganya dengan bantal.

Dengan berusaha sekeras mungkin mengerjapkan matanya, Kate mengguncang-guncang tubuh sahabatnya itu, "Annie bangunlah. Ini hari Minggu."

"Lalu mengapa kalau hari Minggu? Semestinya kau juga tidak usah menghidupkan alarm."

"Apa kau lupa? Kau kan mengganti shift kerjamu di hari Minggu menjadi pagi hari."

"Yang benar saja Kate. Ini hari Sabtu." Dengan cepat Annie melihat kalender yang terdapat pada memonya. "Astaga ini hari Minggu. Bye Kate aku harus buru-buru." Sahutnya yang berlari terhuyung-huyung menuju kamar mandi kemudian pergi meninggalkan apartemen kecil itu.

Annie berlari ke tempat kerja part time nya di salah satu butik terkenal di Berlin. Ia baru bekerja satu bulan setelah berkali-kali dipecat di tempat kerja lain karena kebosanannya hingga akibatnya ia sering bolos. Tapi kini ia bertekad untuk mempertahankan pekerjaannya ini, apalagi gaji yang diterimanya di butik itu lumayan menggiurkan daripada tempat kerja yang lain.

Jam masuk kerjanya tinggal beberapa menit lagi sementara bus yang semestinya ia naiki sudah berangkat lebih dahulu. Mau tidak mau dengan boots cokelatnya, ia berlari sekencang mungkin mengejar waktu.

"Tepat waktu!" sahutnya puas dan dengan bangga mengganti pakaiannya dengan pakaian kerja.

"Tepat waktu katamu? Lewat tiga menit." Sahut pria berpita merah di sudut ruangan yang perlahan berjalan menuju Annie.

Pria itu bernama Dave. Tubuhnya proporsional. Lengannya yang terlihat maskulin membuat orang tak menyangkanya bahwa ia adalah seorang gay. Ia tinggal bersama kakak laki-lakinya. Bisa dibayangkan betapa menyeramkan menjadi kakak laki-laki Dave. Tapi mungkin juga jika mereka ternyata sejenis, haha. Membicarakan kehidupan Dave saja sudah membuat Annie merinding, apalagi harus melihat tingkah lakunya yang melebihi seorang wanita setiap hari.

Dave menyilangkan kedua tangannya di dada. "Hans ke sini kemarin sore."

"Apa? Kau yakin?" Mata Annie melotot selebar mungkin, tidak percaya dengan apa yang telah didengarnya.

"Kau tahu aku pengingat yang baik. Aku ingat dia kekasihmu, Hans."

"Untuk apa? Apa dia tahu aku bekerja di sini? Oh tidak aku sangat malu. Tidak mungkin aku jujur padanya bahwa kekasihnya ini adalah seorang pelayan. Hancur sudah hidupku. Aku..."

Tidak menghiraukan sikap Annie yang berlebihan, Dave melanjutkan, "Tidak, sepertinya dia tidak tahu. Dia bersama wanita."

Seketika tubuh Annie membeku. Mana mungkin kekasihnya yang selama ini mengantar jemput ke mana saja ia pergi tiba-tiba mengkhianatinya. Memang di bayang-bayang Annie, pria tampan dan kaya seperti Hans kebanyakan adalah tipe pria yang brengsek.

"Siapa wanita itu?"

Belum sempat Dave menjawab pertanyaan temannya itu, tubuh Annie sudah tergulai lemas ke lantai.

**

"Sudahlah Annie, mungkin pria itu bukan Hans. Dave pasti salah lihat."

"Tapi Dave menceritakannya dengan sangat yakin. Dan ia membuatku sangat percaya, Kate." isak Annie yang sudah sejak siang tadi sangat membuat Kate sesak.

She's MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang