"Terserah siapa yang salah, saya hanya ingin pelakunya segera berlutut di depan saya untuk minta maaf dan ganti rugi. Di sini saya benar-benar dirugikan,"ujar Clara setelah terdiam cukup lama. Usai perkelahiannya dengan Sera, dimana ia memilh untuk diam karena cukup paham dengan power gadis itu, kini ia harus berhadapan lagi dengan Sera. Situasi sialan macam apa lagi ini? Terlebih pengakuan dari satpam yangg mengatakan tersangka paling utamanya adalah Isabella. 

"Saya bisa kirim rekaman CCTV di rumah saya, Miss. Semalaman saya tidak pergi kemana pun, pulang sekolah kemarin juga saya selalu bersama Shaga." Isabella segera menoleh tidak percaya setelah mendengar penuturan dari mulut Sera langsung. Sejauh apa hubungan Shaga dan Sera saat ini? "Jika tidak percaya Miss bisa langsung bertanya pada Shaga atau bahkan Marvin, kemarin kami bertemu di tempat pacuan kuda."

Penjelasan singkat Sera berhasil membungkam mulut Isabella yang sejak tadi berusaha menyudutkan Sera.

"Emang kurang ajar lo ya, Isabella! Lo pura-pura ngedukung gue tapi nyatanya kelakuan lo bener-bener kayak bajingan, atas dasar apa lo rusak semua barang bahkan lembar coretan Olimpiade gue?" Clara bangkit berusaha untuk meraih tubuh Isabella.

"It's up to you if you want to kill each other here, I don't care. As long as my name is not dragged into this unclear matter, until I hear again, I will not hesitate to expose your rottenness," tuka Sera penuh penekanan.

"Saya beneran bersungguh-sungguh Miss, sampai nama saya ikut terseret lagi, nama kalian yang akan jadi korbannya. Jangan lupa pihak sekolah terlalu banyak menyembunyikan rahasia yang menjatuhkan nama saya hanya demi membela Isabella atas permintaan Ibunya, saya juga bisa gunakan power saya jika muak nanti." Setelahnya Sera melenggang keluar ruangan meninggalkan Shaga yang berdiri dengan tatapan sulit diartikan.

"Akan saya kirimkan bukti-bukti bukan Sera yang melakukan," ujar Shaga setelah sekian lama bungkam.





******


Sera hari ini benar-benar berakhir pulang dengan Zoya, gadis itu bersikeras untuk tidak pulang bersama Shaga meskipun sudah dipaksa. Namun, Sera tetaplah Sera. Jika ia tidak mau maka sampai akhir tidak akan mau.

Jadilah gadis itu duduk di alphard bersama Zoya yang sebenarnya setia menemani gadis itu kemana pun ia melangkah, hanya saja beberapa hari terakhir ini Sera lebih sering bersama Shaga.

"Orang tuanya Kak Clara beneran nggak terima, itu berimbas seratus persen ke Isabella deh kayaknya. Yang gue denger jam istirahat kedua tadi ada diadain rapat untuk ini karena beritanya nyebar kemana-mana, Mommynya Isabella juga dipanggil." Tanpa perlu Sera minta Zoya membeberkan informasi-informasi penting yang sudah pasti sangat ingin Sera dengar.

"Beritanya sih Isabella kena depak dari OSIS karena udah mencemarkan nama baik organisasi, banyak berita simpang siur kalau ada orang yang juga langsung ngasih tekanan ke ketua yayasan buat jabatannya dicopot, padahal sebentar lagi dia bakalan kampanye buat pencalonan ketua OSIS kan ya? Hancur banget. Terus juga kena skors sampai mendekati ujian semester satu dan diminta ganti rugi. Tapi... Ini beneran sanksinya berat banget sih, kayak gue nggak kepikiran sampai sana lho Ser. Gue pikir cuman kena skors sama ganti rugi, tapi pencopotan jabatan itu kira-kira campur tangan siapa ya? Lo bukan, Ser?"

Sera mendelik tidak terima, enak saja, ia ini anak baik. Tidak mungkin ikut campur urusan begitu. Dirinya mana sudi turun tangan langsung untuk membantai Isabella. Ada Zoya, untuk apa ia mengotori tangan sucinya ini? Nanti dirinya masuk neraka lagi. Kalau ia masuk neraka, bagaimana dirinya bisa bertemu dengan Mamah Yiren coba?

INVISIBLE STRINGWhere stories live. Discover now